27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Warga Minta Tangkap Bupati Toba Samosir

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Toba Samosir (Tobasa) meminta penyidik Tipikor Polda Sumut menangkap Bupati, Pandapotan Kasmin Simanjuntak, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.

“Menurut saya Polda kurang transparan dalam memberikan keterangan

kepada masyarakat terkait kasus Bupati Tobasa. Tadi sewaktu kami

menanyakan hal itu kepada ke Kasubdit Tipikor, AKBP Yudha Nusa, dia memberikan keterangan yang bertele-tele,” ujar Ukap Marpaung,

bersama warga Tobasa saat mendatangi Ditreskrimsus Polda Sumut, Kamis (20/3).

Ungkap mempertanyakan bagaimana penyidikan polisi, sehingga Kasmin tak ditahan. Ungkap juga mempermasalahkan soal lambannya Kasmin ditahan semenjak dijadikan tersangka oleh Polda selama kurang lebih dua tahun lalu.

“Masa sampai sekarang belum ada ketegasan Polda untuk menahan

Kasmin sementara dia sudah jadi tersangka. Sementara warga yang

dilaporkan Kasmin, hanya soal masalah menyebarkan kliping yang berisi pemberitaan dugaan korupsi bupati kini bahkan sudah disidang,” ungkapnya.

Soal keterangan Polda yang menyebut adanya transfer dari PT PLN kepada Kasmin diduga sebagai fee pelepasan lahan base camp PLTA Asahan III, di Dusun Batumamak, Desa Merantipohan, Kabupaten Tobasa, menurut Ukap hal itu menjadi bukti jelas keterlibatan Kasmin.

“Kemudian, kenapa pihak PLN juga belum ditahan. Kami harap segera proses pengusutan perkara ini tidak berlarut-larut. Kami meminta agar Polda serius dan terbuka mengungkap kasus korupsi diduga melibatkan Kasmin dan PLN,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur LBH Suara Rakyat Tapanuli (Surat), Timbul

Hutajulu yang juga datang ke Polda Sumut mengatakan, kini ada opini negatif yang berkembang di masyarakat Tobasa soal pengusutan perkara dugaan korupsi Kasmin.

“Jadi opini di sana, kasus korupsi Kasmin Simanjuntak ini sudah

berhenti, tidak dilanjutkan lagi. Soalnya, hingga sekarang Kasmin

tidak juga ditahan. Ini sangat kita sayangkan,” ucapnya heran.

Menurutnya, Polda Sumut harus benar-benar serius menyelesaikan perkara Kasmin. “Kasihan masyarakat Tobasa dipermainkan seperti ini. Kalau saya lihat, kasus ini sudah kayak opera. Ada sutradanya yang menyetel kasus ini,” ucap.

Kemudian, beber Timbul, menurut informasi Kasmin Simanjuntak dan

kroninya juga sempat diberangkatkan pihak PLN ke Beijing, China. “Nah itu yang kita tidak ketahui, buat apa mereka diberangkatkan ke sana. Kalau saya lihat, pemberangkatan itu semua gratifikasi, saya melihat itu ke sana,” pungkasnya.

Kepala Unit (Kanit) I Subdit III/Tipikor Ditreskrimsus Polda

Sumut, AKP Bram Wahyu membantah mereka memperlamban pengusutan kasus dugaan korupsi PLTA Asahan III.

“Kami ini bekerja sesuai prosedur hukum yang berlaku. Tidak asal-asalan. Saya juga menegaskan, dalam perkara korupsi PLTA Asahan III, perkaranya itu langsung dipantau oleh Mabes Polri dan KPK,” ucapnya.

Kemudian, Bram mengatakan, sepekan lalu dia juga baru pulang dari

Mabes Polri terkait perkara kasus dugaan korupsi PLTA Asahan III di Tobasa. “Sepekan lalu saya baru pulang dari Mabes, petinggi di sana malah meminta kami (Polda) untuk serius mengusut perkara itu. Jadi bagaimana kami mau coba main-main, orang hampir setiap saat kasusnya dipantau,” ungkap Bram.

Lebih lanjut, Bram meminta masyarakat harap bersabar. Karena

menurutnya, pengusutan perkara itu terus berlanjut. “Saya harap

masyarakat bersabar, perkara ini masih terus berlanjut,” pungkasnya. (ind)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Toba Samosir (Tobasa) meminta penyidik Tipikor Polda Sumut menangkap Bupati, Pandapotan Kasmin Simanjuntak, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.

