JAKARTA -Paska menyita mobil-mobil yang diduga terkait dengan Akil Mochtar, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan memeriksa Muhtar Effendi. Sosok yang selama ini disebut-sebut menjadi operator dalam pencucian uang mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu. Tujuannya, untuk mengklarifikasi asal usul mobil.
Jubir KPK Johan Budi S.P saat dihubungi semalam mengatakan pihaknya pasti melakukan klarifikasi terkait mobil-mobil itu. Terutama, pada Muhtar Effendi dan Akil Mochtar. Tapi, tidak menutup kemungkinan kepada orang lain yang diduga memiliki kaitan dengan kepemilikan mobil tersebutn
“Untuk kapan, belum ada jadwal. Tapi, pasti dilakukan validasi,” ujarnya. Johan memastikan kalau pihaknya tidak merampas mobil-mobil itu. Semua akan divalidasi terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi dan pencucian uang yang dilakukan Akil Mochtar.
Di samping itu, upaya validasi juga untuk menetapkan status pada mobil-mobil yang disita. Apakah bisa segera dikembalikan, atau menunggu hingga proses persidangan tuntas. Jika menunggu sidang, berarti hakim yang memutuskan apakah mobil itu disita untuk negara atau tidak.
Lebih lanjut Johan menjelaskan, total mobil yang disita KPK saat ini mencapai 31 kendaraan. Jumlah tersebut lebih banyak dari berita sebelumnya yang menyebut 30 kendaraan. Sebab, pada Jumat (29/11) malam ternyata datang lagi satu mobil yang disita KPK. “Termasuk dua pelat merah,” katanya.
Saat disinggung lebih dalam soal Muhtar Effendi, Johan mengatakan tidak bisa memberi kesimpulan apapun. Begitu juga dengan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto yang enggan mengupas lebih dalam soal Muhtar. “ME (Muhtar Effendi) sudah pernah diperiksa sebagai saksi. Kelak, pasti akan diperdalam lagi,” jelas Bambang pada koran ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, sosok Muhtar Effendi bisa menjadi pintu masuk KPK untuk mengetahui dugaan pencucian uang yang dilakukan Akil. Bambang Widjojanto mengatakan kalau dia adalah gatekeeper dari kasus Akil. Kerabat Akil itu juga disebut-sebut sebagai operator penerima uang untuk jaringan Sumatera.
Dugaan awal, dia dan Akil melakukan bisnis jual mobil bersama. Muhtar sebagai layering yang menjalankan bisnis tersebut. Diawali dengan beli mobil second hand atau dari lelang, lantas diperbaiki. Setelah mobil dinilai laik pakai, kendaraan baru dilempar ke pasar.
Nah, menurut Bambang, saat ini KPK sedang menelusuri apakah uang yang digunakan untuk bisnis tersebut berasal dari tindak pidana korupsi. Bagaimana kaitan dengan uang suap yang diterima Akil juga mengalir untuk bisnis itu atau tidak. Itulah kenapa, KPK butuh mengklarifikasi semua itu kepadanya.
Terpisah, Akil Mochtar mengaku tidak mengenal sosok Muhtar Effendi yang disebut sebagai gatekeeper pencucian uang dirinya. “Jauh hari setelah nama Muhtar Effendi muncul, sudah saya tanyakan. Tapi Pak Akil mengaku tidak kenal nama tersebut,” ungkap kuasa hukum Akil, Tamsil Sjoekoer.
Menurut dia, hal itu menegaskan bahwa tidak benar jika dikatakan Akil memiliki kekerabatan dengan pengusaha konvensi atribut pilkada tersebut. “Pak Akil sampai sekarang belum pernah diperiksa terkait nama itu (Muhtar Effendi),” paparnya.
Dikonfirmasi terkait nama Akil kerap dibawa-bawa Muhtar yang disebut sebagai makelar perkara pilkada di MK? Tamsil mengaku tidak tahu itu. Dia akan mengkonfirmasi hal tersebut pada Akil dalam pemeriksaan di KPK hari ini (2/12).
“Kalau ada hakim lain yang pernah mendengar nama tersebut (Muhtar) saya tidak tahu. Dan saya akan tanya ke Pak Akil apakah dia juga pernah mendengar berita itu,” terangnya.
Sebelumnya Ketua MK yang baru Hamdan Zoelva sempat menyatakan dia pernah menerima laporan bahwa ada nama Muhtar yang disebut menghubungi pihak-pihak berperkara dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Kepala Daerah.
Terkait penyitaan puluhan mobil, Tamsil mengaku belum mengambil sikap. Sebab hal itu sejauh ini diketahui tidak didapat dari tangan Akil atau keluarganya. “Yang perlu digarisbawahi adalah penyitaan mobil itu tidak dari tangan pihak Akil Mohtar,” katanya.
Tamsil juga sudah mengonfirmasikan perihal penggeledahan dua perusahaan konveksi Muktar Effendi yang dilakukan KPK Rabu pekan lalu (27/11). KPK menyebutkan penggeledahan itu dalam kaitan kasus pencucian uang yang menjerat Akil.
Juru Bicara KPK Johan Budi menyebutkan dalam penggeledahan itu didapat sejumlah dokumen terkait pilkada. “Hal itu sudah saya konfirmasikan, kata Pak Akil tidak tahu perihal dokumen-dokumen yang didapat dari perusahaan Muktar,” ungkapnya. (dim/gun/jpnn)