BELAWAN- Sedikitnya, 1.680 rumah di kawasan Medan Utara dan Deliserdang dikepung banjir akibat hujan deras yang mengguyur selama beberapa hari belakangan ini.
Di Kabupaten Deliserdang, banjir merendam 4 desa di Kecamatan Hamparan Perak. Sedangkan di wilayah utara Kota Medan, banjir terparah merendam Kecamatan Medan Marelan dan Medan Labuhan, Senin (7/10) kemarinn
Dari amatan Koran ini di Kecamatan Medan Marelan, titik banjir terparah terjadi Komplek Perumahan KPUM Kelurahan Terjun. Ada sekitar 250 unit rumah yang dihuni 500 Kepala Keluarga (KK) terendam sejak 5 hari lalu.
Warga yang mulai mengalami penyakit kulit gatal-gatal dan diare, belum dievakuasi pemerintah setempat, baik kelurahan maupun kecamatan.
“Sudah 5 hari rumah kami terendam, tapi pihak pengembang perumahan maupun kelurahan dan kecamatan belum ada mendirikan posko apapun. Kalau sampai besok (hari ini, Red) tetap tidak ada juga, kami akan ramai-ramai mendatangi kantor lurah dan camat untuk menginap di sana,” ujar Jhon Manurung (39), salah seorang warga yang rumahnya terendam banjir.
Selain di Komplek KPUM, banjir juga merendam permukiman warga di Lingkungan IV, XII, XVIII dan XIX Kelurahan Terjun. Diperkirakan, 90-an permukiman dan rumah ibadah terendam. Dampak banjir mengakibatkan aktivitas warga terganggu. “Banjir sudah 2 hari karena parit (drainase) tak berfungsi dengan baik,” kata Arman warga Jalan Kapten Rahmad Buddin, Marelan.
Lurah Terjun Kecamatan Medan Marelan Azwar mengatakan, banjir terjadi di beberapa titik di kelurahanya. Penyebabnya, karena saluran drainase tidak berfungsi dengan baik, dan mesti direnovasi agar mampu menampung debit air.
“Di lingkungan IV memang sering terjadi banjir setiap kali hujun turun disebabkan saluran drainase kurang berfungsi dengan baik. Sedangkan untuk di Komplek KPUM, anak sungainya perlu dilakukan pengerukan menggunakan alat berat,” ungkap, Azwar.
Azwar mengakui, posko untuk korban musibah banjir sampai saat ini belum didirikan.”Belum ada posko didirikan untuk para korban, tapi saat ini sedang kita upayakan,” katanya.
Di Kecamatan Medan Labuhan, banjir sedikitnya merendam 440 unit rumah di Kelurahan Sei Mati, Martubung dan Pekan Labuhan. Titik terparah banjir terjadi di Lingkungan I,II,III, XIV, XVII dan XVIII Kelurahan Sei Mati, dengan jumlah 300 rumah. Banjir di daerah ini dipicu oleh tumpatnya saluran gorong-gorong yang ada. Sedangkan di Kelurahan Martubung, total rumah serta kantor instansi yang kebanjiran diperkirakan mencapai 120 unit rumah.
Lurah Martubung Edi Sharizal menjelaskan, dari seratusan rumah yang terendam, terparah terjadi di kawasan Komplek Graha Martubung Lingkungan V Cingwan, Medan Labuhan.”Ada sekitar 60 rumah yang terendam, untuk posko pengungsi sudah didirikan, termasuk bantuan perahu karet dari Yonmarhanlan I Belawan,” terang Edi.
Banjir di utara Kota Medan juga membuat aktivitas belajar mengajar ribuan siswa di beberapa sekolah untuk sementara terpaksa diliburkan. Sekolah yang meliburkan siswanya yakni SMP dan SMK YP Harapan Mekar Kecamatan Medan Marelan serta SD Negeri 060942 Titipapan Kecamatan Medan Deli.
Kepala SD Negeri 060942 Sudarno mengatakan, pihaknya terpaksa meliburkan siswa karena banjir setinggi 30-40 centimeter merendam seluruh ruangan dan halaman sekolah. Selain areal sekolah, genangan air juga mengakibatkan berbagai fasilitas buku pelajaran di ruang perpustakaan basah terendam air.
“Kita liburkan karena seluruh ruang kelas termasuk perpustakaan dipenuhi air, banyak buku dan arsip basah terendam. Genangan air terjadi disebabkan tumpatnya saluran gorong-gorong, makanya tak hanya sekolah rumah warga dan kelenteng juga tergenang banjir,” kata Sudarno.
