28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Aksi Ganjar Diapresiasi KPK

Ganjar ngamuk di jembatan timbang
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ‘mengamuk’ di jembatan timbang di Batang, Jawa Tengah, atas praktik pungli yang dilakukan oknum Dinas Perhubungan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Aksi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ‘mengamuk’ di jembatan timbang di Batang, Jawa Tengah, atas praktik pungli yang dilakukan oknum Dinas Perhubungan setempat mendapat apresiasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Sidak yang dilakukan Pak Ganjar jelas ada gunanya, karena memang sesekali harus dilakukan shocking seperti itu,” kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di gedung KPK, Selasa (29/4).

Bambang juga menyarankan agar Ganjar tak berhenti sampai pada sidak saja. Mesti ada langkah yang efektif menjaga agar kasus serupa pungli di jembatan timbang tak terulang.

“Benahi sistem tata laksana tugas dan fungsi karena bisa jadi di situ ada titik rawannya; Bangun dn kembangkan sistem pengawasan yang lebih efektif sehingga bisa meminalisir bertemunya niat dan kesempatan yang jadi penyebab kejahatan,” saran Bambang.

“Lanjutkan dengan tindakan korektif yang dipadu-padankan dengan insentif bagi yang perform dan akuntabel dalam menjalankan tugasnya,” tambahnya lagi.

Sejak Senin (28/4), video Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengamuk saat menangkap basah pungutan liar (pungli) Jembatan Timbang di Batang, Jawa Tengah ramai di Youtube. Tak hanya Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang tampak seram saat emosinya memuncak, politisi PDIP itu juga tak kalah ‘mengerikan’ ketika ‘marah-marah’.

Saat melakukan sidak di Jembatan Timbang, Subah, Batang, Jawa Tengah pada Minggu (27/4) malam, kemarahan Ganjar memuncak saat memergoki seorang sopir truk memberikan sejumlah uang kepada petugas Jembatan Timbang.

Sementara itu, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Jawa Tengah langsung menutup sementara Jembatan timbang Subah di Kabupaten Batang. Jembatan timbang tersebut ditutup menyusul ditemukannya praktik pungutan liar oleh Gubernur Ganjar Pranowo.

Kepala Dishubkominfo Jateng, Urip Sihabudin, mengatakan, penutupan hanya dilakukan kemarin untuk memeriksa petugas. Tak hanya di Jembatan Timbang Subah, petugas di lokasi lain, yakni berjumlah 281 orang, juga akan diperiksa dan dievaluasi di Kantor Dishubkominfo Jateng di Semarang.

“Petugas dipanggil ke kantor. Evaluasi dan di-briefing,” kata Urip, Selasa (29/4).

Menurut dia, 281 petugas itu berasal dari 16 jembatan timbang di Jateng. Mereka akan dievaluasi lalu dinyatakan layak atau tidak untuk kembali bertugas. Meski demikian, hanya Jembatan Timbang Subah yang ditutup sementara, jembatan lain tetap beroperasi. “Yang tidak layak akan kami tempatkan di kantor,” ungkapnya.

Ia menambahkan, prorses evaluasi selesai dalam dua hari. “Nanti dari hasil evaluasi akan ditentukan mana petugas yang siap dikembalikan ke posisinya,” ungkapnya.

Aksi Ganjar menyidak jembatan timbang juga mendapat perhatian di Sumut. Pengamat Anggaran Pemerintah, Elfenda Ananda sempat menyarankan ada baiknya Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Gatot Pujo Nugroho juga bisa melihat jembatan timbang UPPKB secara langsung. Artinya jangan hanya menerima laporan dari bawahannya karena kondisi saat ini sudah berbeda antara laporan tertulis dan fakta yang ada.

“Gaya Gubernur Jawa Tengah bisalah ditiru Gubernur Sumut, supaya bisa memahami persoalan yang ada. Bukan hanya mengambil PAD dari sebuah sanksi,” sebutnya.

Terkait itu, Gatot mengatakan, untuk melakukan pemberantasan pungutan liar harus dilakukan evaluasi kinerja dan struktur Dishub Sumut. “Harus dievaluasi keseluruhan, jadi bukan sistem. Pungli itu terjadi karena mental oknum. Kalau mental baik, pungli pasti terhapus sendirinya. Baru peraturan bisa ditegakan,” sebutnya.

Sedangkan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, Nurdin Lubis menyampaikan dugaan pungli di beberapa jembatan timbang di Sumut harus segera dikroscek Kadishub Sumut. Setelah mendapatkan hasil dari laporan baru dapat dibuat kebijakan.

“Hasil laporan Kadishub Sumut ada, bila tidak yakin tentunya akan dicek juga secara langsung. Kalau sudah ada baru diputuskan seperti apa nantinya,” katanya.

