26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Amarah Dahlan & Amukan Ganjar

Dahlan 'mengamuk' di jalan tol karena petugas membiarkan mobil antri.
Dahlan ‘mengamuk’ di jalan tol karena petugas membiarkan mobil antri.

SUMUTPOS.CO – Masih tentang para pemimpin yang kesal karena kinerja anak buah. Bila Gubernur Jateng Ganjar Pranowo marah karena ada pungli di jembatan timbang, Menteri BUMN Dahlan Iskan pernah ngamuk gara-gara urusan pintul tol, sementara Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kesal karena sampah.

Pada Selasa 20 Maret 2012 lalu, Dahlan mengamuk di pintu tol dekat Jembatan Semanggi menuju arah Slipi. Penyebabnya, antrean di tol tersebut sangat panjang tetapi loket yang dibuka hanya dua dari empat pintu yang ada.

Melihat antrean yang panjang itu, menurut Kepala Bagian Humas dan Protokol Kementerian BUMN Faisal Halimi, Dahlan yang hendak berangkat rapat koordinasi setiap Selasa ke Kantor PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) itu langsung turun dari mobil. Saat itu antrean sepanjang kurang lebih 30 mobil di depan pintu tol.

“Ini bertentangan dengan instruksinya agar antrean paling panjang lima mobil,” kata Faisal.

Dahlan langsung turun dari mobil dan memeriksa. Di situlah Dahlan melihat, dua loket masih kosong, dan hanya satu loket manual dan satu otomatis yang dibuka. Dahlan pun masuk ke dua loket yang tutup itu dan membuang kursi yang ada di dalam. Lalu ia masuk loket satunya untuk juga membuang kursinya.

“Tidak ada gunanya kursi ini,” kata Faisal menirukan ucapan Dahlan.

Ia mengatakan, lebih dari 100 mobil disuruh lewat begitu saja tanpa bayar. Salah satu pRidwanik mobil yang sedang lewat itu ternyata mengenal Dahlan dengan baik. Dia adalah Emirsyah Satar, Direktur Utama Garuda Indonesia.

Aksi Dahlan kembali terulang pada Minggu 29 April 2012. Dia emosi karena macet parah di pintu tol Kuningan 2. Tepat di depan RS Medistra, Dahlan yang tengah menuju Tanjung Priok harus membuka paksa gerbang tol tersebut agar lancar.

Di Bandung, wali kota muda Ridwan Kamil juga pernah dibuat kesal. Kala itu, pada Kamis 30 Januari 2014, dia sedang blusukan naik sepeda ke daerah Cicadas. Di dekat pos polisi, dia kesal karena melihat tumpukan sampah. Di depannya, sampah menumpuk dan berserakan sepanjang 3 meter.

Didampingi Camat Cibeunying Kidul, Deny Sani, Ridwan yang mengenakan blazer dan celana jins biru ini meneruskan langkah ke seberang jalan. Terlihat dari raut mukanya, Ridwan tambah kesal. Yang ia temukan bukan hanya sampah biasa, melainkan kasur bekas hingga kursi rusak.

“Saya carikan uangnya, jangan menunggu PD Kebersihan,” kata Ridwan kepada camat dan lurah setempat.

Kemudian Ridwan yang masih mengenakan helm berwarna putih itu meminta stafnya untuk memanggil petugas sampah di dekat lokasi. Saat ditanya, petugas sampah yang bernama Risman membuat pengakuan mengejutkan.

“Ini (yang membuang sampah) bukan hanya warga saja Pak, tapi petugasnya juga yang suka buang sampah ke sini, bukan ke TPS. Petugasnya bandel,” ujar Risman.

Ridwan melongo. Sebelum meninggalkan lokasi, ia menelepon Camat Kiaracondong. “Pak Camat, ini gimana ada tumpukan sampah di depan eks Matahari. Besok menghadap saya ya,” pinta pria berkacamata ini.

