BANGKOK, SUMUTPOS.CO – Rencana pelengseran Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra tidak bakal mudah. Kelompok Kaus Merah, pendukung Yingluck, siap turun ke jalan untuk mencegah sang perdana menteri kehilangan kursi. Tindakan tersebut diambil setelah Mahkamah Konstitusi (MK) Thailand menyatakan bahwa pemilu yang digelar 2 Februari lalu tidak sah. Padahal, dalam pemilu tersebut, adik Thaksin Shinawatra tersebut menang.
Keputusan MK itu berdampak luar biasa pada posisi Yingluck. Sebab, secara otomatis, dia tidak bisa meletakkan orang-orangnya untuk menduduki posisi penting di pemerintahan. Yingluck memang masih memimpin, tapi dengan kekuatan minimalis. Sementara pemilihan ulang belum jelas bakal diadakan kapan.
“Pada 5 April, saudara dan saudari Kaus Merah, kemasi barang-barangmu dan bersiaplah untuk pertemuan besar,” ujar pemimpin Kaus Merah Jatuporn Prompan kepada anggotanya Sabtu sore (22/3). “Lokasinya bisa di Bangkok, atau tempat lain, nanti diumumkan lagi,” tambahnya.
Secara terpisah, pimpinan Kaus Merah yang lain Nisit Sintuprai juga membakar semangat di hadapan 10 ribu pengikutnya di Pattaya. Menurut dia, alasan utama Kaus Merah turun ke jalan lagi adalah untuk menyatakan kepada Suthep Thaugsuban, pimpinan massa anti pemerintah, bahwa mayoritas penduduk ingin demokrasi. Yaitu, pemerintahan yang dipilih berdasar pemilu. Thaugsuban adalah mantan politikus dari oposisi yang memimpin protes melawan Yingluck sejak November tahun lalu.
“Kami tidak bisa menerima perdana menteri yang langsung dipilih oleh orangmu (oposisi Red),” ujarnya.
Seperti diberitakan, Negeri Gajah Putih baru saja mencabut status darurat karena demo yang bertubi-tubi dari oposisi. Total ada 23 demonstran yang meninggal dan ratusan yang lain luka-luka karena serangan tentara. (Reuters/sha/c4/dos)
BANGKOK, SUMUTPOS.CO – Rencana pelengseran Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra tidak bakal mudah. Kelompok Kaus Merah, pendukung Yingluck, siap turun ke jalan untuk mencegah sang perdana menteri kehilangan kursi. Tindakan tersebut diambil setelah Mahkamah Konstitusi (MK) Thailand menyatakan bahwa pemilu yang digelar 2 Februari lalu tidak sah. Padahal, dalam pemilu tersebut, adik Thaksin Shinawatra tersebut menang.
Keputusan MK itu berdampak luar biasa pada posisi Yingluck. Sebab, secara otomatis, dia tidak bisa meletakkan orang-orangnya untuk menduduki posisi penting di pemerintahan. Yingluck memang masih memimpin, tapi dengan kekuatan minimalis. Sementara pemilihan ulang belum jelas bakal diadakan kapan.
“Pada 5 April, saudara dan saudari Kaus Merah, kemasi barang-barangmu dan bersiaplah untuk pertemuan besar,” ujar pemimpin Kaus Merah Jatuporn Prompan kepada anggotanya Sabtu sore (22/3). “Lokasinya bisa di Bangkok, atau tempat lain, nanti diumumkan lagi,” tambahnya.
Secara terpisah, pimpinan Kaus Merah yang lain Nisit Sintuprai juga membakar semangat di hadapan 10 ribu pengikutnya di Pattaya. Menurut dia, alasan utama Kaus Merah turun ke jalan lagi adalah untuk menyatakan kepada Suthep Thaugsuban, pimpinan massa anti pemerintah, bahwa mayoritas penduduk ingin demokrasi. Yaitu, pemerintahan yang dipilih berdasar pemilu. Thaugsuban adalah mantan politikus dari oposisi yang memimpin protes melawan Yingluck sejak November tahun lalu.
“Kami tidak bisa menerima perdana menteri yang langsung dipilih oleh orangmu (oposisi Red),” ujarnya.
Seperti diberitakan, Negeri Gajah Putih baru saja mencabut status darurat karena demo yang bertubi-tubi dari oposisi. Total ada 23 demonstran yang meninggal dan ratusan yang lain luka-luka karena serangan tentara. (Reuters/sha/c4/dos)