Seperti diberitakan Ganjar Pranowo marah besar ketika melakukan sidak di Subah, Batang, Minggu (27/4) malam. Ia memergoki praktik pungutan liar di jembatan timbang. Sidak dilakukan Ganjar sekitar pukul 20.00 WIB ketika hendak kembali ke Semarang setelah tugas dinas di Banyumas, Cilacap, dan Tegal. Saat melintas di jembatan timbang Subah, Ganjar memutuskan untuk mampir. Di sana ia bertanya kepada petugas soal mekanisme kerja.

Namun ketika Ganjar melihat-lihat truk yang berjajar di jembatan timbang, ia melihat seorang kernet truk berjalan menuju kantor sambil menggenggam uang. Ganjar pun membuntutinya dan ternyata uang digenggam kernet itu diletakkan di meja petugas jembatan timbang namun tidak meminta bukti struk dan bermaksud menyelonong pergi. Ganjar pun meradang.

Jembatan Membang Muda Didemo

Sementara itu, puluhan masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) yang mengatasnamakan Laskar Mahasiswa Peduli Daerah Sumatera Utara, mendatangi jembatan timbang Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Membang Muda Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labura, Selasa (29/4).

Dalam orasinya perwakilan mahasiswa M Yunus dan Darwin Siagian saat turun ke jalan menduga telah terjadi pungli di UPPKB tersebut. Mereka juga menuntut Pemprovsu, Kejaksaan Tinggi Sumut, Kejaksaan Negeri Labuhanbatu, dan pihak kepolisian agar mengusut dugaan korupsi di jembatan timbang khususnya di UPPKB di Labura.

Setelah menyampaikan orasinya puluhan penunjuk rasa meninggalkan lokasi setelah Wakil kepala UPPKB Membang Muda Labura, P Simanjuntak SH, menemuai para pengunjuk rasa di depan komplek jembat timbang UPPKB tersebut. P Simanjuntak mengelak pihaknya telah melakukan pungutan liar sebab apa yang dilaksanakan mereka telah sesuai dengan aturan. Selain itu, dia mengatakan aspirasi masyarakat telah disampaikan ke provinsi setelah aksi seripa digelar ada akasi serupa di tempat yang sama. “Jadi sejak itu telah disampaikan ke provinsi,” ucap Simanjuntak. Setelah mendengar penjelasan tersebut, puluhan pengunjuk rasa meninggalkan lokasi dengan tertib.(bbs/st/smg/ val/rbb)

Ganjar ngamuk di jembatan timbang
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ‘mengamuk’ di jembatan timbang di Batang, Jawa Tengah, atas praktik pungli yang dilakukan oknum Dinas Perhubungan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Aksi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ‘mengamuk’ di jembatan timbang di Batang, Jawa Tengah, atas praktik pungli yang dilakukan oknum Dinas Perhubungan setempat mendapat apresiasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Sidak yang dilakukan Pak Ganjar jelas ada gunanya, karena memang sesekali harus dilakukan shocking seperti itu,” kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di gedung KPK, Selasa (29/4).

Bambang juga menyarankan agar Ganjar tak berhenti sampai pada sidak saja. Mesti ada langkah yang efektif menjaga agar kasus serupa pungli di jembatan timbang tak terulang.

“Benahi sistem tata laksana tugas dan fungsi karena bisa jadi di situ ada titik rawannya; Bangun dn kembangkan sistem pengawasan yang lebih efektif sehingga bisa meminalisir bertemunya niat dan kesempatan yang jadi penyebab kejahatan,” saran Bambang.

“Lanjutkan dengan tindakan korektif yang dipadu-padankan dengan insentif bagi yang perform dan akuntabel dalam menjalankan tugasnya,” tambahnya lagi.

Sejak Senin (28/4), video Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengamuk saat menangkap basah pungutan liar (pungli) Jembatan Timbang di Batang, Jawa Tengah ramai di Youtube. Tak hanya Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang tampak seram saat emosinya memuncak, politisi PDIP itu juga tak kalah ‘mengerikan’ ketika ‘marah-marah’.

Saat melakukan sidak di Jembatan Timbang, Subah, Batang, Jawa Tengah pada Minggu (27/4) malam, kemarahan Ganjar memuncak saat memergoki seorang sopir truk memberikan sejumlah uang kepada petugas Jembatan Timbang.

Sementara itu, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Jawa Tengah langsung menutup sementara Jembatan timbang Subah di Kabupaten Batang. Jembatan timbang tersebut ditutup menyusul ditemukannya praktik pungutan liar oleh Gubernur Ganjar Pranowo.

Kepala Dishubkominfo Jateng, Urip Sihabudin, mengatakan, penutupan hanya dilakukan kemarin untuk memeriksa petugas. Tak hanya di Jembatan Timbang Subah, petugas di lokasi lain, yakni berjumlah 281 orang, juga akan diperiksa dan dievaluasi di Kantor Dishubkominfo Jateng di Semarang.

