Sindrom Langka, Wanita Beraroma Ikan

SUMUTPOS.CO- Memiliki aroma badan tak sedap sudah bikin repot, apalagi jika yang dialami seperti wanita ini. Ellie James sudah 14 tahun hidup dengan tubuh mengeluarkan aroma mirip ikan busuk.

Ellie bukannya hidup tidak higienis hingga badannya berbau busuk, namun itu disebabkan oleh sindrom langka. Aroma tubuh mirip telur busuk itu bermula saat usianya 30 tahun. Meski sudah mandi 5 kali sehari dan menggosok tubuhnya memakai deterjen, aroma itu tetap tercium kuat dari tubuh wanita berusia 44 tahun tersebut.

“Awalnya aku tidak mengerti apa yang terjadi padaku. Aku selalu hidup higienis tapi bau itu benar-benar misteri bagiku,” tutur Ellie. “Aku pernah mengira kucingku membawa tikus dan membiarkannya membusuk. Tapi lama-lama aku menyadari itu adalah aku ketika orang-orang menatapku dan menutup hidungnya. Mereka mulai bergosip tentangku di kantor,” tambah.

Ellie sendiri mengaku menangis setiap malam karena menderita sindrom tersebut. Ia kerap menerima hadiah parfum dan sabun wangi dari teman-temannya namun itu membuatnya merasa dilecehkan. “Suatu hari sopir bus menaruh pengharum dan penumpang menyalahkanku. Itu membuatku putus asa,” tuturnya.

Lalu 5 tahun setelah aroma itu menyiksa, Ellie menemui dokter dan menjalani serangkaian tes. Akhirnya pada 2007, warga Abingdon, Oxfordshire, Inggris, ini didiagnosa terkena trimethylaminuria atau ‘sindrom aroma ikan’ yang belum ada obatnya.

Sindrom ini disebabkan oleh hilangnya sebuah enzim yang menyebabkan keringat, urin dan napas berbau menyengat. Karena tidak adanya enzim, tubuh tidak mampu untuk memecah bahan kimia bau yang dihasilkan dalam usus ketika makanan seperti susu, kopi,ikan dan daging dicerna. Aromanya biasanya mirip ikan busuk, feses atau sampah.

Saat ini Ellie mengonsumsi antibiotik dan menjalani diet serta memakai sabun khusus. Ia juga dengan sabar menjelaskan kondisi kesehatannya ketika ada yang menutup hidung akibat aroma tubuhnya. Untunglah, di balik kondisi itu Ellie tetap menemukan cintanya pada sosok Dan Molston pada 2006 yang menerimanya apa adanya. (bbs/tom)

SUMUTPOS.CO- Memiliki aroma badan tak sedap sudah bikin repot, apalagi jika yang dialami seperti wanita ini. Ellie James sudah 14 tahun hidup dengan tubuh mengeluarkan aroma mirip ikan busuk.

Ellie bukannya hidup tidak higienis hingga badannya berbau busuk, namun itu disebabkan oleh sindrom langka. Aroma tubuh mirip telur busuk itu bermula saat usianya 30 tahun. Meski sudah mandi 5 kali sehari dan menggosok tubuhnya memakai deterjen, aroma itu tetap tercium kuat dari tubuh wanita berusia 44 tahun tersebut.

“Awalnya aku tidak mengerti apa yang terjadi padaku. Aku selalu hidup higienis tapi bau itu benar-benar misteri bagiku,” tutur Ellie. “Aku pernah mengira kucingku membawa tikus dan membiarkannya membusuk. Tapi lama-lama aku menyadari itu adalah aku ketika orang-orang menatapku dan menutup hidungnya. Mereka mulai bergosip tentangku di kantor,” tambah.

Ellie sendiri mengaku menangis setiap malam karena menderita sindrom tersebut. Ia kerap menerima hadiah parfum dan sabun wangi dari teman-temannya namun itu membuatnya merasa dilecehkan. “Suatu hari sopir bus menaruh pengharum dan penumpang menyalahkanku. Itu membuatku putus asa,” tuturnya.

Lalu 5 tahun setelah aroma itu menyiksa, Ellie menemui dokter dan menjalani serangkaian tes. Akhirnya pada 2007, warga Abingdon, Oxfordshire, Inggris, ini didiagnosa terkena trimethylaminuria atau ‘sindrom aroma ikan’ yang belum ada obatnya.

Sindrom ini disebabkan oleh hilangnya sebuah enzim yang menyebabkan keringat, urin dan napas berbau menyengat. Karena tidak adanya enzim, tubuh tidak mampu untuk memecah bahan kimia bau yang dihasilkan dalam usus ketika makanan seperti susu, kopi,ikan dan daging dicerna. Aromanya biasanya mirip ikan busuk, feses atau sampah.

Saat ini Ellie mengonsumsi antibiotik dan menjalani diet serta memakai sabun khusus. Ia juga dengan sabar menjelaskan kondisi kesehatannya ketika ada yang menutup hidung akibat aroma tubuhnya. Untunglah, di balik kondisi itu Ellie tetap menemukan cintanya pada sosok Dan Molston pada 2006 yang menerimanya apa adanya. (bbs/tom)