“Menurut saya Polda kurang transparan dalam memberikan keterangan

kepada masyarakat terkait kasus Bupati Tobasa. Tadi sewaktu kami

menanyakan hal itu kepada ke Kasubdit Tipikor, AKBP Yudha Nusa, dia memberikan keterangan yang bertele-tele,” ujar Ukap Marpaung,

bersama warga Tobasa saat mendatangi Ditreskrimsus Polda Sumut, Kamis (20/3).

Ungkap mempertanyakan bagaimana penyidikan polisi, sehingga Kasmin tak ditahan. Ungkap juga mempermasalahkan soal lambannya Kasmin ditahan semenjak dijadikan tersangka oleh Polda selama kurang lebih dua tahun lalu.

“Masa sampai sekarang belum ada ketegasan Polda untuk menahan

Kasmin sementara dia sudah jadi tersangka. Sementara warga yang

dilaporkan Kasmin, hanya soal masalah menyebarkan kliping yang berisi pemberitaan dugaan korupsi bupati kini bahkan sudah disidang,” ungkapnya.

Soal keterangan Polda yang menyebut adanya transfer dari PT PLN kepada Kasmin diduga sebagai fee pelepasan lahan base camp PLTA Asahan III, di Dusun Batumamak, Desa Merantipohan, Kabupaten Tobasa, menurut Ukap hal itu menjadi bukti jelas keterlibatan Kasmin.

“Kemudian, kenapa pihak PLN juga belum ditahan. Kami harap segera proses pengusutan perkara ini tidak berlarut-larut. Kami meminta agar Polda serius dan terbuka mengungkap kasus korupsi diduga melibatkan Kasmin dan PLN,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur LBH Suara Rakyat Tapanuli (Surat), Timbul

Hutajulu yang juga datang ke Polda Sumut mengatakan, kini ada opini negatif yang berkembang di masyarakat Tobasa soal pengusutan perkara dugaan korupsi Kasmin.

“Jadi opini di sana, kasus korupsi Kasmin Simanjuntak ini sudah

berhenti, tidak dilanjutkan lagi. Soalnya, hingga sekarang Kasmin

tidak juga ditahan. Ini sangat kita sayangkan,” ucapnya heran.

Menurutnya, Polda Sumut harus benar-benar serius menyelesaikan perkara Kasmin. “Kasihan masyarakat Tobasa dipermainkan seperti ini. Kalau saya lihat, kasus ini sudah kayak opera. Ada sutradanya yang menyetel kasus ini,” ucap.

Kemudian, beber Timbul, menurut informasi Kasmin Simanjuntak dan

kroninya juga sempat diberangkatkan pihak PLN ke Beijing, China. “Nah itu yang kita tidak ketahui, buat apa mereka diberangkatkan ke sana. Kalau saya lihat, pemberangkatan itu semua gratifikasi, saya melihat itu ke sana,” pungkasnya.

Kepala Unit (Kanit) I Subdit III/Tipikor Ditreskrimsus Polda

Sumut, AKP Bram Wahyu membantah mereka memperlamban pengusutan kasus dugaan korupsi PLTA Asahan III.

“Kami ini bekerja sesuai prosedur hukum yang berlaku. Tidak asal-asalan. Saya juga menegaskan, dalam perkara korupsi PLTA Asahan III, perkaranya itu langsung dipantau oleh Mabes Polri dan KPK,” ucapnya.

Kemudian, Bram mengatakan, sepekan lalu dia juga baru pulang dari

Mabes Polri terkait perkara kasus dugaan korupsi PLTA Asahan III di Tobasa. “Sepekan lalu saya baru pulang dari Mabes, petinggi di sana malah meminta kami (Polda) untuk serius mengusut perkara itu. Jadi bagaimana kami mau coba main-main, orang hampir setiap saat kasusnya dipantau,” ungkap Bram.

Lebih lanjut, Bram meminta masyarakat harap bersabar. Karena

menurutnya, pengusutan perkara itu terus berlanjut. “Saya harap

masyarakat bersabar, perkara ini masih terus berlanjut,” pungkasnya. (ind)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/