26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

LSM Asing Ganggu Perekonomian Nasional

Jakarta- Wakil Ketua Komisi XI DPR Achsanul Qosasi meminta pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk memantau gerak-gerik LSM asing, Greenpeace yang belakangan sering menjelek-jelekkan kondisi lingkungan di Tanah Air.

Ia mensinyalir, LSM asing ini menjalankan misi sebagai kaki tangan negara luar untuk menguasai perekonomian nasional.

“Dalam persaingan bisnis global, pihak asing memang sering menggunakan LSM sebagai jalan masuk untuk merontokkan perusahaan-perusahaan lokal untuk kemudian menguasai perekonomian nasional. Jangan sampai kehadiran Greenpeace justru melemahkan perekonomian nasional. Kalau itu sampai terjadi, kita akan mengusir Greenpeace dari Indonesia,” tegas Achsanul kepada wartawan, Selasa (1/3).

Politisi Demokrat ini menambahkan, tidak tertutup kemungkinan pihak asing melalui Greenpeace ingin menguasai sumber daya alam Indonesia, terutama komoditas unggulan seperti kelapa sawit.
Karenanya, sambung Achsanul, tidak heran jika perusahaan nasional sering dijadikan Greenpeace sebagai sasaran tembak utama.

Achsanul juga mengaku risih dengan arogansi LSM asing Greenpeace yang seolah-olah menunjukkan Indonesia tidak tahu apa-apa. “Dengan dalih menyelamatkan hutan, LSM asing sering mendikte dan menjual data palsu ke pemerintah. Ini kan menunjukkan mereka arogan dan seakan-akan lebih tahu dari kita,” kritiknya.

Itu sebabnya, ia menggugat independensi Greenpeace serta mendesak pemerintah menyelidiki siapa di belakang Greenpeace. “Perlu diselidiki apakah Greenpeace masih independen atau sudah terjebak ke dalam permainan perusahaan asing. Kalau sudah dibeli, kita berhak mengusir mereka,” tegasnya.

Sementara itu, terkait kerja sama Golden Agri Resources Limited (GAR) dengan The Forest Trust (TFT) baru-baru ini, Direktur Eksekutif LSM Greenomics Indonesia Elfian Effendy menduga Greenpeace terlibat dalam kerjasama tersebut.

“Greenpeace kan terlibat dalam proses dialog dengan pihak GAR dan TFT. Sehingga publik mengetahui bahwa Greenpeace memang terlibat dalam dialog itu,” ucap Elfan.

Seperti diketahui, kerjasama GAR-TFT dimaksudkan guna mencari solusi tepat terkait pembangunan industri kelapa sawit secara keseluruhan sebagai bagian dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Greenpeace menyatakan tidak terlibat dalam kesepakatan tersebut. (net/jpnn)

Jakarta- Wakil Ketua Komisi XI DPR Achsanul Qosasi meminta pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk memantau gerak-gerik LSM asing, Greenpeace yang belakangan sering menjelek-jelekkan kondisi lingkungan di Tanah Air.

Ia mensinyalir, LSM asing ini menjalankan misi sebagai kaki tangan negara luar untuk menguasai perekonomian nasional.

“Dalam persaingan bisnis global, pihak asing memang sering menggunakan LSM sebagai jalan masuk untuk merontokkan perusahaan-perusahaan lokal untuk kemudian menguasai perekonomian nasional. Jangan sampai kehadiran Greenpeace justru melemahkan perekonomian nasional. Kalau itu sampai terjadi, kita akan mengusir Greenpeace dari Indonesia,” tegas Achsanul kepada wartawan, Selasa (1/3).

Politisi Demokrat ini menambahkan, tidak tertutup kemungkinan pihak asing melalui Greenpeace ingin menguasai sumber daya alam Indonesia, terutama komoditas unggulan seperti kelapa sawit.
Karenanya, sambung Achsanul, tidak heran jika perusahaan nasional sering dijadikan Greenpeace sebagai sasaran tembak utama.

Achsanul juga mengaku risih dengan arogansi LSM asing Greenpeace yang seolah-olah menunjukkan Indonesia tidak tahu apa-apa. “Dengan dalih menyelamatkan hutan, LSM asing sering mendikte dan menjual data palsu ke pemerintah. Ini kan menunjukkan mereka arogan dan seakan-akan lebih tahu dari kita,” kritiknya.

Itu sebabnya, ia menggugat independensi Greenpeace serta mendesak pemerintah menyelidiki siapa di belakang Greenpeace. “Perlu diselidiki apakah Greenpeace masih independen atau sudah terjebak ke dalam permainan perusahaan asing. Kalau sudah dibeli, kita berhak mengusir mereka,” tegasnya.

Sementara itu, terkait kerja sama Golden Agri Resources Limited (GAR) dengan The Forest Trust (TFT) baru-baru ini, Direktur Eksekutif LSM Greenomics Indonesia Elfian Effendy menduga Greenpeace terlibat dalam kerjasama tersebut.

“Greenpeace kan terlibat dalam proses dialog dengan pihak GAR dan TFT. Sehingga publik mengetahui bahwa Greenpeace memang terlibat dalam dialog itu,” ucap Elfan.

Seperti diketahui, kerjasama GAR-TFT dimaksudkan guna mencari solusi tepat terkait pembangunan industri kelapa sawit secara keseluruhan sebagai bagian dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Greenpeace menyatakan tidak terlibat dalam kesepakatan tersebut. (net/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/