26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Gereja di Malaysia diserang dua bom molotov

 Gereja di Malaysia diserang dua bom molotov

Gereja di Malaysia diserang dua bom molotov

Sebuah Gereja di Negara Bagian Penang, Malaysia diserang lemparan dua bom molotov kemarin. Kejadian ini diduga ada kaitannya dengan isu larangan penggunaan kata “Allah” bagi umat Kristen di Negeri Jiran itu.

Pendeta Dominic Santhiyagu mengatakan hanya satu dari bom molotov itu menyala dan menyebabkan kerusakan kecil seperti dilansir channelnewsasia.com, Senin (27/1).

“Kami sangat terkejut oleh kejadian ini. Kami harus tetap tenang dan berdoa,” kata Santhiyagu.

Serangan itu terjadi setelah sebuah spanduk provokatif digantung di luar tiga gereja di Penang.

Polisi telah mendapatkan salinan rekaman kamera pengawas (CCTV) di dekat gereja itu.

Menurut laporan awal dua bom molotov itu dilemparkan usai tengah malam oleh pengendara sebuah sepeda motor. Satu bom meleset dan satu lagi jatuh mengenai tanah dan meledak hingga menimbulkan kerusakan kecil.

Santhiyagu mengatakan polisi kini tengah menyelidiki kasus ini.

Sebelumnya pada Ahad lalu sebuah gereja di Penang memasang sebuah spanduk di pagar bertuliskan “Yesus anak Allah”. Beberapa gereja di tempat lain juga memasang spanduk yang sama.

Para pemimpin umat Kristen mengatakan spanduk dan serangan bom molotov itu adalah perbuatan provokator yang ingin memperkeruh isu penggunaan kata “Allah”.

Dalam beberapa pekan terakhir kelompok muslim konservatif mendesak umat Kristen Malaysia berbahasa melayu berhenti menggunakan kata “Allah”.

Mereka beralasan kata “Allah” hanya diperuntukkan bagi umat Islam.

Malaysia didominasi warga muslim sebanyak 60 persen dari 28 juta penduduk terdiri dari etnis Melayu, China, India dan kelompok minoritas lainnya. Sebanyak 2,6 juta adalah warga Kristen.

[fas]

 Gereja di Malaysia diserang dua bom molotov

Gereja di Malaysia diserang dua bom molotov

Sebuah Gereja di Negara Bagian Penang, Malaysia diserang lemparan dua bom molotov kemarin. Kejadian ini diduga ada kaitannya dengan isu larangan penggunaan kata “Allah” bagi umat Kristen di Negeri Jiran itu.

Pendeta Dominic Santhiyagu mengatakan hanya satu dari bom molotov itu menyala dan menyebabkan kerusakan kecil seperti dilansir channelnewsasia.com, Senin (27/1).

“Kami sangat terkejut oleh kejadian ini. Kami harus tetap tenang dan berdoa,” kata Santhiyagu.

Serangan itu terjadi setelah sebuah spanduk provokatif digantung di luar tiga gereja di Penang.

Polisi telah mendapatkan salinan rekaman kamera pengawas (CCTV) di dekat gereja itu.

Menurut laporan awal dua bom molotov itu dilemparkan usai tengah malam oleh pengendara sebuah sepeda motor. Satu bom meleset dan satu lagi jatuh mengenai tanah dan meledak hingga menimbulkan kerusakan kecil.

Santhiyagu mengatakan polisi kini tengah menyelidiki kasus ini.

Sebelumnya pada Ahad lalu sebuah gereja di Penang memasang sebuah spanduk di pagar bertuliskan “Yesus anak Allah”. Beberapa gereja di tempat lain juga memasang spanduk yang sama.

Para pemimpin umat Kristen mengatakan spanduk dan serangan bom molotov itu adalah perbuatan provokator yang ingin memperkeruh isu penggunaan kata “Allah”.

Dalam beberapa pekan terakhir kelompok muslim konservatif mendesak umat Kristen Malaysia berbahasa melayu berhenti menggunakan kata “Allah”.

Mereka beralasan kata “Allah” hanya diperuntukkan bagi umat Islam.

Malaysia didominasi warga muslim sebanyak 60 persen dari 28 juta penduduk terdiri dari etnis Melayu, China, India dan kelompok minoritas lainnya. Sebanyak 2,6 juta adalah warga Kristen.

[fas]

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/