MEDAN-Sakit hati hubungannya dengan janda tiga anak tak direstui orangtua, seorang ABG yang masih berusia 16 tahun nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Jasad kaku Muhamad Afandi pertama kali ditemukan ibunya, Ani (49) tergantung dengan kondisi mata melotot di pintu tengah rumahnya, Jl. Eka Karya Pasar III, Senin (14/10) sekira pukul 17.30 WIB.
Info yang dihimpun POSMETRO MEDAN (grup JPNN) dari warga sekitar, sore sebelum menempuh jalan pintas yang dilarang agama itu, Ani sempat memarahi putranya yang putus sekolah itu karena ketahuan pacaran dengan janda bernama Sri (36), warga Pasar Merah Medan. “Hubungannya nggak direstui. Makanya dia dimarahi orangtuanya. Wajar juga ibunya marah, pulaknya korban pacaran sama janda tiga anak. Saat ibunya pergi ke luar rumah itulah, korban gantung diri dengan tali kambing,” beber tetangga korban yang minta namanya tak dikorankan.
Sementara itu, Fitri (30) warga sekitar mengaku kaget mengetahui kematian korban. Sebab, menurut wanita berambut panjang itu, satu jam sebelum kejadian, ia masih sempat disapa korban saat berpapasan di depan gang. “Terkejut kalilah, padahal tadi aku sempat ditegor sama dia,” ucapnya.
Masih kata Fitri, semasa hidupnya, korban dikenal sebagai sosok anak berprilaku baik dan ramah. Tapi belakangan ini, pasca putus dengan pacarnya, ia memang senter dikabarkan pacaran dengan janda tiga anak.
“Padahal baik dan ramah kali anaknya. Mamaknya nggak suka karena dia pacari janda. Sebetulnya salah orangtuanya juga, ngapain dia diatur-atur lagi. Mungkin dia sakit hati. Apalagi dia mungkin sudah terlanjur sayang dengan janda itu,” tandas Fitri. Bahkan yang paling mengejutkan, ternyata Ani mengetahui niat bunuh diri anak ketiga dari empat bersaudara itu. Karena sebelum gantung diri, Ani sempat melihat korban mengambil tali kambing dari atas lemar kamarnya. Hal ini dikatakan tetangga korban bernama Aji (25).
“Sebelum korban ditemukan tewas, ibunya sempat keluar memberitau dan minta tolong pada warga bahwa anaknya mau gantung diri. Tapi kelamaan, setelah ibunya kembali ke rumah bersama warga, korban sudah tewas duluan,” ujar pria yang mengenakan baju abu-abu itu. ” Aku saja bingung kenapa ibu itu tak melarang anaknya. Malah minta tolong ke luar, anehlah bang,” sambungnya. Pasca ditemukan tergantung, warga langsung menurunkan jenazah korban dan menghubungi polisi. Hingga Selasa (15/10) siang, kasus ini masih jadi buah birir warga sekitar. “ Kami aneh aja dengar kronologisnya. Lagian saat kejadian kami lihat ibunya tak menangis,” celoteh beberapa ibu rumah tangga pada kru koran ini.
Sementara itu, Ani ibu korban yang ditemui awak koran ini mengaku merasa bersalah atas sikapnya pada Afandi. “Saya tau kemarin dia ngancam mau bunuh diri, tapi aku nggak percaya dia akan melakukannya. Aduh, aku merasa bersalah kali mas. Aku nggak nyangka dia akan senekat itu. Tega kali anakku itu mempelakukanku seperti ini,” lirih Ani. Wakapolsek Patumbak, AKP Andhoko yang dikonfirmasi mengatakan, kematian korban murni karena bunuh diri. Meski begitu, pihaknya masih akan terus melakukan penyelidikan. “Korban bunuh diri karena kecewa hubungannya dengan janda tiga anak tak direstui orangtuanya,” pungkas Andhoko. (cr-1/deo)