BINJAI, SUMUTPOS.CO – Sehari pascaKetua MPC Pemuda Pancasila (PP) Kota Binjai, J. Payo Sitepu diringkus saat akan terbang ke Singapura, petugas Polres Binjai kembali menggeledah kediaman pria yang diduga sebagai dalang penganiayaan dan penyekapan dua tim sukses Caleg Partai Nasdem itu, Senin (12/5) siang. Hasil pemeriksaan sementara, Payo mengaku 2 ajudan dan 12 anggotanya juga terlibat dalam kasus tersebut.
Penggeledahan rumah tersangka di Jl. Gunung Sibayak, Kel. Binjai Estate, Kec. Binjai Selatan ini dilakukan untuk mencari barang bukti. Jika dalam penggeledahan pertama mendapat perlawanan dari beberapa wanita di sana, namun dalam aksi kedua yangdipimpin Kasat Reskrim AKP Revi Nurvelani itu berjalan dengan mulus. Terlebih, sebelum melakukan pemeriksaan, Revi Nurvelani lebih dulu menunjukkan surat penggeledahan dari Pengadilan Negeri (PN) Binjai.
Akibatnya, beberapa penunggu rumah tersebut hanya bisa mempersilakan pihak kepolisian melakukan tugasnya. “Memang hari ini penggeledahan kita lakukan kembali. Semua berjalan lancar tanpa adanya hambatan berarti. Apalagi kita sudah membawa surat penetapan dari pengadilan untuk melakukan penggeledahan di kediaman tersangka,” kata Kapolres Binjai AKBP Marcellino Sampouw SH Sik melalui AKP Revi Nurvelani didampingi Kanit 3 Ipda Irfan Pane, yang menangani kasus Payo.
Pantauan kru koran ini,setiap sudut rumah diperiksa guna mencari barang bukti senapan angin yang digunakan untuk menembak kedua kadernya sesuai dengan pengakuan Payo di kantor polisi. Tak berapa lama, polisi akhirnya menemukan sepucuk senapan angin merk Canon.
“Kita hanya mengamankan senapan angin dari rumah tersangka. Sesuai keterangan dari tersangka, senjata jenis inilah yang digunakannya untuk menembak kaki kedua korban. Kini senapan angin ini kita bawa ke Polres Binjai untuk dijadikan barang bukti,” terang Revi.
Dalam penggeledahan ini, pihak kepolisian hanya mengamankan senapan angin. Sementara sejumlah berkas perjanjian tentang keterlibatan partai atau ketua partai, yang selama ini disebut-sebut oleh korban dan Payo ikut serta dalam perjanjian kesepakatan tersebut, tidak diamankan.
Seperti diterangkan kedua korban dan diakui Payo, timbulnya penyekapan, penyiksaan itu karena tim sukses partai Nasdem yang juga kader ormas itu tidak berjalan sesuai perjanjian. Bahkan, Payo selaku ketua sempat mengakui dalam rapat menyebut nama M Sazali, selaku ketua DPC Partai Nasdem, turut ikut menandatangani nota kesepakatan. Karena salah satu caleg merupakan kandidat dari Partai Demokrat yang juga kader mereka.
“Untuk saat ini, kita masih fokus lakukan penyelidikan dan penyidikan serta menggali bukti-bukti tindak pidana yang dilakukan tersangka yang kita amankan. Jadi, jangan dulu mengarah ke yang lain. Kita gak ingin nantinya menyebar kemana-mana sehingga penyidikan tidak fokus,” kilah Ipda Irfan Pane, selaku perwira menangani kasus ini.
Dilanjutkannya, Irfan Pane takut, jika dikembangkan ke kasus lain, proses penyidikan menjadi tidak fokus dan bisa-bisa kasusnya tidak duduk. “Dan menjadi bumerang sendiri bagi pihak kepolisian kalau ini tidak duduk. Terlebih, kita sudah melakukan penahanan terhadap tersangka yang diduga otak pelaku,” timpal Ipda Pane lagi.Ketika disinggung keterangan dariPayo yang sempat menyebut nama M Sazali alias Bajor selaku Ketua DPC Partai Demokrat Binjai yang ikut memberikan sumbangsih dan ikut dalam rapat koordinasi yang dilakukan pihak ormas untuk memenangkan kadernya duduk di kursi legislatif yang diusung dari beberapa partai termaksud Demokrat dan Nasdem?
