26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

60 Dokter Periksa Kesehatan Jokowi-JK

JAKARTA- Pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla mengawali rangkaian uji kesehatan bakal calon presiden (bacapres) dan bakal calon wakil presiden (bacawapres) di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (22/5). Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengerahkan 60 dokter dan psikolog untuk melakukan pemeriksaan. Di antara dokter tersebut terdapat 14 dokter spesialis dan subspesialis.

Jokowi-JK menyempatkan diri minum jamu sebelum menjalani pemeriksaan kesehatan.
Jokowi-JK menyempatkan diri minum jamu sebelum menjalani pemeriksaan kesehatan.

Bersamaan itu, Polri menyiapkan 630 personel untuk mengamankan capres dan cawapres beserta keluarganya. Ratusan personel itu akan mengawal selama 100 hari.

Spesialisasi dokter tersebut antara lain jantung, penyakit dalam, gigi, mata, dan THT-KL (telinga, hidung, dan tenggorokan, serta bedah kepala leher). Salah satu dokter yang masuk tim adalah Rektor USU Prof. Dr. dr. Syahrul Pasaribu, DTM, H.Msc, Sp.A.

Biaya pemeriksaan kesehatan untuk satu pasang bacapres dan bacawapres menghabiskan anggaran Rp150 juta. Dana itu disiapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Per orang menghabiskan biaya Rp75 juta. Itu berarti total yang dikeluarkan untuk tes ini mencapai Rp300 juta. Tes diikuti oleh pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa.

Anggota KPU Ferry Kurnia Rizkiansyah mengatakan, besarnya biaya yang dikeluarkan KPU guna mengganti rugi pemasukan yang seharusnya diterima rumah sakit.

“Sebesar Rp75 juta per orang dan itu sudah all in, pemeriksaan seluruh,” kata Ferry di Instalasi Medical Check Up RSPAD Gatot Soebroto, Kamis (22/5).

Ferry menyatakan selama pelaksanaan tes kesehatan capres-cawapres, layanan medical check up di RSPAD Gatot Soebroto tertutup untuk umum. Hal itu dilakukan agar proses pemeriksaan kesehatan tidak terganggu. “Kami minta di ‘block’ dulu untuk sementara,” tandasnya.

Penanggung jawab pemeriksaan kesehatan bacapres/bacawapres, Zaenal Abidin, mengungkapkan tingginya biaya lantaran pihaknya harus melakukan medical check up yang tak biasa.

Pemeriksaan kesehatan dimulai pada pukul 07.00 WIB, dengan diawali pengarahan untuk peserta mengenai aturan dan tahapan pemeriksaan. Kemudian, peserta diminta ganti baju untuk menjalani pemeriksaan. “Setelah menjalani semua pemeriksaan, akan ada surat tanda selesai periksa, kemudian makan siang,” katanya.

Dia mengatakan tahapan ini sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan IDI dan KPU. Kedua institusi, tutur dia, telah menandatangani nota kesepahaman untuk membuat berbagai macam panduan teknis terkait dengan tes kesehatan calon presiden dan wakilnya.

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) mengaku mengalami kesulitan saat mengikuti tes kesehatan, khususnya kesehatan jiwa. Itu sudah pernah dialaminya saat pemeriksaan kesehatan untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo.

“Tes kejiwaan (sulit), karena disuruh ‘anu’ angka-angka. Terus ditanya-tanya, pusing kayak diaduk-aduk,” kata Jokowi di rumah kedinasan Gubernur DKI Jakarta, Jalan Taman Suropati, Jakarta, Kamis (22/5).

Jokowi sendiri mengaku tidak asing dengan tes kesehatan seperti ini. Umumnya, kata Jokowi, tes kesehatan ini biasanya dilakukan dengan pengecekan darah dan urine. Namun, tes kejiwaan dianggapnya sebagai pemeriksaan yang paling sulit.

“Banyak sekali pokoknya (tes kejiwaan). Ditanya reaksi-reaksi itu susah juga,” katanya sambil tertawa.

Jusuf Kalla, bacawapres Jokowi mengaku tak ada persiapan khusus darinya sebelum medical check up di RSPAD Gatot Subroto, Kamis, (22/5). Ia mengaku sudah mengatur kebiasaan hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk dengan menghadiri banyak kegiatan maupun blusukan yang dianggapnya sebagai salah satu cara berolahraga.

“Kalau kegiatan dijabat orang ditarik-tarik orang itu olahraga. Itu sangat berat itu. Kalau 1000 orang yang narik jabat tangan 500 orang gimana. Keringatnya kayak apa coba. Olah raga kan bentuk keringat. Keringat kayak apa coba itu,” kata pria yang akrab disapa JK itu sambil tertawa. Sebelum berangkat ke RSPAD, JK menjemput Jokowi di rumah dinasnya di Taman Suropati, Menteng, Jakpus.

Pria yang tercatat sebagai wakil presiden kesepuluh ini memang tak mudah lagi. Usianya sudah mencapai 72 tahun. Namun dengan umur yang sudah melebihi setengah abad itu, JK terlihat masih gesit.

JK lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942.  Ia merupakan anak ke-2 dari 17 bersaudara.  Ayah dan ibunya bernaman Haji Kalla dan Athirah, pengusaha berketurunan Bugis.

JK meyakini ia dan Jokowi tergolong sehat karena sudah sering melakukan check up kesehatan dan istirahat cukup.  Ia mengaku tidak ada tips khusus untuk menjalani tes kesehatan.

“You mau fit, you musti dari dulu kebiasaan baik, enggak pernah kelayapan malam-malam. Justru kalau ada tips khusus itu menipu kesehatan. Kalau tips khusus itu sama dengan menipu dokter. Periksa itu harus dalam keadaan normal, itu persiapan,” tandas JK.

