26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Nelayan Hajoran Tewas Kesetrum

Foto: Freddy/Metro Tapanuli/JPNN Jenazah Rizal Siregat saat disemayamkan di rumah duka. Tampak istri dan anak serta kerabat korban meratapi jenazah pria yang berprofesi sebagai nelayan ini, Minggu (19/1).
Foto: Freddy/Metro Tapanuli/JPNN
Jenazah Rizal Siregat saat disemayamkan di rumah duka. Tampak istri dan anak serta kerabat korban meratapi jenazah pria yang berprofesi sebagai nelayan ini, Minggu (19/1).

TAPTENG, SUMUTPOS.CO – Suasana duka menyelimuti salah satu rumah di Lingkungan III, Batu Lobang, Kelurahan Hajoran Indah, Kecamatan Pandan, Tapteng, Minggu (19/1). Dari dalam rumah tersebut terlihat seorang wanita sedang histeris di hadapan jenazah suaminya. Di sampingnya, terdapat tiga anak kecil yang sedang menangis sambil memanggil-memanggil ‘ayah’.

“Siapa lagi yang memberi makan anak-anakmu ini. Gimana nanti sekolah mereka,” teriak histeris R br Sitorus (37), istri almarhum Rizal Siregar (40), sambil memeluk anaknya di rumah duka.

Informasi dihimpun METRO TAPANULI (grupnya JPNN) di rumah duka, Rizal Siregar diketahui tewas akibat kesetrum listrik genset saat menjaga bagan pancang di tengah laut di sekitar Pulau Bakkar, Kecamatan Badiri, Tapteng, Minggu (19/1).

Peristiwa naas yang menimpa pria yang berprofesi sebagai nelayan ini terjadi saat dirinya bekerja di bagan pancang milik Lamhot Simanullang di perairan dekat Pulau Bakkar. Seperti biasanya, setiap Rizal berjaga, malam harinya selalu ada yang menjemput hasil tangkapan.

Pada malam itu, adalah Martinus Gea bersama Aprius Lase yang bertugas menjemput hasil tangkapan. Sesampainya di sana, Martinus dan Aprius begitu kaget melihat Rizal tak lagi bernyawa telungkup di atas genset di dalam pondok bagan.

“Awalnya kami tak curiga terjadi apa-apa. Lampu bagan masih menyala. Lalu kami memanggil-manggil Rizal dari perahu untuk mempertanyakan apakah ada ikan yang perlu kami bawa. Tapi Rizal tak menyahut. Karena kami kira sedang tidur, kami naik ke pondok bagan. Kami lihat Rizal telungkup di atas genset. Lantas, kami mencoba membangunkannya, tapi tak juga bangun-bangun.

Kami pun kemudian mulai curiga, tapi untuk memastikan, kami coba meraba bagian hidungnya. Saat itulah kami ketahui bahwa Rizal tak lagi bernyawa,” aku Aprius yang diwawancarai Minggu (19/1). Mengetahui Rizal tak lagi bernafas, mereka langsung buru-buru pulang ke Hajoran. Hal itu kemudian diberitahukan kepada pemilik bagan Lamhot Simanullang. Lalu mereka berangkat ke bagan untuk mengevakuasi korban dan kemudian dibawa ke rumah duka.

“Setelah tahu kalau Rizal tak bernafas lagi, kami langsung pulang dan memberitahukan kepada Lamhot. Kemudian kami kembali lagi ke bagan dan membawa Rizal ke rumah duka,” bebernya.

Hal ini dibenarkan Kapolres Sibolga AKBP Guntur Agung Supono yang dikonfirmasi melalui Kastpol Air IPTU Meiyan Priyantoro. Dikatakannya, setelah mengetahui kejadian itu, pihaknya langsung turun  ke rumah duka. Korban kemudian disarankan dibawa ke rumah sakit untuk divisum. Guna melakukan penyelidikan, pihaknya memintai keterangan sejumlah saksi dan melakukan olah TKP.

“Dari hasil penyelidikan sementara, korban diduga meninggal akibat kecelakaan kerja. Pada jari telunjuk dan ibu jari korban terdapat luka bakar. Kemudian dari kepala hingga ke perut ditemukan luka lebam membiru. Dugaaan sementara, luka bakar pada jari korban dan lebam membiru pada tubuhnya akibat tersengat arus listrik dari wayar genset yang terkelupas,” tutur IPTU Meiyan Priyantoro. Meski demikian, katanya, penyelidikan akan tetap dilanjutkan. Untuk saat ini, korban telah kita bawa ke rumah sakit untuk divisum, kemudian melakukan olah TKP dan memintai keterangan-keteragan saksi,” pungkasnya.

