Sebuah survei nasional mendapati, dokter-dokter dan mahasiswa kedokteran di Australia mengalami stress psikologis pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan komunitas pada umumnya.
Organisasi kesehatan mental di Australia, Beyond Blue, mewawancarai lebih dari 14.000 dokter dan mahasiswa kedokteran. Studi ini mendapati, satu dari lima mahasiswa dan satu dari 10 dokter pernah punya pikiran untuk bunuh diri.
Hampir empat persen dokter mengalami stres psikologis tingkat tinggi. Angka ini jauh lebih tinggi dari komunitas pada umumnya.
Beyond Blue mengatakan, dokter kanker terhitung sebagai yang paling stres di antara semua dokter spesialis, sedangkan dokter muda perempuan adalah yang paling berisiko mengalami gangguan kesehatan mental.
Mantan Ketua Ikatan Dokter Australia dan penasihat Beyond Blue, dr Mukesh Haikerwal, mengatakan, bekerja di sektor kesehatan tidak mudah. “Kami mengalami banyak trauma,” katanya kepada ABC. “Trauma psikologis, trauma fisik, dan hal-hal lain yang memengaruhi cara kami bekerja.”
Ia mengatakan, stres bisa mulai muncul sejak masih kuliah. Banyak bullying yang terjadi di bagian-bagian tertentu dalam proses studi. “Selain itu, tentu saja jam kerja yang berat sebelum menjadi dokter penuh,” katanya.
Kate Carnell, Direktur Eksekutif Beyond Blue, mengatakan, banyak dokter masih enggan mengakui bahwa mereka memiliki masalah kesehatan mental dan membutuhkan perawatan. “Hampir 59 persen dokter merasa malu menjadi pasien dari dokter lainnya,” katanya.
Carnell mengatakan, stigma tentang kesehatan mental dalam komunitas medis masih kuat. “Sekitar 45 persen merasa mengalami depresi atau kecemasan adalah tanda kelemahan,” katanya. (int)