26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Enam Pengungsi Sinabung Meninggal

JAKARTA – Kepala PVMBG Hendrasto memaparkan, berdasarkan hasil pantauan Sinabung hingga Jumat (27/12) lalu, teramati adanya kubah lava dengan tinggi mencapai 56 meter dengan jari-jari 105 meter. Volumenya mencapai 1.049.486 meter kubik dengan laju pertumbuhan 3,5 meter kubik per detik.

Gunung Sinabung mengeluarkan asap dan debu vulkanik, Jumat (13/12) lalu.
Gunung Sinabung mengeluarkan asap dan debu vulkanik, Jumat (13/12) lalu.

Menurut dia, erupsi masih potensial terjadi dengan melontarkan abu maupun lapili (bebatuan) berukuran dua sampai enam sentimeter. Pertumbuhan kubah lava berpotensi menimbulkan awan panas yang disertai longsoran dinding kawah mengarah ke tenggara dan timur. “Awan panas akan menjangkau jarak lebih kurang lima kilometer,” terangnya.

Potensi bahaya lainnya adalah lahar dingin di seluruh sungai yang berhulu di puncak Sinabung. Karena itu, pihaknya memutuskan untuk tidak menurunkan status Sinabung ke level yang lebih rendah. PVMBG tidak hanya merekomendasikan pengungsian di radius lima kilometer, namun juga beberapa desa di luar radius lima kilometer.

Sedikitnya ada tiga desa di luar radius lima kilometer yang potensial terkena material letusan. Ketiganya berada di kecamatan Naman Teran. Kemudian, satu desa di kecamatan Simpang empat potensial terkena awan panas. “Warga empat desa itu harus mengungsi,” tambahnya.

Ditambahkannya, penambahan volume dari Gunung Sinabung sangat memungkinkan. Mengingat saat ini, gempa impulsif (yang terjadi dalam gunung) masih terus terjadi di perut gunung. Meski hingga saat ini belum ada tanda-tanda aktivitas gunung setinggi 2.460 meter itu bakal menurun, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih melarang warga untuk kembali ke rumah. Hingga Sabtu (28/12) lalu, jumlah pengungsi tercatat 18.807 jiwa atau 1.915 KK. Mereka tersebar di 31 titik pengungsian di Kabanjahe, Berastagi, dan sekitarnya. Pengungsi belum diperbolehkan kembali ke rumah karena aktivitas Sinabung masih tinggi. Polisi masih disiagakan di semua pintu masuk perkampungan yang ditinggal mengungsi. Sebagian lagi berpatroli di dalam kampung untuk menjaga harta benda para pengungsi.

Kepala Pelaksana Sementara Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk Sinabung, I Gede Suantika M menyatakan, kondisi saat ini sangat memungkinkan akan terjadinya letusan. Hanya saja, berapa kuatnya akan dapat dilihat dari volume dalam perut gunung. “Dengan volume saat ini, paling jauh awan panas akan terasa hingga Kecamatan Simpang Empat. Tetapi, bila volume terus bertambah kemungkinan dampaknya sangat luas,” ujarnya.

Selain awan pasan, material lain akan turun saat terjadinya erupsi yang akan menghancurkan kubah tersebut kemungkinan batu pijar. “Kalau saat ini, saat cuaca sedang bagus di puncak, maka akan terlihat batu-batu pijar tersebut turun. Hanya saja, tidak banyak,” jelasnya.

Seperti kejadian sebelumnya, erupsi Sinabung akan ditandai dengan adanya gempa. Dan gempa ini juga tidak akan terlalu terasa sama masyarakat Medan karena volume gunung yang kurang besar.

“Kalau erupsi yang kemari kan menghembuskan gas, dan abu, serta batu-batuan kecil. Kalau nantinya terjadi letusan lagi, maka kemungkinan hanya awan panas, serta batu pijar tersebut,” jelasnya. (byu/ram)

JAKARTA – Kepala PVMBG Hendrasto memaparkan, berdasarkan hasil pantauan Sinabung hingga Jumat (27/12) lalu, teramati adanya kubah lava dengan tinggi mencapai 56 meter dengan jari-jari 105 meter. Volumenya mencapai 1.049.486 meter kubik dengan laju pertumbuhan 3,5 meter kubik per detik.

Gunung Sinabung mengeluarkan asap dan debu vulkanik, Jumat (13/12) lalu.
Gunung Sinabung mengeluarkan asap dan debu vulkanik, Jumat (13/12) lalu.

Menurut dia, erupsi masih potensial terjadi dengan melontarkan abu maupun lapili (bebatuan) berukuran dua sampai enam sentimeter. Pertumbuhan kubah lava berpotensi menimbulkan awan panas yang disertai longsoran dinding kawah mengarah ke tenggara dan timur. “Awan panas akan menjangkau jarak lebih kurang lima kilometer,” terangnya.

Potensi bahaya lainnya adalah lahar dingin di seluruh sungai yang berhulu di puncak Sinabung. Karena itu, pihaknya memutuskan untuk tidak menurunkan status Sinabung ke level yang lebih rendah. PVMBG tidak hanya merekomendasikan pengungsian di radius lima kilometer, namun juga beberapa desa di luar radius lima kilometer.

Sedikitnya ada tiga desa di luar radius lima kilometer yang potensial terkena material letusan. Ketiganya berada di kecamatan Naman Teran. Kemudian, satu desa di kecamatan Simpang empat potensial terkena awan panas. “Warga empat desa itu harus mengungsi,” tambahnya.

Ditambahkannya, penambahan volume dari Gunung Sinabung sangat memungkinkan. Mengingat saat ini, gempa impulsif (yang terjadi dalam gunung) masih terus terjadi di perut gunung. Meski hingga saat ini belum ada tanda-tanda aktivitas gunung setinggi 2.460 meter itu bakal menurun, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih melarang warga untuk kembali ke rumah. Hingga Sabtu (28/12) lalu, jumlah pengungsi tercatat 18.807 jiwa atau 1.915 KK. Mereka tersebar di 31 titik pengungsian di Kabanjahe, Berastagi, dan sekitarnya. Pengungsi belum diperbolehkan kembali ke rumah karena aktivitas Sinabung masih tinggi. Polisi masih disiagakan di semua pintu masuk perkampungan yang ditinggal mengungsi. Sebagian lagi berpatroli di dalam kampung untuk menjaga harta benda para pengungsi.

Kepala Pelaksana Sementara Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk Sinabung, I Gede Suantika M menyatakan, kondisi saat ini sangat memungkinkan akan terjadinya letusan. Hanya saja, berapa kuatnya akan dapat dilihat dari volume dalam perut gunung. “Dengan volume saat ini, paling jauh awan panas akan terasa hingga Kecamatan Simpang Empat. Tetapi, bila volume terus bertambah kemungkinan dampaknya sangat luas,” ujarnya.

Selain awan pasan, material lain akan turun saat terjadinya erupsi yang akan menghancurkan kubah tersebut kemungkinan batu pijar. “Kalau saat ini, saat cuaca sedang bagus di puncak, maka akan terlihat batu-batu pijar tersebut turun. Hanya saja, tidak banyak,” jelasnya.

Seperti kejadian sebelumnya, erupsi Sinabung akan ditandai dengan adanya gempa. Dan gempa ini juga tidak akan terlalu terasa sama masyarakat Medan karena volume gunung yang kurang besar.

“Kalau erupsi yang kemari kan menghembuskan gas, dan abu, serta batu-batuan kecil. Kalau nantinya terjadi letusan lagi, maka kemungkinan hanya awan panas, serta batu pijar tersebut,” jelasnya. (byu/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/