BRANDAN, SUMUTPOS.CO – RSU Insani Pangkalan Brandan geger. Seorang ibu melahirkan bayi laki-laki berkepala dua melalui operasi caesar, Rabu (23/4) sekitar pukul 02.00 WIB.
Bayi langka itu adalah anak ketiga Poniman (33) dan istrinya Lasmini (31), warga Dusun Suka Mulya, Desa Telaga Said, Kec. Pangkalanbrandan. Kondisi tubuh si bayi normal, memiliki 2 tangan dan 2 kaki. Hanya saja, kepalanya dua dan masing-masing kepala juga memiliki 2 mata, 2 telinga, 1 mulut dan 1 hidung. Penuturan Poniman yang hanya hanya bekerja sebagai buruh harian lepas di kebun karet milik Dahlah, awalnya sang istri ditangani bidan di Desa Lama Baru, Arusnawati pukul 21.00-23.30 WIB.
Namun karena sulitnya proses persalinan, akhirnya Arusnawati menganjurkan agar membawa Lasmini ke rumah sakit terdekat. Di RSU Insani, Lasmini tiba sekitar pukul 00.30 WIB, itupun harus menunggu dokter sekitar 1 jam. Karena dokter baru saja pulang, terpaksa dipanggil kembali dan butuh waktu selama perjalanan. Akhirnya bayi Lasmini lahir melalui operasi caesar oleh dr. Nuraflah Sp.OG dibantu perawat senior Junaidi. Pasca lahir, bayi seberat 3 kg dan panjang 50 cm itu langsung ditaruh di dalam incubator.
Sementara Lasmini ditempatkan di ruang perawatan. Lasmini sendiri belum dikabari soal kondisi bayinya. Itu dilakukan akibat kondisi Lasmini yang belum stabil usai operasi. Sehingga kabar tak lazim itu dikawatirkan akan mengganggu, bahkan ditakutkan membuatnya syok. Dokter jaga RSU Insani, dr. Yuni Arnita mengaku kelahiran itu masih dikategorikan kembar siam. Penyebab hanya kepala saja yang terpisah, sementara badannya satu, diakuinya bisa disebabkan banyak faktor.
“Kita sudah jelaskan bahwa kondisi seperti ini sangat rawan karena salah satu kepala si bayi tidak sehat dan sulit bernafas,” ujarnya kepada kru koran ini. “Kita takutkan akan berdampak pada kesehatan si bayi, namun nampaknya orangtua serta keluarga tidak setuju agar si bayi dipindahkan. Kita pun tidak tau alasannya. Jadi kita buat surat pernyataan yang isinya bahwa pihak keluarga tidak setuju agar si bayi dipindahkan, supaya kita tidak disalahkan,” ujar Yuni
Sambung Yuni, tujuan pihak mereka menganjurkan pemindahan itu adalah agar sang bayi bisa diperiksa lebih lanjut. Baik itu tentang organ dalam sang bayi serta tindakan terbaik yang harus dilakukan pada bayi, apakah dibiarkan atau dioperasi. Sebab alat dan dokter di sana kurang memadai. Menanggapi hal itu, Tito (60), ayah Lasmini sekaligus kakek bayi yang belum diberi nama itu, mengaku mereka memang melarang pemindahan bayi. Mereka keberatan bila nanti salah satu kepala sang bayi harus dioperasi.
Sebab, menurut Tito, kedua kepala sang bayi bernafas dan bukan menjadi parasit. “Ya enggak setuju lah, itukan makhluk hidup, dua-duanya hidup, bahkan dua-duanya nangis tadi malam. Mending kepalaku yang dioperasi dari pada kepala cucu saya. Kami mau agar cucu saya dirawat dulu di sini selama satu minggu, untuk melihat kondisinya,” ujar Tito. (smg/deo)