MEDAN- Ancaman PSMS tak ikut kompetisi musim ini semakin nyata. Tidak tuntasnya persoalan gaji yang coba diselesaikan dengan pertemuan Rabu (15/1) lalu membuat pengurus harus mencari solusi lain. Pengurus tak selayaknya menyalahkan pemain dan harus melakukan pendekatan secara intensif kepada pemain.
Saat dihubungi, Ketua Umum PSMS Medan, dr M Fauzi Nasution Spb malah terkesan dingin menanggapi penolakan pemain atas uang tali asih yang diberikan. “Ya biarkan saja mereka menolak, kami sudah melakukan iktikad baik kepada mereka,” ujarnya kepada Sumut Pos, Kamis (16/1) kemarin.
Fauzi malah menyalahkan pemain jika nantinya PSMS tidak ikut kompetisi. Pasalnya, tak ada titik temu yang pas untuk menyesaikan permasalan ini. “Kalau pemain masih menolak semau akan rugi, termasuk PSMS juga rugi,”ujarnya.
Menurutnya, memang penolakan yang dilakukan pemain kemarin di rasanya sangat wajar. Karena hak mereka yang sudah susah payah untuk bekerja dan membela PSMS tak dibayar pengurus lama yang diketaui Indra Sakti Harahap. Namun ia merasa tak berkaitan dengan hak tersebut.
“Ya silahkan saja mereka tuntut Indra ke pengadilan dan tuntutan itu masih berjalan secara hukum. Kami sudah memberikan uang tali asih kepada pemain yang belum di bayar untuk persyaratan PSSI ikut kompetisi. Seharusnya, dulunya pemain sudah tau gak dibayar kenapa mau main ? Hanya berharap angin surga nyatanya angin neraka yang mereka dapatkan,”tambahnya.
Kata dokter spesialis bedah ini pihak pengurus PSMS hanya membantu untuk memberikan uang senilai Rp1-5 juta kepada pemain yang haknya belum dibayar. Sementara pemain menuntut hak sebesar Rp 1,4 Miliar. “Kalau mereka minta Rp1,4 miliar pastinya tidak bisa di penuhi, karena uang pengurus tersebut untuk tim kedepannya. Sedangkan Rp2 juta perorang saja diberikan jika dikalikan 24 pemain itu mencapai Rp48 juta,” ujarnya
Lantas apakah masalah ini akan dilimpahkan ke PSSI ? “Ya silahkan saja, kami sudah ikut prosedur yang disuruh PSSI. Tapi pastinya kami akan laporkan ini semua,”ujarnya.
Fauzi menambahkan tuntutan sebesar Rp1,4 miliar atau separuh dari tunggakan gaji bisa tercapai jika uang subsidi dari PSSI cair. “Kalau PSSI dapat membayar uang PSMS yang Rp5 miliar itu, pastinya pengurus langsung memberikan uang itu kepada pemain yang bersangkutan, karena uang itu hak mereka,” te-rangnya.
Terpisah, Pemerhati sepakbola Sumut, Rafriandi Nasution menilai pemain tak pantas disalahkan atas kasus ini.
Meskipun pengurus periode Indra Sakti Harahap dan Idris SE yang berhutang menurutnya pengurus tetap punya kewajiban agar mendapat lampu hijau ikut kompetisi. “Pengurus harus aktif melakukan lobi yang cerdas. Tak usah laporkan ke PSSI, ini masalah internal,” ujarnya.
Klub yang sudah masuk ke liga professio-nal harus menyelesaikan secara profesional juga. “Pengurus yang baru ini juga jangan cengeng karena adanya utang, ya itu resiko jika mau terima amanah. Sejak awal mereka sudah tahu. Kelola saja dengan profesional kan ada PT nya,” ujarnya. (ban/don)