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan Dzulmi Eldin yang prihatin dengan keadaan warga di Medan Utara langsung menginstruksikan Kepala Dinas Bina Marga untuk mengambil langkah.
“Saya prihatin dengan kondisi warga di Medan Utara, untuk itu Pemko Medan akan bekerja semaksimal mungkin untuk menanggulangi banjir tersebut,” katanya disela-sela kunjungan pengorekan drainase di Jalan Denai Kecamatan Medan Area, Senin (7/10).
Ditempat yang sama Kadis Bina Marga Khairul Syahnan mengatakan, dirinya telah mengintruksikan jajarannya untuk terjun langsung kedaerah yang terkena banjir tersebut, agar dapat mencari solusi dan penanganan segera.
Pihaknya juga telah melakukan tender terhadap proyek pengerjaan pengorekan saluran drainase di kawasan Medan Utara. Dalam waktu dekat proyek pengerjaan akan dilakukan, “Sudah ada pemenang tender untuk pengorekan saluran drainase di kawasan Medan utara,” katanya.
Sementara itu, banjir juga merendam 4 Desa di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang. Sekitar 900-an rumah dihuni sedikitnya 999 KK terendam banjir mencapai ketinggian 50 hingga 80 centimeter. Dari data diperoleh rumah di 4 Desa yang terendam yakni Komplek Yuki Desa Hamparan Perak Kecamatan Hamparan Perak dengan jumlah permukiman yang terendam mencapai 223 unit rumah atau dihuni 240 KK. Desa Tandem Hilir 330 unit rumah dihuni 350 KK, Desa 100 unit rumah dihuni 118 KK dan di Desa Klumpang sebanyak 225 rumah dihuni 251 KK.
Camat Hamparan Perak M Faisal Nasution menyebutkan, dalam mengantisipasi para korban banjir pihaknya telah melakukan langkah tanggap darurat bekerja sama dengan Tagana Kemensos RI mendirikan posko pengungsian, berikut mendirikan dapur umum dan posko kesehatan.
Bupati Deliserdang, H Amri Tambunan yang sempat melakukan peninjauan ke dapur umum dan posko kesehatan korban banjir mengatakan, pihaknya akan segera menurunkan alat berat (beko) untuk melakukan pengerukan di sekitar aliran anak sungai yang berada di sekitar permukiman warga, agar debit air segera surut.
4 Kecamatan Terendam
Banjir juga terjadi di Kabupaten Langkat. Sedikitnya empat kecamatan terendam banjir dan ratusan kepala keluarga sementara mengungsi. Pemkab Langkat dirikan posko siaga sekaligus salurkan bantuan kebutuhan.
Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu yang bertepatan tidak mengambil cuti kampanye Pemilukada diketahui sejak pukul 11.00 WIB meninjau beberapa lokasi terendam air hujan, Senin (7/10).
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab Langkat, Iwan Syahri menjelaskan, dari data dikumpulkan pihaknya tercatat di Kecamatan Batang Serangan pemukiman terkena rendaman di Desa Bamban dan Karya Jadi.
Untuk dua desa tersebut di dusun Pujidadi 400 KK, Dusun Sumber Rejo 70 KK, Dusun 10 20 KK dan Dusun Batang Teladan 20 KK. Sedangkan Dusun Samitresno 200 KK, Karya Jadi 50 KK, Kelurahan Pekan Batang Serangan Lingkungan Benteng Titi Besi 150 KK. Total keseluruhannya di kecamatan tersebut terkena musibah 910 KK dan pengungsi 150 KK.
Sesuai data dimiliki BPBD, di Kecamatan Secanggang persisnya Desa Karang Gading 155 KK, Kepala Sungai 147 KK, Karang Anyer 22 KK, Perkotaan 107 KK, sedangkan sawah terendam 402 Ha. Di Kecamatan Padang Tualang ada 2 desa dengan jumlah kepala keluarga 547 diantaranya Desa Sukai Dusun Tegal Rejo 192 KK, Desa Tebing Tanjung Selamat Dusun 11 Tegal Rejo 230 KK dan Dusun 12 Benteng Rejo 125 KK.
“Upaya sudah dilakukan BPBD bersama kantor sosial, di antaranya mendirikan posko siaga dan salurkan 295 kotak mie instan dan 195 kotak air mineral di Kecamatan Batang Serangan. Dari data kita, tidak ada korban jiwa,” jelasnya. (rul/gus/dik/jie)