Kerusuhan kembali terjadi pada peringatan 40 tahun perang Arab-Israel. Sedikitnya 50 orang tewas dan puluhan terluka di Mesir dalam bentrokan antara polisi dan pendukung Presiden terguling Mohammed Morsi.
Lebih dari 200 anggota Ikhwanul Muslimin ditangkap di Kairo, di mana sebagian besar korban kerusuhan meninggal
Pendukung Morsi menggelar unjuk rasa di beberapa kota, ketika pemerintah yang didukung pihak militer menandai peringatan 40 tahun perang Arab-Israel 1973.
Pendukung Morsi mengatakan ia digulingkan dalam kudeta militer pada bulan Juli.
Ratusan orang berkumpul di Kairo Tahrir Square untuk memperingati perayaan itu.
Jet dan helikopter Apache terbang dalam formasi sebagai bagian dari pameran peralatan perang militer.
Kerumunan bersorak ketika pesawat itu terbang melintasi mereka, sejumlah orang membawa gambar kepala pertahanan Jenderal Abdel Fattah al-Sisi. Beberapa pihak di Mesir menginginkan dia menjadi presiden berikutnya.
Namun wartawan BBC Quentin Sommerville di Kairo mengatakan ribuan pendukung Morsi juga turun ke jalan dan mencoba mengarah ke pusat kota sambil meneriaki Jenderal Sisi sebagai pembunuh.
Pasukan keamanan melemparkan gas air mata dan melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk menghentikan mereka.
Lebih dari 200 anggota Ikhwanul Muslimin ditahan dalam protes itu.
Kerusuhan akhirnya pecah di jalan selama berjam-jam, terlihat kobaran api dan asap hitam membubung di beberapa bagian ibukota.
Namun pihak militer berhasil menjaga jarak dengan para pendukung pihak yang berseberangan, kata wartawan kami .
Kementerian dalam negeri sebelumnya memperingatkan akan menghadapi segala “upaya yang dapat menggangu perayaaan 6 oktober.” kata kantor berita negara, Mena.
Dalam pidatonya di televisi, Perdana Menteri Hazem Beblawi menggambarkannya sebagai “masa kritis” bagi negara dan mendesak Mesir untuk “berdiri bersama-sama, bersikap optimis tentang masa depan.”
Kementerian kesehatan mengatakan bahwa selain Kairo, terdapat juga satu orang tewas di Delga, sekitar 300 km di selatan Kairo, dan satu lagi di Bani Suef, 80km sebelah selatan ibukota.
Bentrokan juga terjadi di Terusan Suez dari kota Ismailiya.
Ratusan demonstran Islam tewas dalam kekerasan sejak tergulingnya presiden Morsi pada bulan Juli, 13 bulan setelah ia terpilih sebagai presiden.
Dia dan tokoh Ikhwanul Muslimin senior lainnya dipenjara dan diadili. Pemerintah juga melarang Ikhwanul Muslimin untuk beraktivitas. (int)
Kerusuhan kembali terjadi pada peringatan 40 tahun perang Arab-Israel. Sedikitnya 50 orang tewas dan puluhan terluka di Mesir dalam bentrokan antara polisi dan pendukung Presiden terguling Mohammed Morsi.
Lebih dari 200 anggota Ikhwanul Muslimin ditangkap di Kairo, di mana sebagian besar korban kerusuhan meninggal
Pendukung Morsi menggelar unjuk rasa di beberapa kota, ketika pemerintah yang didukung pihak militer menandai peringatan 40 tahun perang Arab-Israel 1973.
Pendukung Morsi mengatakan ia digulingkan dalam kudeta militer pada bulan Juli.
Ratusan orang berkumpul di Kairo Tahrir Square untuk memperingati perayaan itu.
Jet dan helikopter Apache terbang dalam formasi sebagai bagian dari pameran peralatan perang militer.
Kerumunan bersorak ketika pesawat itu terbang melintasi mereka, sejumlah orang membawa gambar kepala pertahanan Jenderal Abdel Fattah al-Sisi. Beberapa pihak di Mesir menginginkan dia menjadi presiden berikutnya.
Namun wartawan BBC Quentin Sommerville di Kairo mengatakan ribuan pendukung Morsi juga turun ke jalan dan mencoba mengarah ke pusat kota sambil meneriaki Jenderal Sisi sebagai pembunuh.
Pasukan keamanan melemparkan gas air mata dan melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk menghentikan mereka.
Lebih dari 200 anggota Ikhwanul Muslimin ditahan dalam protes itu.
Kerusuhan akhirnya pecah di jalan selama berjam-jam, terlihat kobaran api dan asap hitam membubung di beberapa bagian ibukota.
Namun pihak militer berhasil menjaga jarak dengan para pendukung pihak yang berseberangan, kata wartawan kami .
Kementerian dalam negeri sebelumnya memperingatkan akan menghadapi segala “upaya yang dapat menggangu perayaaan 6 oktober.” kata kantor berita negara, Mena.
Dalam pidatonya di televisi, Perdana Menteri Hazem Beblawi menggambarkannya sebagai “masa kritis” bagi negara dan mendesak Mesir untuk “berdiri bersama-sama, bersikap optimis tentang masa depan.”
Kementerian kesehatan mengatakan bahwa selain Kairo, terdapat juga satu orang tewas di Delga, sekitar 300 km di selatan Kairo, dan satu lagi di Bani Suef, 80km sebelah selatan ibukota.
Bentrokan juga terjadi di Terusan Suez dari kota Ismailiya.
Ratusan demonstran Islam tewas dalam kekerasan sejak tergulingnya presiden Morsi pada bulan Juli, 13 bulan setelah ia terpilih sebagai presiden.
Dia dan tokoh Ikhwanul Muslimin senior lainnya dipenjara dan diadili. Pemerintah juga melarang Ikhwanul Muslimin untuk beraktivitas. (int)