30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ayushita Terbaik, Prisia Terfavorit

Ayushita
Ayushita

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ayushita membawa pulang piala emas Indonesian Movie Awards (IMA) 2014 untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik. Piala tersebut diberikan pada malam puncak IMA 2014 Rabu malam (15/5) di Studio 8, RCTI, Kebon Jeruk. Dia mengalahkan Prisia Nasution, Atiqah Hasiholan, Fitri Tropika, dan Astrid Tiar.

Kategori terbaik merupakan hasil putusan dewan juri. Ayushita dianggap paling unggul berkat perannya di film What They Don”t Talk About, When They Talk About Love. Film yang disutradarai Molly Surya itu berhasil membawa tiga piala. Ayushita dan Nicholas Saputra memenangi kategori Pasangan Terbaik. Satu lagi dimenangkan Karina Salim sebagai Pendatang Baru Wanita Terbaik. Ayu kaget dengan pencapaiannya. “Ini bikin kaget karena sudah lama nggak main film. Terus dapat peran di film ini,” kata dia.

Malam itu mengingatkannya pada FFI 2003. Ayushita memenangi Piala Vidia Pendatang Baru Terbaik. “Saat itu kelas VI SD. Main FTV Bekisar Merah produksi Miles. Menang Vidia. Setelah sekian lama, malam ini saya menang Pemeran Utama Wanita Terbaik,” lanjutnya.

Kategori Pemeran Utama Pria Terbaik dibawa pulang oleh Joe Taslim lewat perannya di La Tahzan. Sementara itu, piala Pemeran Utama Wanita Terfavorit dipercayakan pada Prisia Nasution. Aktingnya sebagai Butet Manurung di Sokola Rimba berhasil menarik perhatian masyarakat sehingga banyak polling yang masuk mendukungnya. Perempuan yang akrab disapa Pia tersebut sebetulnya tidak terlalu fokus pada penghargaan malam itu. Dia lebih mempersiapkan diri menjadi host dengan Lukman Sardi.

“Siap-siapnya buat mandu acara. Eh, ternyata dapat. Ini untuk anak-anak rimba. Untuk dunia pendidikan,” tegasnya.

Ketika diwawancara di wall of fame, Pia didampingi Nyungsang Bungo dan Pengendum. Keduanya anak rimba. Nyungsang adalah aktor utama Sokola Rimba, sedangkan Pengendum adalah kakak Nang Kabau. Nang Kabau itu pemain Sokola Rimba juga. Malam itu Nang mendapat penghargaan Pemeran Anak-Anak Terbaik. Tapi, karena dia sakit, kakaknya yang datang ke Jakarta dan naik panggung. “Mereka ini guru terbesar saya. Mereka mengajarkan pada saya bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama,” ucap Pia.

Yang juga berbahagia malam itu adalah Maudy Koesnaedi. Raut wajahnya berbinar ketika disebutkan sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik. Maudy menang karena peran Inggit Garnasih di film Soekarno. “Alhamdulillah. Subhanallah. Nggak mungkin ini saya yang menang. (Nominasi) ada Mbak Christine Hakim, Mbak Dewi Irawan, Meriam Bellina, Tika Bravani juga. Terima kasih,” katanya.

Maudy mempersembahkan piala itu untuk mendiang Inggit. “Beliau idola saya. Menjadi pendamping negarawan. Meski kondisinya berat, dia tetap mendedikasikan waktu, jiwa, dan cintanya untuk Soekarno,” ungkapnya.

Dia juga mempersembahkan piala untuk keluarganya. Sebab, syuting film tersebut berbarengan dengan kegiatannya yang lain sehingga waktunya untuk keluarga sangat sedikit. “Keluargaku sangat mendukung sekali. Terima kasih. Waktu itu benar-benar sangat hectic, waktu untuk anak dan suami tersita,” lanjut ibu satu anak tersebut.

Maudy merasa perjuangannya memerankan Inggit diapresiasi. Sebab, sebelum syuting, dia banyak mencari tahu sosok Inggit melalui anaknya. Juga, ziarah ke makamnya. “Ah, saya jadi ingin ziarah ke makamnya lagi,” sambung istri Erik Meijer itu. Selain Maudy, film Soekarno mengantarkan Lukman Sardi menang Pemeran Pembantu Pria Terbaik. (jan/c7/ayi)

Ayushita
Ayushita

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ayushita membawa pulang piala emas Indonesian Movie Awards (IMA) 2014 untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik. Piala tersebut diberikan pada malam puncak IMA 2014 Rabu malam (15/5) di Studio 8, RCTI, Kebon Jeruk. Dia mengalahkan Prisia Nasution, Atiqah Hasiholan, Fitri Tropika, dan Astrid Tiar.

