26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Virus MERS Menular Lewat Unta

Ilmuwan menjelaskan bahwa mereka telah menemukan bukti kuat mengenai unta sebagai hewan yang menyebarkan virus MERS pada manusia.
Ilmuwan menjelaskan bahwa mereka telah menemukan bukti kuat mengenai unta sebagai hewan yang menyebarkan virus MERS pada manusia.

SUMUTPOS.CO – MERS atau Middle East Respiratory Virus adalah salah satu virus mematikan dengan gejala mirip SARS. Virus ini telah membunuh 46 orang di seluruh dunia. Sebuah penelitian mengungkap bahwa unta menjadi penyebar virus MERS pada manusia dan disebut juga sebagai virus Unta.

Virus MERS bisa jadi menular lewat unta ketika manusia menggunakannya untuk transportasi atau meminum daging dan susu unta berpunuk satu. Ilmuwan menjelaskan bahwa mereka telah menemukan bukti kuat mengenai unta sebagai hewan yang menyebarkan virus MERS pada manusia.

“Bukti terbaru mengungkap bahwa unta bisa jadi salah satu penyebar MERS. Terdapat beberapa jenis kontak yang dilakukan manusia dan unta yang bisa menularkan virus,” ungkap Hantal Reusken dari National Institute for Public Health, seperti dilansir oleh NY Daily News.

Para ahli yang terlibat dalam penelitian ini menganggap penemuan tersebut merupakan langkah besar untuk mengungkap misteri virus Unta dan dalam usaha untuk mengatasinya. Meski begitu, pihak WHO masih belum yakin dengan hasil penemuan ini. Masih ada pasien yang terkena virus Unta tanpa melakukan kontak dengan manusia yang sudah terkena dan tidak melakukan kontak dengan unta.

“Hal ini memberikan beberapa petunjuk, namun kita masih tak tahu penyebab dan asal virus tersebut. Kita juga masih belum mengetahui bagaimana manusia bisa terinfeksi,” ungkap juru bicara WHO, Tarik Jasarevic.

Hingga saat ini korban virus Unta telah berjatuhan di beberapa negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Qatar, Tunisia, Uni Emirat Arab, dan beberapa negara Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Italia. Virus Unta bahkan sempat dikhawatirkan akan menghambat proses ibadah haji Oktober mendatang.

 

ASAL USUL DARI KELELAWAR

Peneliti kembali menemukan fakta terbaru mengenai virus Unta. Virus yang pertama kali muncul di Arab Saudi tersebut ditemukan pada kelelawar sehingga peneliti menduga kuat bahwa asal usul virus tersebut memang berasal dari hewan malam itu.

Peneliti tepatnya mengetes sampel kelelawar yang tinggal 11 km dari pasien pertama yang terinfeksi di Arab Saudi. Virus pun berhasil ditemukan pada kelelawar dan memiliki kemiripan 100 persen dengan virus Unta yang menyerang manusia.

“Selama ini ada beberapa laporan yang mengatakan kalau virus Unta berasal dari hewan. Tetapi belum ada genetik yang cocok. Pada kasus ini, akhirnya kami menemukan virus di hewan yang memiliki kemiripan dengan virus yang menyerang manusia. Terlebih, virus cocok dengan yang ditemukan pada pasien pertama,” papar Dr W Ian Lipkin dari Columbia University, seperti yang dikutip Live Science.

Virus Unta pertama kali muncul di Arab Saudi pada September 2012 lalu. Sejak saat itu, sudah 94 orang positif didiagnosis dan 46 di antaranya meninggal dunia.

Peneliti menggarisbawahi kalau kelelawar memang termasuk binatang yang bisa menyebarkan penyakit pada manusia, termasuk rabies dan SARS.

Meskipun begitu, manusia sebenarnya jarang melakukan kontak dengan kelelawar. Sehingga peneliti menduga kalau ada campur tangan hewan lain yang menjadi ‘pembawa’ penyakit dari kelelawar ke manusia.

“Tujuan kami selanjutnya adalah mencari perantara virus dari kelelawar ke manusia,” tulis peneliti dalam jurnal Emerging Infectious Diseases.

Sebelumnya, penelitian lain membuktikan kalau unta berhasil mengembangkan antibodi yang melawan virus tersebut. Jadi peneliti menyimpulkan kalau unta kemungkinan pernah terserang virus yang serupa.

 

OBATNYA: INTERFERON-ALPHA 2B DAN RIBAVIRIN

Dua buah obat yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit hepatitis C ternyata mampu melawan virus mirip SARS alias virus Unta.

Kedua obat tersebut adalah interferon-alpha 2b dan ribavirin. Menurut penelitian terbaru, kombinasi kedua obat tersebut mampu meredakan inflamasi dan membantu penyembuhan kerusakan paru-paru akibat serangan virus pada monyet percobaan.

Sampai sekarang memang belum ditemukan obat yang efektif untuk menyembuhkan pasien yang terserang virus mirip SARS tersebut. Namun baru-baru ini penelitian dari Rocky Mountain Laboratories melakukan uji coba dan membuktikan bahwa kombinasi dua obat hepatitis C bisa digunakan untuk melawan virus MERS.

“Selama terinfeksi, banyak kerusakan yang terjadi pada organ. Bukan gara-gara virus, tetapi respon sistem imun yang tidak terkontrol yang menyebabkan hal itu,” terang kepala peneliti, Darryl Falzarano, seperti yang dikutip dari Red Orbit.

