ROSWELL, SUMUTPOS.CO – Horor menyelimuti Berrendo Middle School di Kota Roswell, Chaves County, Negara Bagian New Mexico, Amerika Serikat (AS). Selasa pagi (14/1) seorang siswa tiba-tiba menembak temannya di gym. Dengan senapan laras panjang, bocah 12 tahun itu melumpuhkan seorang siswa dan melukai satu lainnya.
“Saya mendengar suara ledakan dari arah gym. Dan, saat saya melihat ke arah suara, saya melihat begitu banyak darah,” kata Essance Sosa, salah seorang siswi. Gadis 12 tahun itu pun langsung berteriak dan lari menjauhi lokasi penembakan. Dalam waktu 10 detik, nyaris seluruh siswa dan siswi sekolah menengah tersebut berlarian di koridor. Mereka berusaha menyelamatkan diri.
Kepanikan melanda Roswell. Terutama setelah beberapa siswa mengabarkan insiden penembakan di sekolah itu kepada orang tua mereka. Para orang tua yang khawatir pun langsung berdatangan ke sekolah, menjemput buah hati mereka. Polisi yang juga lantas datang ke lokasi kejadian langsung menuju gym. Di sana, tergeletak dua korban. Yakni, seorang siswa berusia 11 tahun dan siswi berumur 13 tahun.
Saat polisi tiba, pelaku penembakan berhasil diamankan. John Masterson, guru ilmu sosial, berhasil mendekati dan membujuk pelaku supaya menjatuhkan senjatanya. Guru baik hati itu lantas memeluk pelaku sampai polisi tiba. “Dia (Masterson) berdiri di sana dan membiarkan pelaku menodongkan senjata ke arahnya. Tapi, dia berhasil menyelamatkan banyak nyawa,” puji Gubernur Susana Martinez.
Di hadapan media, Martinez juga mengapresiasi Roswell Independent School District yang telah mengantisipasi insiden tersebut. Sejak maraknya penembakan di sekolah, para guru dan siswa di Roswell dibekali taktik untuk menghadapi insiden mengerikan seperti itu. Termasuk, cara menyelamatkan diri dari insiden tersebut. Kemarin kondisi siswa korban penembakan masih kritis. Tapi, korban lainnya membaik. (AP/CNN/hep/c17/tia)
ROSWELL, SUMUTPOS.CO – Horor menyelimuti Berrendo Middle School di Kota Roswell, Chaves County, Negara Bagian New Mexico, Amerika Serikat (AS). Selasa pagi (14/1) seorang siswa tiba-tiba menembak temannya di gym. Dengan senapan laras panjang, bocah 12 tahun itu melumpuhkan seorang siswa dan melukai satu lainnya.
“Saya mendengar suara ledakan dari arah gym. Dan, saat saya melihat ke arah suara, saya melihat begitu banyak darah,” kata Essance Sosa, salah seorang siswi. Gadis 12 tahun itu pun langsung berteriak dan lari menjauhi lokasi penembakan. Dalam waktu 10 detik, nyaris seluruh siswa dan siswi sekolah menengah tersebut berlarian di koridor. Mereka berusaha menyelamatkan diri.
Kepanikan melanda Roswell. Terutama setelah beberapa siswa mengabarkan insiden penembakan di sekolah itu kepada orang tua mereka. Para orang tua yang khawatir pun langsung berdatangan ke sekolah, menjemput buah hati mereka. Polisi yang juga lantas datang ke lokasi kejadian langsung menuju gym. Di sana, tergeletak dua korban. Yakni, seorang siswa berusia 11 tahun dan siswi berumur 13 tahun.
Saat polisi tiba, pelaku penembakan berhasil diamankan. John Masterson, guru ilmu sosial, berhasil mendekati dan membujuk pelaku supaya menjatuhkan senjatanya. Guru baik hati itu lantas memeluk pelaku sampai polisi tiba. “Dia (Masterson) berdiri di sana dan membiarkan pelaku menodongkan senjata ke arahnya. Tapi, dia berhasil menyelamatkan banyak nyawa,” puji Gubernur Susana Martinez.
Di hadapan media, Martinez juga mengapresiasi Roswell Independent School District yang telah mengantisipasi insiden tersebut. Sejak maraknya penembakan di sekolah, para guru dan siswa di Roswell dibekali taktik untuk menghadapi insiden mengerikan seperti itu. Termasuk, cara menyelamatkan diri dari insiden tersebut. Kemarin kondisi siswa korban penembakan masih kritis. Tapi, korban lainnya membaik. (AP/CNN/hep/c17/tia)