28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Sebelum Beraksi Pelaku Pakai Sabu-Sabu

Perampok menodongkan senjata kepada korban saat terjadi aksi perampokan.
Perampok menodongkan senjata kepada korban saat terjadi aksi perampokan.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Sebelum beraksi merampok dan membunuh Sintua Gereja HKBP Kota Binjai, ST Anton Nainggolan (49), warga Jalan Anggerek, Gang Manis, Kec. Binjai Utara, Sabtu (8/2) lalu, pelaku terlebih dahulu memakai sabu-sabu.

Hal ini terungkap saat rekonstruksi yang digelar di halaman Polres Binjai, Kamis (20/3) siang. Sebelum beraksi Iir Sugianto alias ST bersama Sopian (DPO), Wak Ran (DPO) dan Rahim (DPO), diduga sebagai otak pelaku, memesan kamar di Hotel Melala Nomor 18 bersama teman wanitanya 5 Februari lalu.

Sekitar pukul 21.00 WIB, setelah memakai sabu-sabu di hotel Iir Sugianto alias ST, Wak Ran dan Rahem (DPO-red), datang Mujianto alias Gaboh, Irpan. Mereka selanjutnya bergerak menggunakan mobil Avanza warna silver BK 1031 JM.

Kelimanya berkeliling Kota Medan dan sekitarnya hingga menuju Jalan Sei Kambing, Kec. Medan Baru sekitar pukul 23.00 WIB. Nah, saat itu Wak Ran, menunjuk salah satu mobil Avanza milik korban yang saat itu kebetulan tengah melintas sendiri.

“Itu ada mobil Avanza, hanya satu orang di dalamnya,” kata Iir Sugianto menirukan bahasan dari Wak Ran.

Setelah menentukan targetnya, Iir Sugianto, yang mengemudikan mobil langsung mengikuti mobil Avanza BK 1147 RJ milik korban ST Anton Nainggolan.

Tepatnya di depan Hotel History Jalan Medan Binjai Km 16, Wak Ran berteriak dari dalam mobil sembari menyuruh korban untuk memberhenti kendaraannya. “Pinggi-pinggir,” cetus Irpan menirukan perkataan Wak Ran (DPO).

Mobil kemudian dipalang Iir, sehingga membuat korban Anton menghentikan kendaraannya. Wak Ran meminta korban keluar dari kendaraannya. Dengan alasan kalau mobil yang dikendarai korban telah menyerempet mobil milik mereka.

“Kau menyerempet mobil kami, turun kau dari mobil,” seru Wak Ran, dijelaskan oleh para pelaku lainya.

Saat korban turun, Rahem dan Wak Ran  mengacungkan pistol yang sudah mereka bawa. Di bawah todongan senjata api, korban dipaksa untuk naik ke dalam mobil milik mereka.

Mobil milik korban pun berpindah tangan dan langsung dibawa oleh Iir Sugianto alias ST ditemani Irpan. Sementara, korban yang dipaksa naik ke mobil tersangka lainya diapit oleh Rahem dan Wak Ran di bawah ancaman senjata. Sementara, mobil dikemudikan oleh Mujiono alias Gaboh. “Kami hanya bertugas membawa mobil milik korban,” sahut Irpan dan Iir Sugianto alias ST.

Tepat di Jalan Baru, mobil milik korban yang dikemudiakan Iir Sugianto ditemani Irpan, mendahulu mobil yang membawa korban. Mereka lantas menjemput Ipin (DPO) yang menunggu di Asia Medika.

Sementara, mobil para pelaku yang membawa korban menuju Desa Bulu Cina, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang untuk membuang korban. Ketika hendak dibuang dan diikat serta dibekap, korban berusaha melawan.

Sehingga Rahim  yang memegang senjata api memukul kepala korban hingga dua kali. Seketika kepala korban mengeluarkan darah segar dan kondisinya sekarat. Barulah, tersangka lainnya Gaboh, mengikat tangan korban. Mereka bertiga membuang korban di parit agar tidak diketahui warga.

Usai membuang korban ketiga pelaku selaku tim eksekutor lalu pergi ke rumah Mujiono alias Gaboh di Desa Karang Anyar Malitung, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.

Di saat, Irpan, Ipin dan Adi Susanto membersihkan mobil milik korban dan membuang segala berkas di dalam mobil dan memasukkannya ke dalam goni. Demikian juga alat pelacak (GPRS-Red). “Aku hanya memperhatikan mereka saja membersihkan mobil untuk dijual,” seru Iir Sugianto.

Setelah mobil semua bersih tidak ada lagi berkas. Mereka menyusul ke rumah Mujiono alias Gaboh di Desa Karang Anyar Malitung, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.

Hingga akhirnya beberapa tersangka berhasil diamankan petugas kepolisian. Dimana mereka diamankan setelah petugas terlebih dahulu mengamankan Ronal, makelar mobil yang menjual mobil murah kepada petugas yang menyaru sebagai pembeli.