Ridwan berlalu. Dengan sepeda birunya, ia menuju lokasi acara HIPMI di Jalan Talaga Bodas, Bandung. “Ini sekalian saja sampai ke tengah jalan,” kata Ridwan kesal saat melihat sampah-sampah berserakan.

Terbaru, Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo kembali mengamuk saat melakukan sidak di Jembatang Timbang, Subah, Batang, Jawa Tengah pada Minggu (27/4 malam. Saat ia datang tak ada keanehan yang menyita perhatiannya. Kemudian, satu sopir truk memberi pungli pada petugas Jembatan Timbang.

Ia melempar uang ke meja petugas dan tak menyadari jika orang nomor satu di Jawa Tengah ada di ruangan petugas itu. Hendak pergi, sopir itu kemudian ditanya oleh Ganjar, untuk apa memberi uang pada petugas.

Dijawab tidak tahu, praktik ini sudah biasa dilakukan tatkala truk melewati Jembatan Timbang. Tak cukup satu supir, ada 4- 5 supir yang setor ‘pajak’ di kisaran belasan hingga puluhan ribu rupiah. “Periksa semua laci.. Periksa itu. Buka lacinya semua, saya mau lihat,” hardik Ganjar.

Laci dibuka, ternyata ada amplop berisi uang tak jelas kepemilikannya. Ganjar lalu menginterograsi sejumlah petugas yang awalnya tidak mengakui perbuatannya. “Apa-apaan ini. Uang apa ini. Menurutmu salah nggak kayak begini, pantesan jalannya pada rusak,” bentaknya sambil melotot.

Petugas akhirnya menjawab jujur. Mereka mengakui jika menerima uang Rp10 ribu atau Rp20 ribu yang diletakkan di meja petugas.

“Ya Pak, setiap hari, per orang (petugas) mendapatkan uang Rp200 ribu hingga Rp250 ribu,” kata petugas Jembatan Timbang pasrah. (bbs/val)

Dahlan 'mengamuk' di jalan tol karena petugas membiarkan mobil antri.
Dahlan ‘mengamuk’ di jalan tol karena petugas membiarkan mobil antri.

SUMUTPOS.CO – Masih tentang para pemimpin yang kesal karena kinerja anak buah. Bila Gubernur Jateng Ganjar Pranowo marah karena ada pungli di jembatan timbang, Menteri BUMN Dahlan Iskan pernah ngamuk gara-gara urusan pintul tol, sementara Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kesal karena sampah.

Pada Selasa 20 Maret 2012 lalu, Dahlan mengamuk di pintu tol dekat Jembatan Semanggi menuju arah Slipi. Penyebabnya, antrean di tol tersebut sangat panjang tetapi loket yang dibuka hanya dua dari empat pintu yang ada.

Melihat antrean yang panjang itu, menurut Kepala Bagian Humas dan Protokol Kementerian BUMN Faisal Halimi, Dahlan yang hendak berangkat rapat koordinasi setiap Selasa ke Kantor PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) itu langsung turun dari mobil. Saat itu antrean sepanjang kurang lebih 30 mobil di depan pintu tol.

“Ini bertentangan dengan instruksinya agar antrean paling panjang lima mobil,” kata Faisal.

Dahlan langsung turun dari mobil dan memeriksa. Di situlah Dahlan melihat, dua loket masih kosong, dan hanya satu loket manual dan satu otomatis yang dibuka. Dahlan pun masuk ke dua loket yang tutup itu dan membuang kursi yang ada di dalam. Lalu ia masuk loket satunya untuk juga membuang kursinya.

“Tidak ada gunanya kursi ini,” kata Faisal menirukan ucapan Dahlan.

Ia mengatakan, lebih dari 100 mobil disuruh lewat begitu saja tanpa bayar. Salah satu pRidwanik mobil yang sedang lewat itu ternyata mengenal Dahlan dengan baik. Dia adalah Emirsyah Satar, Direktur Utama Garuda Indonesia.

