31.8 C
Medan
Monday, May 13, 2024

Bapak Empat Anak Tewas Disambar Petir

GUNUNG MALELA- Misiran (55), warga Huta II, Nagori Bandar Siantar, Kecamatan Gunung Malela, meregang nyawa akibat tersambar petir di perladangan miliknya, Selasa (1/10) jelang magrib.

Informasi dihimpun dari pihak keluarga korban, sebelum kejadian, korban pergi bersama istrinya Painem (55) ke ladang Selasa (1/10), pagi sekira pukul 08.00 WIB, guna mengumpulkan batang coklat yang sebelumnya sudah ditebangi. Sekira pukul 16.00 WIB, cuaca mendung, lalu Paniem pulang lebih awal mengingat pekerjaan dapur belum selesai.

Tak berapa lama setelah istrinya pulang, hujan lebat disertai angin kencang bercampur petir di perkampungan tempat tinggal mereka. “Semalam hujan turun begitu lebat disertai suara petir. Petir keras terdengar sekira pukul setengah lima sore,” terang Wondo, warga sekitar.

Menjelang magrib, Painem curiga karena suaminya tak kunjung pulang, sementara saat itu hujan sudah mulai reda. Karena khawatir, Painem kembali ke ladang yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya, guna mengecek keberadaan si suami.

Baru sampai di gubuk, Painem terkejut mendapati suaminya sudah tak bernyawa dengan kondisi setengah tubuh suaminya gosong. Painem spontan menjerit minta tolong. Mendengar jeritan Painem, empat orang anaknya langsung berdatangan ke lokasi kejadian.

Korban kemudian dibawa pulang untuk disemeyamkan. Hasil rembukan keluarga, korban tidak divisum karena dirasa kematiannya murni karena tersambar petir. Kesesokan harinya, Rabu (2/10), dibantu tetangga dan masyarakat, korban dikebumikan di TPU Huta II, Nagori Bandar Siantar, Kecamatan Gunung Malela, sekira pukul 11.00 WIB. “Kami yakin kalau suamiku meninggal karena kena sambar petir. Jadi tidak perlu divisum,” ujar Painem singkat.

Pangulu Nagori Bandar Siantar Arsat, ketika dikonfirmasi METRO, Rabu (2/10) membenarkan Misiran, korban yang tewas akibat tersambar petir adalah warga Huta II, Nagori Bandar Siantar, Kecamatan Gunung Malela yang memiliki 4 orang anak. “Korban tidak divisum karena permintaan keluarga sendiri. Katanya Misiran meninggal murni tersambar petir dan dan tidak menaruh prasangka buruk terhadap orang lain,” ujar pangulu.

Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Bangun Ipda Ahmad Yani, ketika dikonfirmasi melalui via telepon, mengaku pihaknya tidak mendapat laporan terkait tewasnya salah seorang warga Huta II, Nagori Bandar Siantar, Kecamatan Gunung Malela yang tersambar petir. (end/dro)

GUNUNG MALELA- Misiran (55), warga Huta II, Nagori Bandar Siantar, Kecamatan Gunung Malela, meregang nyawa akibat tersambar petir di perladangan miliknya, Selasa (1/10) jelang magrib.

Informasi dihimpun dari pihak keluarga korban, sebelum kejadian, korban pergi bersama istrinya Painem (55) ke ladang Selasa (1/10), pagi sekira pukul 08.00 WIB, guna mengumpulkan batang coklat yang sebelumnya sudah ditebangi. Sekira pukul 16.00 WIB, cuaca mendung, lalu Paniem pulang lebih awal mengingat pekerjaan dapur belum selesai.

Tak berapa lama setelah istrinya pulang, hujan lebat disertai angin kencang bercampur petir di perkampungan tempat tinggal mereka. “Semalam hujan turun begitu lebat disertai suara petir. Petir keras terdengar sekira pukul setengah lima sore,” terang Wondo, warga sekitar.

Menjelang magrib, Painem curiga karena suaminya tak kunjung pulang, sementara saat itu hujan sudah mulai reda. Karena khawatir, Painem kembali ke ladang yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya, guna mengecek keberadaan si suami.

Baru sampai di gubuk, Painem terkejut mendapati suaminya sudah tak bernyawa dengan kondisi setengah tubuh suaminya gosong. Painem spontan menjerit minta tolong. Mendengar jeritan Painem, empat orang anaknya langsung berdatangan ke lokasi kejadian.

Korban kemudian dibawa pulang untuk disemeyamkan. Hasil rembukan keluarga, korban tidak divisum karena dirasa kematiannya murni karena tersambar petir. Kesesokan harinya, Rabu (2/10), dibantu tetangga dan masyarakat, korban dikebumikan di TPU Huta II, Nagori Bandar Siantar, Kecamatan Gunung Malela, sekira pukul 11.00 WIB. “Kami yakin kalau suamiku meninggal karena kena sambar petir. Jadi tidak perlu divisum,” ujar Painem singkat.

Pangulu Nagori Bandar Siantar Arsat, ketika dikonfirmasi METRO, Rabu (2/10) membenarkan Misiran, korban yang tewas akibat tersambar petir adalah warga Huta II, Nagori Bandar Siantar, Kecamatan Gunung Malela yang memiliki 4 orang anak. “Korban tidak divisum karena permintaan keluarga sendiri. Katanya Misiran meninggal murni tersambar petir dan dan tidak menaruh prasangka buruk terhadap orang lain,” ujar pangulu.

Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Bangun Ipda Ahmad Yani, ketika dikonfirmasi melalui via telepon, mengaku pihaknya tidak mendapat laporan terkait tewasnya salah seorang warga Huta II, Nagori Bandar Siantar, Kecamatan Gunung Malela yang tersambar petir. (end/dro)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/