BERINGIN, SUMUTPOS.CO – Si calon mempelai perempuan, Yuni sontak terkejut melihat kedatangan Dedi dan rombongannya, Senin (24/2) sekira pukul 20.00 WIB. Pasalnya, pria calon pendampingnya yang sebenarnya bukan Dedi, tapi Deni, warga Gang Purwo, Desa Bakaran Batu, Kec. Lubukpakam.
Maklum, ini karena keluarga kedua pihak tidak mengajak Yuni untuk membuat skenario pria pengganti Deni, yang kabur itu.
Singkat cerita, saat ijab kabul dilakukan, Yuni sontak berontak dan menjerit. Hal ini yang membuat suasana pesta jadi ricuh.
Puluhan warga dan tamu undangan yang sudah hadir malam itu sempat berkerumun dan nyaris mengeroyok si pengantin pria palsu itu. Beruntung petugas Polsek Beringin lekas datang rumah Yuni, hingga kericuhan tak sempat terjadi.
Oleh polisi, Dedi pun diamankan dari amukan massa ke komando. Bahkan, sangkin kecewanya dengan kehadiran pria yang tak dikenalnya itu, Yuni sempat berucap lebih baik menikah dengan calon mertuanya laki-lakinya, daripada menikah dengan Dedi.
Kegagalan pernikahan itu jelas membuat Yuni sangat terpukul. Karena itulah, saat disambangi di rumahnya, anak sulung dari 4 bersaudara yang saat itu masih mengenakan baju pengantin warna putih itu memilih mengurung diri di kamar.
Ia juga enggan bercerita terkait kegagalan pernikahannya dan apa yang menyebabkan Deni kabur. Sugeng yang saat itu berada di rumah Yuni mengungkapkan, pesta pernikahan itu terpaksa dialihkan jadi pesta sunatan untuk Dimas Aditia (13), keponakan Yuni.
Sementara info lain diperoleh, Yuni mengenal Deni dalam acara kibotan di Beringin sekitar 2 tahun lalu. Sejak perkenalan pertama itu, keduanya pun menjalin hubungan. Namun di saat pacaran, keduanya tak dapat menahan birahi hingga nekat melakukan hubungan suami istri, hingga Yuni pun hamil tiga bulan hingga terpaksa menikah. (man/deo/bersambung/III)