Aksi Dahlan kembali terulang pada Minggu 29 April 2012. Dia emosi karena macet parah di pintu tol Kuningan 2. Tepat di depan RS Medistra, Dahlan yang tengah menuju Tanjung Priok harus membuka paksa gerbang tol tersebut agar lancar.

Di Bandung, wali kota muda Ridwan Kamil juga pernah dibuat kesal. Kala itu, pada Kamis 30 Januari 2014, dia sedang blusukan naik sepeda ke daerah Cicadas. Di dekat pos polisi, dia kesal karena melihat tumpukan sampah. Di depannya, sampah menumpuk dan berserakan sepanjang 3 meter.

Didampingi Camat Cibeunying Kidul, Deny Sani, Ridwan yang mengenakan blazer dan celana jins biru ini meneruskan langkah ke seberang jalan. Terlihat dari raut mukanya, Ridwan tambah kesal. Yang ia temukan bukan hanya sampah biasa, melainkan kasur bekas hingga kursi rusak.

“Saya carikan uangnya, jangan menunggu PD Kebersihan,” kata Ridwan kepada camat dan lurah setempat.

Kemudian Ridwan yang masih mengenakan helm berwarna putih itu meminta stafnya untuk memanggil petugas sampah di dekat lokasi. Saat ditanya, petugas sampah yang bernama Risman membuat pengakuan mengejutkan.

“Ini (yang membuang sampah) bukan hanya warga saja Pak, tapi petugasnya juga yang suka buang sampah ke sini, bukan ke TPS. Petugasnya bandel,” ujar Risman.

Ridwan melongo. Sebelum meninggalkan lokasi, ia menelepon Camat Kiaracondong. “Pak Camat, ini gimana ada tumpukan sampah di depan eks Matahari. Besok menghadap saya ya,” pinta pria berkacamata ini.

Ridwan berlalu. Dengan sepeda birunya, ia menuju lokasi acara HIPMI di Jalan Talaga Bodas, Bandung. “Ini sekalian saja sampai ke tengah jalan,” kata Ridwan kesal saat melihat sampah-sampah berserakan.

Terbaru, Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo kembali mengamuk saat melakukan sidak di Jembatang Timbang, Subah, Batang, Jawa Tengah pada Minggu (27/4 malam. Saat ia datang tak ada keanehan yang menyita perhatiannya. Kemudian, satu sopir truk memberi pungli pada petugas Jembatan Timbang.

Ia melempar uang ke meja petugas dan tak menyadari jika orang nomor satu di Jawa Tengah ada di ruangan petugas itu. Hendak pergi, sopir itu kemudian ditanya oleh Ganjar, untuk apa memberi uang pada petugas.

Dijawab tidak tahu, praktik ini sudah biasa dilakukan tatkala truk melewati Jembatan Timbang. Tak cukup satu supir, ada 4- 5 supir yang setor ‘pajak’ di kisaran belasan hingga puluhan ribu rupiah. “Periksa semua laci.. Periksa itu. Buka lacinya semua, saya mau lihat,” hardik Ganjar.

Laci dibuka, ternyata ada amplop berisi uang tak jelas kepemilikannya. Ganjar lalu menginterograsi sejumlah petugas yang awalnya tidak mengakui perbuatannya. “Apa-apaan ini. Uang apa ini. Menurutmu salah nggak kayak begini, pantesan jalannya pada rusak,” bentaknya sambil melotot.

Petugas akhirnya menjawab jujur. Mereka mengakui jika menerima uang Rp10 ribu atau Rp20 ribu yang diletakkan di meja petugas.

“Ya Pak, setiap hari, per orang (petugas) mendapatkan uang Rp200 ribu hingga Rp250 ribu,” kata petugas Jembatan Timbang pasrah. (bbs/val)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/