MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kesal 5 bulan uang angsuran sepeda motornya digelapkan, Jesman Sitepu (38) warga Dusun Telaga Sari Desa Sei Mencirim, Kec. Sunggal, Kab. Deliserdang nekat menembak lalu menyayat tangan dan perut Supriono alias Kriwil (35) warga Jl. Citarum, Kec. Sunggal, Kab. Deliserdang, hingga nyaris tewas, Sabtu (23/3) malam. Usai melampiaskan amarahnya, Jesman memilih menyerahkan diri ke Polsek Sunggal.
Saat ditemui, Minggu (23/3) sekira pukul 02.30 WIB, dari belik jeruji besi, Jesman merasa puas telah melampiaskan amarahnya pada korban. “Di lokasi gelap itulah saya menyayati dia. Niat saya hanya mau melumpuhkan dia saja. Sudah kesal kali aku. Aku tidak menyesal, malah puas kali pun rasanya,” ucap Jesman dengan raut wajah tak bersalah.
Dikisahkan toke buah jambu itu, peristiwa ini terjadi karena Kriwil menggelapkan uang angsuran sepeda motor Smash Titan BK 6218 AA miliknya. Diceritakan Jesman, karena kesulitan ekonomi, pertengahan tahun 2013 lalu, ia sempat 4 bulan nunggak kredit.
Singkat cerita, ntah dapat info dari mana, awal Juni 2013, Kriwil tiba-tiba datang ke rumahnya. Waktu itu, Kriwil mengaku sebagai pekerja eksternal Auto Finance tempat Jesman kredit kereta. “Saat itu Kriwil datang dengan membawa kartu pekerja eksternal Auto Financial. Katanya ia ditugaskan kantornya menarik sepeda motor saya. Namun saat itu saya meminta keringanan. Setelah membuat surat pernyataan, Kriwil pun batal menarik keretaku. Tapi saat itu saya diwajibkan membayar tunggakan 2 bulan senilai Rp500 ribu lebih,” ucapnya. Kemudian, lanjut pelaku, di bulan Juli 2013 lalu, Kriwil kembali mendatanganinya.
“Kala itu dia datang sama istrinya. Karena dipaksa, saya kembali membayar 3 bulan angsuran selama 3 bulan,” ujarnya. Karena takut angsurannya digelapkan, Jesman yang curiga sempat mengikuti Supriono saat pulang dari rumahnya.
“Karena sudah tau rumahnya. Saya pun sedikit tenang,” cetusnya. Karena angsurannya tinggal sebulan lagi, Jesman pun berniat langsung membayarnya ke Auto Financial yang berada di Tomang Elok Medan. Dengan mengendarai mobil carteran, Jesmanpun sampai di kantor Auto Financial pada bulan Agustus 2013 lalu.
“Tapi waktu itu pekerja disana bilang kalau angsuran saya belum ada dibayar sejak menunggak. Dan ketika saya sebutkan kalau uang angsuran tersebut telah saya bayar kepada Kriwil. Pihak Auto Financial malah ngaku tak punya pegawai atas nama pelaku,” ungkapnya. Terkejut mendengar ucapan tersebut, bapak 4 anak ini pun sempat menghubungi hape Kriwil.
“Saat saya hubungi tersebut, dia bilang sedang berada di luar kota,” ucapnya. Tak mau persoalan tersebut berujung ke pengadilan, Jesman memilih mendatangi kediaman Kriwil. “Tapi saya sulit ketemu sama dia. Lantaran selalu dibilang istrinya tidak ada. Tapi sewaktu saya jumpa dia di kediamannya, dia selalu bilang baru pulang dari luar kota. Pokoknya serba mengelak sajalah dia,” kesalnya. Karena tak mendapat titik temu, Jesman pun mendatangi keluarga Kriwil. “Tapi keluarganya bilang tidak mau ikut campur. Bahkan mereka mengaku jijik dengan pelaku,” ucapnya.