Pantauan di rumah duka, sejumlah kerabat korban terlihat memadati rumah papan tersebut. Pagi sekira pukul 10.30 WIB, diadakan kebaktian dari gereja di rumah duka. Informasi dari keluarga korban, jenajah almarhum rencananya akan dikebumikan, Selasa (21/1), menunggu saudara almarhum lainnya yang akan datang dari luar kota.(smg/deo)

Foto: Freddy/Metro Tapanuli/JPNN Jenazah Rizal Siregat saat disemayamkan di rumah duka. Tampak istri dan anak serta kerabat korban meratapi jenazah pria yang berprofesi sebagai nelayan ini, Minggu (19/1).
Foto: Freddy/Metro Tapanuli/JPNN
Jenazah Rizal Siregat saat disemayamkan di rumah duka. Tampak istri dan anak serta kerabat korban meratapi jenazah pria yang berprofesi sebagai nelayan ini, Minggu (19/1).

TAPTENG, SUMUTPOS.CO – Suasana duka menyelimuti salah satu rumah di Lingkungan III, Batu Lobang, Kelurahan Hajoran Indah, Kecamatan Pandan, Tapteng, Minggu (19/1). Dari dalam rumah tersebut terlihat seorang wanita sedang histeris di hadapan jenazah suaminya. Di sampingnya, terdapat tiga anak kecil yang sedang menangis sambil memanggil-memanggil ‘ayah’.

“Siapa lagi yang memberi makan anak-anakmu ini. Gimana nanti sekolah mereka,” teriak histeris R br Sitorus (37), istri almarhum Rizal Siregar (40), sambil memeluk anaknya di rumah duka.

Informasi dihimpun METRO TAPANULI (grupnya JPNN) di rumah duka, Rizal Siregar diketahui tewas akibat kesetrum listrik genset saat menjaga bagan pancang di tengah laut di sekitar Pulau Bakkar, Kecamatan Badiri, Tapteng, Minggu (19/1).

Peristiwa naas yang menimpa pria yang berprofesi sebagai nelayan ini terjadi saat dirinya bekerja di bagan pancang milik Lamhot Simanullang di perairan dekat Pulau Bakkar. Seperti biasanya, setiap Rizal berjaga, malam harinya selalu ada yang menjemput hasil tangkapan.

Pada malam itu, adalah Martinus Gea bersama Aprius Lase yang bertugas menjemput hasil tangkapan. Sesampainya di sana, Martinus dan Aprius begitu kaget melihat Rizal tak lagi bernyawa telungkup di atas genset di dalam pondok bagan.

“Awalnya kami tak curiga terjadi apa-apa. Lampu bagan masih menyala. Lalu kami memanggil-manggil Rizal dari perahu untuk mempertanyakan apakah ada ikan yang perlu kami bawa. Tapi Rizal tak menyahut. Karena kami kira sedang tidur, kami naik ke pondok bagan. Kami lihat Rizal telungkup di atas genset. Lantas, kami mencoba membangunkannya, tapi tak juga bangun-bangun.

Kami pun kemudian mulai curiga, tapi untuk memastikan, kami coba meraba bagian hidungnya. Saat itulah kami ketahui bahwa Rizal tak lagi bernyawa,” aku Aprius yang diwawancarai Minggu (19/1). Mengetahui Rizal tak lagi bernafas, mereka langsung buru-buru pulang ke Hajoran. Hal itu kemudian diberitahukan kepada pemilik bagan Lamhot Simanullang. Lalu mereka berangkat ke bagan untuk mengevakuasi korban dan kemudian dibawa ke rumah duka.

“Setelah tahu kalau Rizal tak bernafas lagi, kami langsung pulang dan memberitahukan kepada Lamhot. Kemudian kami kembali lagi ke bagan dan membawa Rizal ke rumah duka,” bebernya.

Hal ini dibenarkan Kapolres Sibolga AKBP Guntur Agung Supono yang dikonfirmasi melalui Kastpol Air IPTU Meiyan Priyantoro. Dikatakannya, setelah mengetahui kejadian itu, pihaknya langsung turun  ke rumah duka. Korban kemudian disarankan dibawa ke rumah sakit untuk divisum. Guna melakukan penyelidikan, pihaknya memintai keterangan sejumlah saksi dan melakukan olah TKP.

“Dari hasil penyelidikan sementara, korban diduga meninggal akibat kecelakaan kerja. Pada jari telunjuk dan ibu jari korban terdapat luka bakar. Kemudian dari kepala hingga ke perut ditemukan luka lebam membiru. Dugaaan sementara, luka bakar pada jari korban dan lebam membiru pada tubuhnya akibat tersengat arus listrik dari wayar genset yang terkelupas,” tutur IPTU Meiyan Priyantoro. Meski demikian, katanya, penyelidikan akan tetap dilanjutkan. Untuk saat ini, korban telah kita bawa ke rumah sakit untuk divisum, kemudian melakukan olah TKP dan memintai keterangan-keteragan saksi,” pungkasnya.

Pantauan di rumah duka, sejumlah kerabat korban terlihat memadati rumah papan tersebut. Pagi sekira pukul 10.30 WIB, diadakan kebaktian dari gereja di rumah duka. Informasi dari keluarga korban, jenajah almarhum rencananya akan dikebumikan, Selasa (21/1), menunggu saudara almarhum lainnya yang akan datang dari luar kota.(smg/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/