“Kalau sama kalian memang ada mungkin disebutkannya. Tapi ketika sama kami sesaat di BAP, dia tidak ada menyebutkan sumbangsih mereka.Payo hanya mengakui jika uang itu adalah miliknya untuk menunjukkan partisipasinya dan sumbangsih terhadap organisasi yang diketuainya,” kilah Pane.
Meski demikian, timpal Revi, kalau pun nantinya kasus tindak pidana ini selesai, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan mengarah ke tindak pidana money politik saat pemilihan legislatif yang lalu. “Sayangnya, sejauh ini pelapor tidak menyebutkan kalau uang dari ketua salah satu partai dan ini tidak ada laporan dari korban. Kalau sebelumnya ada laporan demikian sebelum 7 hari jelang pemilihan umum. Mungkin bisa disangkutkan ke arah sana,” katanya.
Tapi, tambah dia, nyatanya tidak ada mengarah ke sana. Dalam laporan kedua korban, uang itu dari Payo bukan dari salah satu ketua partai atau oknum partai yang akan duduk. “Intinya kita selesaikan dulu permasalahan tindak pidananya hingga ke persidangan,” tegas Revi.
POLISI BURU 14 TERSANGKA BARU
Hasil pemeriksaan Payo, polisi akhirnya menemukan 14 nama baru yang diduga terlibat dalam kasus penyekapan dan penyiksaan dua tim sukses Partai Nasdem. Para anak buah Payo tersebut, kini sedang dalam perburuan polisi.
“Setelah kitalakukan penyidikan dan penyelidikan serta memintai keterangan Payo, kembali mencuat nama baru yang ikut serta dalam kasus ini,” terang Revi.Dalam penyekapan dan penyiksaan yang menimpa dua korban yang telah buat laporan ke Polres Binjai, katanya, sedikitnya ada 14 orang yang kini tengah diburu pihaknya.
Dua diantaranya adalah ajudan Payo yang memang sebelumnya sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).”Ke 14 orang ini termaksud 2 ajudan Payo. Sementara 12 orang lagi merupakan anggota tim khusus ormas yang dipimpinnya. Kini kita juga tengah memburu mereka dan mengeluarkan surat penangkapannya,” katanya.Selain itu, tambah Revi, tidak menutup kemungkinan akan muncul nama-nama baru lagi.
Untuk menyelesaikan kasus ini secepatnya, dirinya berharap kerjasama yang baik dari masyarakat. “Tidak menutup kemungkinan akan muncul nama-nama baru lagi dalam kasus ini. Pastinya akan terus kita dalami kasusnya dan kita terus buru pelaku lain. Siapa pun yang terlibat akan kita tidak sesuai hukum yang berlaku,” tegas Revi.
Namun dirinya tidak menyebutkan nama-nama pelaku yang disebut oleh Payo. Hanya saja, kata revi, hingga kini pihak kepolisian masih terus melakukan patroli dan melacak keberadaan para pelaku lain. Bahkan dengan jelas terlihat, beberapa anggota Polres Binjai yang dilengkapi senjata laras panjang, terus berkeliling Kota Binjai.
Payo sendiri terlihat dikunjungi beberapa sanak familinya di ruang tanahan. Bahkan, keluarga meminta ijin kepada pihak kepolisian untuk menyuntikan obat berupan insulin ke tubuh tersangka. Sebab selama ini Payo, kata keluarga, memang mengalami sakit yang membuatnya harus dirawat. Bahkan pengakuan mereka, Payo diamankan di Bandara Kuala Namu karena akan berangkat ke Singapura dalam rangka berobat.
Seperti diberitakan, Sumardi (41) dan Khairil Amin (42) warga Jl. Teratai, Kelurahan Nangka, Kec. Binjai Utara, yang merupakan tim sukses partai Nasdem, disetrum, ditembak dengan senapan angin, bahkan disuruh tidur dengan anjing beberapa waktu lalu.Keduanya disiksa di sebuah jambur karena dituding menggelapkan uang salah seorang caleg. (tim/deo)