Tak tau harus bebuat apa lagi, Jesman kembali mendatangi kediaman Kriwil. Lagi-lagi, puluhan kali ditemui, Kriwil selalu tak berhasil ditemui di rumah. Bahkan, tiap kali dihubungi, Kriwil selalu mengaku berada di luar kota. “Makanya, saat mau tahun baru itu saya bilang ke dia untuk menyelesaikan masalah itu. Soalnya, akibat tunggakan itu saya berutang hingga Rp7 juta. Dan saat itu dia hanya mengatakan siap saja,” kesal Jesman lagi.
Karena tak kunjung ada niat baik dari pelaku, Sabtu (22/3) malam, Jesman kembali mendatangi rumah Kriwil. Sepulang berburu musang, pelaku kembali mendatangi kediaman pelaku dengan membawa pisau dan senapan angin.
“Saat saya datang, istrinya kembali mengaku suaminya tak ada. Tapi saya curiga melihat kamar mandinya yang berada di dapur. Saat saya buka, Kriwil tiba-tiba lompat dari pintu dapur. Karena sudah kesal kali, aku langsung menembak pinggangnya dengan senapan angin,” kenang Jesman. Sejurus kemudian, Jesman mengejar dan berhasil menangkap Kriwil yang sudah terluka dan menyeretnya ke sebuah lapangan.
“Di tempat gelap itulah saya menyayati dia. Sudah kesal kali aku. Harga diriku diinjak-injak sama dia. Setelah puas, aku menyerahkan diri ke kantor polisi,” ucapnya. Pasca kejadian, istri dibantu warga pun melarikan Kriwil yang berlumuran darah ke RS Sundari sebelum akhirnya dibawa ke RS Adam Malik.
BOLAK BALIK MASUK BUI
Keluarga Kriwil yang ditemui di lokasi kejadian menolak berkomentar banyak. “Kurang tau bang. Kalau mau minta keterangan terhadap istrinya saja. Dan mereka sekarang masih berada di RS Adam Malik. Kalau kami kurang tau kalau ditanya soal kejadian itu,” ujar Sriana, kaka ipar Kriwil.
Kepala Dusun I Desa Medan Krio, Kec. Sunggal, Deliserdang, Pak Komadi Prawira membenarkan kalau Kriwil adalah warganya. Akibat kejadian itu, ia batal berangkat mengikuti acara penutupan MTQ di Semayang. “Dia memang warga saya. Semalam karena kejadian tersebut saya batal ikut penutupan MTQ. Kalau kejadiannya tidak tau persis. Apalagi permasalahannya, saya datang semalam sudah ramai kali dan hanya sempat melihat Kriwil terluka. Saat melihat lukanya itu aku tidak tahan,” ujar Kadus yang sudah menjabat 3,5 tahun itu.
Soal sosok dan keseharian Kriwil, menurut Kadus, biasa saja. Namun selama ini tingkahnya kurang bagus lantaran kerap ‘memakan’ teman sendiri. “Kalau orangnya biasa saja, cuma tingkahnya itu yang mau ‘makan’ teman. Kalau kerja tidak mau,” ujarnya.
“Padahal jago dia kerja bangunan. Tapi itulah, malas dan tidak mau bekerja. Dulu kerjanya sempat sebagai sopir angkot. Setelah itu dia ngaku bekerja sebagai deptcolektor, tapi tidak tau apakah benar atau tidak,” tambahnya lagi.
Kadus juga menambahkan bahwa warga sekitar pun tidak terlalu mengusik lagi soal tingka laku oleh Kriwil.
Pasalnya, setahu warga dia sudah dua kali masuk penjara. Kasus yang pertama togel, terus kasus penggelapan mobil tetangganya sendiri. “Dia itu anak angkat dari Kaur Desa Pak Parman. Makanya bapak itu sudah berang juga. Okelah kalau kasus togel yang duu bisa dimaafkan. Eh, ini malah mengulah lagi dia,” kesalnya. Sementara itu, pantauan kru koran ini, Kriwil masih kritis di ruang HCU RSUP Adam Malik Medan. “Lukanya lumayan dalam. Korban sudah kita rawat secara intensif,” ujar seorang perawat bernama Mila. Tak ada seorang pun keluarga Kriwil yang datang menjenguk. (dra/tun/deo)