“Petugas dipanggil ke kantor. Evaluasi dan di-briefing,” kata Urip, Selasa (29/4).

Menurut dia, 281 petugas itu berasal dari 16 jembatan timbang di Jateng. Mereka akan dievaluasi lalu dinyatakan layak atau tidak untuk kembali bertugas. Meski demikian, hanya Jembatan Timbang Subah yang ditutup sementara, jembatan lain tetap beroperasi. “Yang tidak layak akan kami tempatkan di kantor,” ungkapnya.

Ia menambahkan, prorses evaluasi selesai dalam dua hari. “Nanti dari hasil evaluasi akan ditentukan mana petugas yang siap dikembalikan ke posisinya,” ungkapnya.

Aksi Ganjar menyidak jembatan timbang juga mendapat perhatian di Sumut. Pengamat Anggaran Pemerintah, Elfenda Ananda sempat menyarankan ada baiknya Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Gatot Pujo Nugroho juga bisa melihat jembatan timbang UPPKB secara langsung. Artinya jangan hanya menerima laporan dari bawahannya karena kondisi saat ini sudah berbeda antara laporan tertulis dan fakta yang ada.

“Gaya Gubernur Jawa Tengah bisalah ditiru Gubernur Sumut, supaya bisa memahami persoalan yang ada. Bukan hanya mengambil PAD dari sebuah sanksi,” sebutnya.

Terkait itu, Gatot mengatakan, untuk melakukan pemberantasan pungutan liar harus dilakukan evaluasi kinerja dan struktur Dishub Sumut. “Harus dievaluasi keseluruhan, jadi bukan sistem. Pungli itu terjadi karena mental oknum. Kalau mental baik, pungli pasti terhapus sendirinya. Baru peraturan bisa ditegakan,” sebutnya.

Sedangkan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, Nurdin Lubis menyampaikan dugaan pungli di beberapa jembatan timbang di Sumut harus segera dikroscek Kadishub Sumut. Setelah mendapatkan hasil dari laporan baru dapat dibuat kebijakan.

“Hasil laporan Kadishub Sumut ada, bila tidak yakin tentunya akan dicek juga secara langsung. Kalau sudah ada baru diputuskan seperti apa nantinya,” katanya.

Seperti diberitakan Ganjar Pranowo marah besar ketika melakukan sidak di Subah, Batang, Minggu (27/4) malam. Ia memergoki praktik pungutan liar di jembatan timbang. Sidak dilakukan Ganjar sekitar pukul 20.00 WIB ketika hendak kembali ke Semarang setelah tugas dinas di Banyumas, Cilacap, dan Tegal. Saat melintas di jembatan timbang Subah, Ganjar memutuskan untuk mampir. Di sana ia bertanya kepada petugas soal mekanisme kerja.

Namun ketika Ganjar melihat-lihat truk yang berjajar di jembatan timbang, ia melihat seorang kernet truk berjalan menuju kantor sambil menggenggam uang. Ganjar pun membuntutinya dan ternyata uang digenggam kernet itu diletakkan di meja petugas jembatan timbang namun tidak meminta bukti struk dan bermaksud menyelonong pergi. Ganjar pun meradang.

Jembatan Membang Muda Didemo

Sementara itu, puluhan masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) yang mengatasnamakan Laskar Mahasiswa Peduli Daerah Sumatera Utara, mendatangi jembatan timbang Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Membang Muda Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labura, Selasa (29/4).

Dalam orasinya perwakilan mahasiswa M Yunus dan Darwin Siagian saat turun ke jalan menduga telah terjadi pungli di UPPKB tersebut. Mereka juga menuntut Pemprovsu, Kejaksaan Tinggi Sumut, Kejaksaan Negeri Labuhanbatu, dan pihak kepolisian agar mengusut dugaan korupsi di jembatan timbang khususnya di UPPKB di Labura.

Setelah menyampaikan orasinya puluhan penunjuk rasa meninggalkan lokasi setelah Wakil kepala UPPKB Membang Muda Labura, P Simanjuntak SH, menemuai para pengunjuk rasa di depan komplek jembat timbang UPPKB tersebut. P Simanjuntak mengelak pihaknya telah melakukan pungutan liar sebab apa yang dilaksanakan mereka telah sesuai dengan aturan. Selain itu, dia mengatakan aspirasi masyarakat telah disampaikan ke provinsi setelah aksi seripa digelar ada akasi serupa di tempat yang sama. “Jadi sejak itu telah disampaikan ke provinsi,” ucap Simanjuntak. Setelah mendengar penjelasan tersebut, puluhan pengunjuk rasa meninggalkan lokasi dengan tertib.(bbs/st/smg/ val/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/