25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Migran Afrika Terpaksa Menjadi PSK di Sahara

Sahara. Sebagian migran Afrika yang ingin mencapai Eropa harus menjadi PSK.
Sahara. Sebagian migran Afrika yang ingin mencapai Eropa harus menjadi PSK.

SUMUTPOS.CO – Ribuan migran Afrika terjebak di kota Agadez, Nigeria -yang dipandang sebagai gerbang ke Sahara- dalam usaha mereka berjuang meraih mimpi mencapai Eropa.

Salah satunya adalah Vivienne, yang mengaku berumur 23 tahun dan menolak memberikan nama keluarganya.

Bulan lalu, dia meninggalkan Kano, Nigeria utara dan dengan menggunakan bus mencapai Agadez, kota yang berjarak 370 km dari tempat asalnya.

Dia tiba di sana dengan mimpi besar, lapor wartawan BBC Thomas Fessy.

Tetapi yang terjadi adalah dia harus menjual diri agar dapat bertahan hidup.

“Saya sudah mencari. Tidak ada pekerjaan,” keluhnya sambil memainkan telepon genggam di tangannya.

Sekarang Vivienne harus berbagi dua kamar berdebu dengan 10 gadis Nigeria lainnya.

Di tempat tersebut bungkus kondom bertebaran sementara kondom bekas pakai dibuang ke tumpukan sampah yang mereka bakar hanya beberapa meter dari tempat tinggalnya.

Agadez adalah gerbang ke Sahara dan tempat tinggal berbagai macam penyelundup.

Bagi migran Afrika, mimpi mereka akan kehidupan yang lebih baik dimulai di tempat ini.

Jalan untuk mencapai Eropa masih jauh dan saat ini mereka harus melakukan apa pun untuk dapat bertahan hidup. (NET)

Sahara. Sebagian migran Afrika yang ingin mencapai Eropa harus menjadi PSK.
Sahara. Sebagian migran Afrika yang ingin mencapai Eropa harus menjadi PSK.

SUMUTPOS.CO – Ribuan migran Afrika terjebak di kota Agadez, Nigeria -yang dipandang sebagai gerbang ke Sahara- dalam usaha mereka berjuang meraih mimpi mencapai Eropa.

Salah satunya adalah Vivienne, yang mengaku berumur 23 tahun dan menolak memberikan nama keluarganya.

Bulan lalu, dia meninggalkan Kano, Nigeria utara dan dengan menggunakan bus mencapai Agadez, kota yang berjarak 370 km dari tempat asalnya.

Dia tiba di sana dengan mimpi besar, lapor wartawan BBC Thomas Fessy.

Tetapi yang terjadi adalah dia harus menjual diri agar dapat bertahan hidup.

“Saya sudah mencari. Tidak ada pekerjaan,” keluhnya sambil memainkan telepon genggam di tangannya.

Sekarang Vivienne harus berbagi dua kamar berdebu dengan 10 gadis Nigeria lainnya.

Di tempat tersebut bungkus kondom bertebaran sementara kondom bekas pakai dibuang ke tumpukan sampah yang mereka bakar hanya beberapa meter dari tempat tinggalnya.

Agadez adalah gerbang ke Sahara dan tempat tinggal berbagai macam penyelundup.

Bagi migran Afrika, mimpi mereka akan kehidupan yang lebih baik dimulai di tempat ini.

Jalan untuk mencapai Eropa masih jauh dan saat ini mereka harus melakukan apa pun untuk dapat bertahan hidup. (NET)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/