SUMUTPOS.CO – Bandara Internasional Kualanamu telah menyiapkan runway pengganti atau pengalihan. Hal ini untuk antisipasi kondisi Sinabung yang terus erupsi dengan mengeluarkan debu dan asap.
Pada hari normal, bandara terbesar di Sumatera ini akan mengaktifkan runway 23. Tetapi, bila kondisi sudah tidak memungkinkan, maka runway 05 yang akan diaktifkan untuk take off maupun landing di Kualanamu. General Manager Lembaga Penyelenggara Layanan Navigasi Penerbagan Indonesia (LPLNPI) Kantor Cabang Medan, Susanto menyatakan bahwa peralihan runway tersebut sudah menjadi peraturan dan wajib dilaksanakan karena ini untuk penyelamatan penerbangan. “Dunia penerbangan harus menyediakan keselamatan. Dan peralihan atau pergantian runway ini salah satunya,” ujarnya.
Dijelaskannya, peralihan runway tersebut akan dilakukan saat Sinabung mengeluarkan asap dan arah angin ke barat. Sebagai informasi posisi Kualanamu adalah sebelah barat dari Sinabung. “Bila minimal asap mencapai ketinggian 10 ribu kaki, maka kita akan mulai antisipasi. Kita akan langsung memberikan peringatan kepada maskapai bahwa ketinggian awan sudah patut diwaspadai,” jelasnya.
Untuk diketahui, runway 23 merupakan runway utama yang selalu dipakai dalam kondisi normal. Posisinya mengarah ke laut. Sedangkan runway 05 merupakan cadangan dan menhhadap ke arah Tanjungmorawa. “Keduanya sebenarnya jauh dari gunung. Hanya saja, bila dari runway 05 pesawat akan langsung berhadapan arah ke Tanjungmorawa, jadi sedikit agak jauh bila terkena asap maupun debu vulkanik, jadi lebih aman untuk dunia penerbangan,” tambahnya.
Terkait dengan keamanan runway 05, Susanto menyatakan sudah tidak ada masalah. Runway ini juga sudah beberapa kali digunakan bila angin tidak mengarah ke timur laut dan barat daya. “Runway ini sudah beberapa kali digunakan. Tetapi, kenapa dia tidak digunakan sebagai runway utama? Karena pandangan menara lebih baik dan lebih dekat dari laut daripada runway 05,” lanjutnya.
Hingga saat ini, belum ada pengaruh aktivitas Gunung Sinabung terhadap dunia penerbangan di Kualanamu. Selain karena kondisi arah angin, juga karena adanya hujan, sehingga debu maupun asap Sinabung langsung jatuh ke bawah. “Pesawat pada umumnya kan menjauhi daerah pegunungan. Hanya saja ada beberapa pesawat rute Nias dan yang ke Silangit itu lebih dekat bila melewati Sinabung. Tidak di atasnya, tetapi pinggirannya. Kalau mereka katakan, belum ada gangguan berarti ya,” tambahnya.
Susanto menyatakan, bila pesawat terkena debu vulkanik ini, akan menimbulkan kerusakan pada mesin pesawat. Seperti busi atau beberapa komponen pesawat langsung berkarat dan rusak. Sedangkan yang terparah, pesawat harus turun mesin. “Tapi, kalau untuk komunikasinya tidak. Hanya saja, biaya ganti mesin itu kan tidak murah. Atau saat melewati asap, akan membuat pesawat menjadi gluduk. Juga ada kemungkinan para penumpang merasa kepanasan dalam pesawat karena menghadapi asap panas. Ini tidak baik karena dalam penerbangan keamanan paling utama, ” lanjutnya.
Bila kondisi Sinabung semakin aktif dengan mengeluarkan asap dan debu vulkanik, sehingga mengganggu penerbangan, maka keputusan dari pengelola adalah menutup bandara. “Kondisi saat ini akan berbeda bila bandara masih di Polonia. Selain karena lebih dekat, arah angin juga sejajar dengan Polonia. Dunia penerbangan pasti lebih waspada saat ini bila posisinya masih di Polonia,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Data dan Informasi BMKG Sumut, Hendra Swarta menyatakan bahwa prediksi data dari BMKG, hingga sepekan ke depan cuaca Sumut akan seperti saat ini. Yaitu, arah angin dari Timur, dan kecepatan angin mencapai 20 knott.
Dijelaskannya, kondisi penerbangan Sumut sebenarnya masih aman karena jaraknya yang jauh lebih dari 60 km dan letaknya yang berlawanan. “Belum ada yang perlu ditakutkan, karena memang letaknya masih jauh,” jelasnya.
Walaupun begitu, dirinya mengimbau agar masyarakat tetap waspada dengan kondisi Sinabung. Karena berhubungan dengan alam, sehingga tidak ada yang tahu pasti seperti apa ke depannya. “Nanti pasti ada jalur yang dialihkan. Tapi, walaupun begitu, bukan berarti kita tidak waspada. Karena ini alam dan tidak ada yang dapat memprediksinya,” tutupnya.