Kombinasi dua obat hepatitis C bekerja dengan cara melawan infeksi yang disebabkan oleh virus dan mempercepat penurunan inflamasi dalam tubuh. Obat tersebut juga mengatur protein tertentu yang membuat sistem imun lebih fokus dalam melawan serangan virus. (bbs/bd)

Ilmuwan menjelaskan bahwa mereka telah menemukan bukti kuat mengenai unta sebagai hewan yang menyebarkan virus MERS pada manusia.
Ilmuwan menjelaskan bahwa mereka telah menemukan bukti kuat mengenai unta sebagai hewan yang menyebarkan virus MERS pada manusia.

SUMUTPOS.CO – MERS atau Middle East Respiratory Virus adalah salah satu virus mematikan dengan gejala mirip SARS. Virus ini telah membunuh 46 orang di seluruh dunia. Sebuah penelitian mengungkap bahwa unta menjadi penyebar virus MERS pada manusia dan disebut juga sebagai virus Unta.

Virus MERS bisa jadi menular lewat unta ketika manusia menggunakannya untuk transportasi atau meminum daging dan susu unta berpunuk satu. Ilmuwan menjelaskan bahwa mereka telah menemukan bukti kuat mengenai unta sebagai hewan yang menyebarkan virus MERS pada manusia.

“Bukti terbaru mengungkap bahwa unta bisa jadi salah satu penyebar MERS. Terdapat beberapa jenis kontak yang dilakukan manusia dan unta yang bisa menularkan virus,” ungkap Hantal Reusken dari National Institute for Public Health, seperti dilansir oleh NY Daily News.

Para ahli yang terlibat dalam penelitian ini menganggap penemuan tersebut merupakan langkah besar untuk mengungkap misteri virus Unta dan dalam usaha untuk mengatasinya. Meski begitu, pihak WHO masih belum yakin dengan hasil penemuan ini. Masih ada pasien yang terkena virus Unta tanpa melakukan kontak dengan manusia yang sudah terkena dan tidak melakukan kontak dengan unta.

“Hal ini memberikan beberapa petunjuk, namun kita masih tak tahu penyebab dan asal virus tersebut. Kita juga masih belum mengetahui bagaimana manusia bisa terinfeksi,” ungkap juru bicara WHO, Tarik Jasarevic.

Hingga saat ini korban virus Unta telah berjatuhan di beberapa negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Qatar, Tunisia, Uni Emirat Arab, dan beberapa negara Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Italia. Virus Unta bahkan sempat dikhawatirkan akan menghambat proses ibadah haji Oktober mendatang.

 

ASAL USUL DARI KELELAWAR

Peneliti kembali menemukan fakta terbaru mengenai virus Unta. Virus yang pertama kali muncul di Arab Saudi tersebut ditemukan pada kelelawar sehingga peneliti menduga kuat bahwa asal usul virus tersebut memang berasal dari hewan malam itu.

Peneliti tepatnya mengetes sampel kelelawar yang tinggal 11 km dari pasien pertama yang terinfeksi di Arab Saudi. Virus pun berhasil ditemukan pada kelelawar dan memiliki kemiripan 100 persen dengan virus Unta yang menyerang manusia.

“Selama ini ada beberapa laporan yang mengatakan kalau virus Unta berasal dari hewan. Tetapi belum ada genetik yang cocok. Pada kasus ini, akhirnya kami menemukan virus di hewan yang memiliki kemiripan dengan virus yang menyerang manusia. Terlebih, virus cocok dengan yang ditemukan pada pasien pertama,” papar Dr W Ian Lipkin dari Columbia University, seperti yang dikutip Live Science.

Virus Unta pertama kali muncul di Arab Saudi pada September 2012 lalu. Sejak saat itu, sudah 94 orang positif didiagnosis dan 46 di antaranya meninggal dunia.

Peneliti menggarisbawahi kalau kelelawar memang termasuk binatang yang bisa menyebarkan penyakit pada manusia, termasuk rabies dan SARS.

Meskipun begitu, manusia sebenarnya jarang melakukan kontak dengan kelelawar. Sehingga peneliti menduga kalau ada campur tangan hewan lain yang menjadi ‘pembawa’ penyakit dari kelelawar ke manusia.

“Tujuan kami selanjutnya adalah mencari perantara virus dari kelelawar ke manusia,” tulis peneliti dalam jurnal Emerging Infectious Diseases.

Sebelumnya, penelitian lain membuktikan kalau unta berhasil mengembangkan antibodi yang melawan virus tersebut. Jadi peneliti menyimpulkan kalau unta kemungkinan pernah terserang virus yang serupa.

 

OBATNYA: INTERFERON-ALPHA 2B DAN RIBAVIRIN

Dua buah obat yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit hepatitis C ternyata mampu melawan virus mirip SARS alias virus Unta.

Kedua obat tersebut adalah interferon-alpha 2b dan ribavirin. Menurut penelitian terbaru, kombinasi kedua obat tersebut mampu meredakan inflamasi dan membantu penyembuhan kerusakan paru-paru akibat serangan virus pada monyet percobaan.

Sampai sekarang memang belum ditemukan obat yang efektif untuk menyembuhkan pasien yang terserang virus mirip SARS tersebut. Namun baru-baru ini penelitian dari Rocky Mountain Laboratories melakukan uji coba dan membuktikan bahwa kombinasi dua obat hepatitis C bisa digunakan untuk melawan virus MERS.

“Selama terinfeksi, banyak kerusakan yang terjadi pada organ. Bukan gara-gara virus, tetapi respon sistem imun yang tidak terkontrol yang menyebabkan hal itu,” terang kepala peneliti, Darryl Falzarano, seperti yang dikutip dari Red Orbit.

Kombinasi dua obat hepatitis C bekerja dengan cara melawan infeksi yang disebabkan oleh virus dan mempercepat penurunan inflamasi dalam tubuh. Obat tersebut juga mengatur protein tertentu yang membuat sistem imun lebih fokus dalam melawan serangan virus. (bbs/bd)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/