Kategori terbaik merupakan hasil putusan dewan juri. Ayushita dianggap paling unggul berkat perannya di film What They Don”t Talk About, When They Talk About Love. Film yang disutradarai Molly Surya itu berhasil membawa tiga piala. Ayushita dan Nicholas Saputra memenangi kategori Pasangan Terbaik. Satu lagi dimenangkan Karina Salim sebagai Pendatang Baru Wanita Terbaik. Ayu kaget dengan pencapaiannya. “Ini bikin kaget karena sudah lama nggak main film. Terus dapat peran di film ini,” kata dia.

Malam itu mengingatkannya pada FFI 2003. Ayushita memenangi Piala Vidia Pendatang Baru Terbaik. “Saat itu kelas VI SD. Main FTV Bekisar Merah produksi Miles. Menang Vidia. Setelah sekian lama, malam ini saya menang Pemeran Utama Wanita Terbaik,” lanjutnya.

Kategori Pemeran Utama Pria Terbaik dibawa pulang oleh Joe Taslim lewat perannya di La Tahzan. Sementara itu, piala Pemeran Utama Wanita Terfavorit dipercayakan pada Prisia Nasution. Aktingnya sebagai Butet Manurung di Sokola Rimba berhasil menarik perhatian masyarakat sehingga banyak polling yang masuk mendukungnya. Perempuan yang akrab disapa Pia tersebut sebetulnya tidak terlalu fokus pada penghargaan malam itu. Dia lebih mempersiapkan diri menjadi host dengan Lukman Sardi.

“Siap-siapnya buat mandu acara. Eh, ternyata dapat. Ini untuk anak-anak rimba. Untuk dunia pendidikan,” tegasnya.

Ketika diwawancara di wall of fame, Pia didampingi Nyungsang Bungo dan Pengendum. Keduanya anak rimba. Nyungsang adalah aktor utama Sokola Rimba, sedangkan Pengendum adalah kakak Nang Kabau. Nang Kabau itu pemain Sokola Rimba juga. Malam itu Nang mendapat penghargaan Pemeran Anak-Anak Terbaik. Tapi, karena dia sakit, kakaknya yang datang ke Jakarta dan naik panggung. “Mereka ini guru terbesar saya. Mereka mengajarkan pada saya bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama,” ucap Pia.

Yang juga berbahagia malam itu adalah Maudy Koesnaedi. Raut wajahnya berbinar ketika disebutkan sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik. Maudy menang karena peran Inggit Garnasih di film Soekarno. “Alhamdulillah. Subhanallah. Nggak mungkin ini saya yang menang. (Nominasi) ada Mbak Christine Hakim, Mbak Dewi Irawan, Meriam Bellina, Tika Bravani juga. Terima kasih,” katanya.

Maudy mempersembahkan piala itu untuk mendiang Inggit. “Beliau idola saya. Menjadi pendamping negarawan. Meski kondisinya berat, dia tetap mendedikasikan waktu, jiwa, dan cintanya untuk Soekarno,” ungkapnya.

Dia juga mempersembahkan piala untuk keluarganya. Sebab, syuting film tersebut berbarengan dengan kegiatannya yang lain sehingga waktunya untuk keluarga sangat sedikit. “Keluargaku sangat mendukung sekali. Terima kasih. Waktu itu benar-benar sangat hectic, waktu untuk anak dan suami tersita,” lanjut ibu satu anak tersebut.

Maudy merasa perjuangannya memerankan Inggit diapresiasi. Sebab, sebelum syuting, dia banyak mencari tahu sosok Inggit melalui anaknya. Juga, ziarah ke makamnya. “Ah, saya jadi ingin ziarah ke makamnya lagi,” sambung istri Erik Meijer itu. Selain Maudy, film Soekarno mengantarkan Lukman Sardi menang Pemeran Pembantu Pria Terbaik. (jan/c7/ayi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/