Awan Panas Belum Berhenti
Informasi terakhir, awan panas belum berhenti keluar dari Sinabung. Awan panas kembali terlihat saat erupsi kedua Rabu (6/11), kemarin. Pada erupsi yang berlangsung di tengah hujan itu tidak diketahui jauh tembakan material ke udara karena tertutup kabut.
Kemarin, erupsi pertama terjadi pukul 14.27 WIB dengan durasi yang cukup panjang sekitar 29 menit. Awan panas tampak meluncur ke arah tenggara di erupsi kedua, tepat pukul 15.30 WIB, beruntung letusan yang mengarah ke barat daya ini tidak terlalu lama sekira 78 detik. Awan panas yang ditakutkan itu keluar dengan jarak luncur 500 meter.
“Ada rasa cukup kuatir di kita waktu itu karena pas gunung erupsi cuaca sangat gelap disertai hujan dan guntur bersahut sahutan,” ujar Pelin Sembiring, warga Laukawar, Desa Kutagugung, Kecamatan Namanteran.
Tidak hanya di Laukawar, hujan deras pada saat Sinabung beraktivitas juga terjadi di Kecamatan Tiganderket. Menurut Kepala Desa Tiganderket, Kesukanta Ginting, pihaknya langsung mengambil langkah dengan menutup keliling Los Pekan Tiganderket menggunakan tenda BNPB.
Erupsi seperti ini sebut Armen Putra dari Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung dapat saja berlangsung kembali. Namun begitu, sejauh ini pihaknya masih memberikan ambang bahaya pada radius 3 km dari titik erupsi Sinabung. Jika dirasakan membahayakan, tentu sambung Armen nantinya akan diberitahukan pemberitahuan lanjutan.
Sementara, kondisi pengungsi sejauh ini dalam penanganan Tim Tanggap Darurat. Di Los Pekan Tiganderket, tempat hampir seribuan warga Desa Mardinding mengungsi secara umum belum banyak mengalami masalah. Tetapi, pengungsi terlihat ada kendala pada perlunya tambahan wadah air bersih. Kades Tiganderket, Kesukanta Ginting Rabu (6/11) mengatakan kalau mereka telah menghubungi Dinas Sosial Pemkab Karo, tetapi sampai Rabu jelang petang belum juga sampai.
Awan panas gunung api Sinabung mulai tampak keluar dalam erupsi Selasa (5/11) pukul 14.23 WIB dan 14.55 WIB. Awan panas yang meluncur ke tenggara sejauh 1km yang tampak pecah di hutan hingga kemudian menuruni lereng gunung.
Sementara itu, tadi malam sekira pukul 20.57 WIB, terjadi erupsi lagi dengan ketinggian 500 meter. Di Laukawar, debu vulkanik sangat terasa. Menurut seorang warga di sana, Star Sembiring, cuaca cukup gelap hingga tidak banyak terpantau sejauh mana dampaknya. (ram/nng/smg)
KUALANAMU MASIH AMAN KARENA:
- Kondisi arah angin saat letusan Sinabung
- Adanya hujan
- Debu dan asap Sinabung langsung jatuh ke tanah
PERALIHAN RUNWAY JIKA SINABUNG MELETUS
Runway 23 (normal)
-Posisi landasan mengarah ke laut
-Posisi lebih dekat dengan menara
-Selalu menjadi runway utama
-Tidak digunakan jika angin saat letusan Sinabung mengarah ke Barat
RUNWAY 05 (CADANGAN)
-Posisi landasan menghadap ke Tanjungmorawa
-Posisi lebih jauh dari menara
-Dijadikan runway cadangan
-Digunakan jika angin saat letusan Sinabung mengarah ke Barat
CATATAN:
- Posisi Bandara Kualanamu berada di sebelah barat Sinabung
- Dialihkan jika asap mencapai ketinggian 10 ribu kaki
- Rute paling dekat dengan Sinabung adalah rute Nias dan Silangit
- Runway 05 sudah digunakan beberapa kali ketika angin tidak mengarah ke timur laut dan barat daya
EFEK LETUSAN SINABUNG TERHADAP PENERBANGAN
– Pesawat akan mengalami kerusakan jika terkena debu vulkanik, seperti busi atau beberapa komponen pesawat langsung berkarat dan rusak. Sedangkan yang terparah, pesawat harus turun mesin.
-Saat melewati asap akan membuat pesawat menjadi gluduk.
-Ada kemungkinan para penumpang merasa kepanasan dalam pesawat karena menghadapi asap panas.
-Jika letusan semakin besar dan berisiko tinggi, Kualanamu akn berhenti beroperasi
Sumber: LPLNPI Kantor Cabang Medan