SELESAI, SUMUTPOS.CO – Gara-gara tak mendapati istri di rumah pulang kerja, Fery Fahriza (37) kontan cemburu. Begitu Eni Susanti (30) pulang, sabetan samurai menyambut hingga tangan kanannya nyaris putus. Ironisnya, kegilaan Fery kemarin (26/2), disaksikan ibu mertuanya.
Kontan saja warga Desa Sei Limbat –akrab disebut Stabor-Kec. Selesai, gempar. Apalagi, sempat terdengar letusan pistol. Kebetulan, kediaman pribadi Bupati Langkat, H. Ngogesa Sitepu SH juga berada di desa yang sama. Bisa dibilang, Eni merupakan warga sekampung (satu kampung, red) dengan Ngogesa.
Akibat lukanya parah, Eni akhirnya dirawat di RSU dr. Djoelham Binjai.
Penuturan Eni, dia awalnya tak tau suaminya bakal marah. Soalnya, sepulang kerja dari pabrik pengolahan sawit, Fery tak mendapati istrinya di rumah. Makanya, begitu Eni pulang ke rumah, kontan Fery marah-marah. “Dia datang langsung marah-marah. Padahal, saat itu aku baru pulang beli obat (laru, red) untuk sakit gula mamak. Gak jauh kok, cuma sekitar 5 meter di depan rumah,” kata Eni saat tengah menjalani perawatan di rumah sakit.
Tak hanya marah-marah, pelaku yang cemburu karena Eni tak di rumah saat dia pulang kerja, mengambil samurai yang disimpan di dapur. “Dia cemburuan orangnya. Habis marah-marah, dia langsung pergi ke dapur,” sambung wanita berkulit sawo matang itu.
Karena sudah biasa, Eni cuek. Eni lalu menyiapkan obat untuk ibunya yang lagi terbaring di kamar. Mendadak, Fery datang dari dapur sembari menenteng samurai. Tanpa banyak bicara, pria asal Palembang itu mengayunkan samurai ke lengan Eni yang membelakanginya dan tengah sedikit membungkuk saat membuat ramuan obat di ruang tamu.
Sangkin kuatnya, lengan Eni terbelah hingga tulangnya kelihatan. Kontan Eni meraung kesakitan. Teriakan itu membuat ibu Eni keluar kamar. Dia juga kaget melihat putrinya bersimbah darah. Dia sempat coba menahan putrinya agar tidak mengejar suaminya yang berusaha kabur. Namun Eni keburu emosi. Meski bersimbah darah, dia terus mengejar Fery yang kabur ke arah perkebunan jagung.
“Aku pikir dia entah mau ngapai ke dapur. Taunya mengambil samurai dan membacokku,” ungkapnya. Teriakan dan pengejaran Eni yang akhirnya membuat kehebohan.
Para tetangga berdatangan dan juga berusaha mengejar Fery. Kebetulan pula, personil Polsek Selesai melintas dan melihat kegaduhan itu, hingga ikut mengejar Fery. Bahkan, polisi itu juga memberikan 3 tembakan peringatan agar Fery keluar dari persembunyiannya di kebun jagung itu. Meski awalnya garang, Fery akhirnya ampun juga begitu dengar suara pistol. Dia akhirnya keluar dan berhasil diamankan. Kini kasus ini dan pelaku tengah ditangani pihak kepolisian Polsek Selesai.
“Suaminya sempat lari dan berondok di kebun jagung. Untung ada polisi meletuskan pistol tiga kali,” sahut Parmin, salah seorang warga di sana diamini warga lain.
Sementara pelaku yang ditanya enggan berkomentar banyak. Dia hanya mengaku khilaf dan terbakar cemburu. “Aku cemburu bang, aku khilaf,” terangnya yang banyak berdiam diri. Kanit PPA Polres Binjai, Iptu Salmi mengakui, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan sudah mengamankan pelaku di Polsek Selesai. “Kita periksa dulu ya, pelaku sudah kita amankan di polsek,” tegasnya.
KALAU DI POLSEK, NANTI DILEPASKAN
Aksi main tangan Fery ternyata bukan kali pertama dirasakan Eni selama 10 tahun berumah tangga. Fery juga pernah mendekam di Polsek Selesai. “Sering kali dilakukanya nak,” kata Samirah (58), ketika membuat laporan ke Polres Binjai, Rabu (26/2) siang. Ya, mewakili anaknya yang masih dirawat, Samirah melapor ke Polres Binjai. “Ah, nanti dilepas lagi seperti yang kemarin. Bagus melaporkan kasusnya ke sini saja,” jelasnya.
Diakuinya, hari Minggu 22 Desember 2013 lalu, mereka pernah melaporkan aksi kekerasan yang menimpa anaknya itu. Meski pelaku sempat diamakan pihak kepolisian.
Tapi, pihak Polsek Selesai yang dipimpin AKP M Dahlan dan Kanitnya Aiptu M Simarmata, yang kini menjadi kanit reskrim Polsek Binjai Timur, melepasnya. “Sering kali disiksanya anakku. Sempat kami laporkan ke Polsek Selesai. Polisi juga udah mengamankan, tapi dilepas kembali. Kami juga merasa heran kenapa dilepas. Dia lalu minta maaf sama anaku. Berjanji tidak melakukan perbuatannya lagi,” terangnya di Polres Binjai.
Tapi, meski berjanji tidak melakukanya perbuatanya lagi. Fery, kembali mengingkari janjiya dan main tangan kepada korban. “Sebelum kejadian pembacokan ini. Seminggu lalu dia juga main tangan. Bahkan, kakiku diinjaknya saat hendak memisahkan mereka,” jelasnya sembari menunjukan kakinya yang bengkak dan setelah ini pihaknya akan menggugat cerai.
Tidak sampai di situ, Fery, juga sempat diamankan di Polsek Selesai. Korbanya adalah Ali (40) warga Lincu, Kel. Sukaramai, Kec. Binjai Barat. Dimana motifnya juga cembru melihat istrinya sempat menemui Ali, guna menanyakan alamat. Sehingga Fery, naik pitam dan menikam korban. Lagi-lagi, pelaku yang sempat diamankan dilepas.
Pihak kepolisian mengakui kalau baik korban dan pelaku sudah berdamai. Sehingga pelaku hanya dikenakan wajib lapor saja. “Ih, sudah sering kali dia masuk penjara bang. Memang cemburuan dia orangnya bang. Sudah berapa dia memukuli istrinya bang. Kita aja sampai bosan mendengarnya. Tapi gitu, setelah diamankan dilepas lagi,” celoteh Imam, warga lainya.(bam/joe/smg//deo)