Meski telah membongkar sindikat dan mengamankan beberapa pelaku pembunuhan terhadap Sintua Gereja HKBP Kota Binjai, ST Anton Nainggolan. Namun, pihak kepolisian belum berhasil mengamankan tiga pelaku lainnya yang diduga sebagai motor (otak pelaku) untuk mengungkap kasus ini hingga tuntas. (bam/smg)

Perampok menodongkan senjata kepada korban saat terjadi aksi perampokan.
Perampok menodongkan senjata kepada korban saat terjadi aksi perampokan.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Sebelum beraksi merampok dan membunuh Sintua Gereja HKBP Kota Binjai, ST Anton Nainggolan (49), warga Jalan Anggerek, Gang Manis, Kec. Binjai Utara, Sabtu (8/2) lalu, pelaku terlebih dahulu memakai sabu-sabu.

Hal ini terungkap saat rekonstruksi yang digelar di halaman Polres Binjai, Kamis (20/3) siang. Sebelum beraksi Iir Sugianto alias ST bersama Sopian (DPO), Wak Ran (DPO) dan Rahim (DPO), diduga sebagai otak pelaku, memesan kamar di Hotel Melala Nomor 18 bersama teman wanitanya 5 Februari lalu.

Sekitar pukul 21.00 WIB, setelah memakai sabu-sabu di hotel Iir Sugianto alias ST, Wak Ran dan Rahem (DPO-red), datang Mujianto alias Gaboh, Irpan. Mereka selanjutnya bergerak menggunakan mobil Avanza warna silver BK 1031 JM.

Kelimanya berkeliling Kota Medan dan sekitarnya hingga menuju Jalan Sei Kambing, Kec. Medan Baru sekitar pukul 23.00 WIB. Nah, saat itu Wak Ran, menunjuk salah satu mobil Avanza milik korban yang saat itu kebetulan tengah melintas sendiri.

“Itu ada mobil Avanza, hanya satu orang di dalamnya,” kata Iir Sugianto menirukan bahasan dari Wak Ran.

Setelah menentukan targetnya, Iir Sugianto, yang mengemudikan mobil langsung mengikuti mobil Avanza BK 1147 RJ milik korban ST Anton Nainggolan.

Tepatnya di depan Hotel History Jalan Medan Binjai Km 16, Wak Ran berteriak dari dalam mobil sembari menyuruh korban untuk memberhenti kendaraannya. “Pinggi-pinggir,” cetus Irpan menirukan perkataan Wak Ran (DPO).

Mobil kemudian dipalang Iir, sehingga membuat korban Anton menghentikan kendaraannya. Wak Ran meminta korban keluar dari kendaraannya. Dengan alasan kalau mobil yang dikendarai korban telah menyerempet mobil milik mereka.

“Kau menyerempet mobil kami, turun kau dari mobil,” seru Wak Ran, dijelaskan oleh para pelaku lainya.

Saat korban turun, Rahem dan Wak Ran  mengacungkan pistol yang sudah mereka bawa. Di bawah todongan senjata api, korban dipaksa untuk naik ke dalam mobil milik mereka.

Mobil milik korban pun berpindah tangan dan langsung dibawa oleh Iir Sugianto alias ST ditemani Irpan. Sementara, korban yang dipaksa naik ke mobil tersangka lainya diapit oleh Rahem dan Wak Ran di bawah ancaman senjata. Sementara, mobil dikemudikan oleh Mujiono alias Gaboh. “Kami hanya bertugas membawa mobil milik korban,” sahut Irpan dan Iir Sugianto alias ST.

Tepat di Jalan Baru, mobil milik korban yang dikemudiakan Iir Sugianto ditemani Irpan, mendahulu mobil yang membawa korban. Mereka lantas menjemput Ipin (DPO) yang menunggu di Asia Medika.

Sementara, mobil para pelaku yang membawa korban menuju Desa Bulu Cina, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang untuk membuang korban. Ketika hendak dibuang dan diikat serta dibekap, korban berusaha melawan.

Sehingga Rahim  yang memegang senjata api memukul kepala korban hingga dua kali. Seketika kepala korban mengeluarkan darah segar dan kondisinya sekarat. Barulah, tersangka lainnya Gaboh, mengikat tangan korban. Mereka bertiga membuang korban di parit agar tidak diketahui warga.

Usai membuang korban ketiga pelaku selaku tim eksekutor lalu pergi ke rumah Mujiono alias Gaboh di Desa Karang Anyar Malitung, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.

Di saat, Irpan, Ipin dan Adi Susanto membersihkan mobil milik korban dan membuang segala berkas di dalam mobil dan memasukkannya ke dalam goni. Demikian juga alat pelacak (GPRS-Red). “Aku hanya memperhatikan mereka saja membersihkan mobil untuk dijual,” seru Iir Sugianto.

Setelah mobil semua bersih tidak ada lagi berkas. Mereka menyusul ke rumah Mujiono alias Gaboh di Desa Karang Anyar Malitung, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.

Hingga akhirnya beberapa tersangka berhasil diamankan petugas kepolisian. Dimana mereka diamankan setelah petugas terlebih dahulu mengamankan Ronal, makelar mobil yang menjual mobil murah kepada petugas yang menyaru sebagai pembeli.

Meski telah membongkar sindikat dan mengamankan beberapa pelaku pembunuhan terhadap Sintua Gereja HKBP Kota Binjai, ST Anton Nainggolan. Namun, pihak kepolisian belum berhasil mengamankan tiga pelaku lainnya yang diduga sebagai motor (otak pelaku) untuk mengungkap kasus ini hingga tuntas. (bam/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/