Sebagai informasi, tes kesehatan ini merupakan rangkaian syarat untuk pendaftaran sebagai peserta Pilpres. Pemeriksaan kesehatan membutuhkan waktu sekitar 8 sampai 9 jam. Pemeriksaan Jokowi-JK diperkirakan akan selesai sekira pukul 16.00 WIB.

Adapun rangkaian pemeriksaan kesehatan meliputi beberapa unsur yakni pemeriksaan sejarah kesehatan, pemeriksaan kesehatan jasmani dan psikiatrik, pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan kesehatan jasmani atau fisik meliputi pemeriksaan kondisi internal tubuh. Seperti pemeriksaan jantung, pembuluh darah, paru-paru, bedah, eurologi, ortopedi, saraf, mata, dan THT- KL.

Pemeriksaan penunjang terdiri dari tes ultrasonografi abdomin, kardio, treadmill test, rontgen, spirometri, audiometri, MRI, hingga CT Scan. Sementara pemeriksaan laboratorium meliputi tes darah dan urine yang terdiri dari hematologi, tes faal, ginjal, dan mencari jika ada indikasi tumor.

Pengamanan Polri

Sementara, Polri menyiapkan 630 personel kepolisian untuk mengamankan calon presiden dan calon wakil presiden beserta keluarganya. Ratusan personel itu akan mengawal selama seratus hari.

“Kami sudah siapkan personel di pusat. Hampir satu batalion untuk dua pasangan capres-cawapres. Namanya Satgas Lima,” kata Asisten Operasi Kepala Polisi RI Inspektur Jenderal Arif Wachjunadi di Lembang, Kamis (22/5). Mereka terdiri atas satuan kepolisian umum, intelijen, reserse, lalu lintas, sabhara, dan brimob.

Menurut Arif, satu batalion satuan kepolisian ini beroperasi di seputar Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. “Tapi, kalau calonnya berangkat ke Medan, misalnya, nah, dari Jakarta itu yang mengawal delapan orang saja. Mereka merapat terus,” ujarnya.

Delapan personel tersebut akan mengawal selama 24 jam untuk satu calon. “Berarti, satu pasangan capres-cawapres dijaga 16 personel,” tuturnya. Mereka, Arif melanjutkan, terdiri atas pengawal pribadi, ajudan, intelijen, brimob, dan reserse. “Semua dilengkapi senjata,” katanya.

Pengamanan melekat juga diberikan pada istri calon. “Nanti ada dua polwan yang mengawal,” ujarnya. Sementara itu, untuk keluarga di luar Jakarta, tutur Arif, pengamanan akan dibantu kepolisian daerah setempat.

Arif mengatakan dana pengamanan diambil dari anggaran pengamanan pilpres yang sudah dialokasikan bersamaan dengan anggaran pengamanan legislatif kemarin. Arif tidak menyebut detail angka anggaran. “Per satu personel dalam satu hari diberi uang makan Rp40 ribu dan uang saku Rp20 ribu. Total Rp60 ribu. Coba dikalikan 630 personel selama seratus hari,” katanya.

Kapolda Metro Jaya Irjen Dwi Priyatno engatakan para personel pengamanan tersebut telah diberikan sejumlah pelatihan, seperti pelatihan terkait dengan politik uang, sabotase, dan terorisme. Kepolisian juga akan membentuk satuan tugas yang akan melakukan pengawalan melekat pada calon presiden dan wakil presiden.

“Satgas akan bergantian, mungkin 24 personel setiap penugasan. Jadi, nanti ganti-gantian, ada escort, juga walprinya (pengawalan pribadi),” kata Dwi sembari mengatakan tingkat keamanan pada April 2014 telah meningkat 16 persen dibanding Pilpres sebelumnya. (flo/jpnn/bbs/val)

JAKARTA- Pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla mengawali rangkaian uji kesehatan bakal calon presiden (bacapres) dan bakal calon wakil presiden (bacawapres) di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (22/5). Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengerahkan 60 dokter dan psikolog untuk melakukan pemeriksaan. Di antara dokter tersebut terdapat 14 dokter spesialis dan subspesialis.

Jokowi-JK menyempatkan diri minum jamu sebelum menjalani pemeriksaan kesehatan.
Jokowi-JK menyempatkan diri minum jamu sebelum menjalani pemeriksaan kesehatan.

Bersamaan itu, Polri menyiapkan 630 personel untuk mengamankan capres dan cawapres beserta keluarganya. Ratusan personel itu akan mengawal selama 100 hari.

Spesialisasi dokter tersebut antara lain jantung, penyakit dalam, gigi, mata, dan THT-KL (telinga, hidung, dan tenggorokan, serta bedah kepala leher). Salah satu dokter yang masuk tim adalah Rektor USU Prof. Dr. dr. Syahrul Pasaribu, DTM, H.Msc, Sp.A.

Biaya pemeriksaan kesehatan untuk satu pasang bacapres dan bacawapres menghabiskan anggaran Rp150 juta. Dana itu disiapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Per orang menghabiskan biaya Rp75 juta. Itu berarti total yang dikeluarkan untuk tes ini mencapai Rp300 juta. Tes diikuti oleh pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa.

Anggota KPU Ferry Kurnia Rizkiansyah mengatakan, besarnya biaya yang dikeluarkan KPU guna mengganti rugi pemasukan yang seharusnya diterima rumah sakit.

“Sebesar Rp75 juta per orang dan itu sudah all in, pemeriksaan seluruh,” kata Ferry di Instalasi Medical Check Up RSPAD Gatot Soebroto, Kamis (22/5).

Ferry menyatakan selama pelaksanaan tes kesehatan capres-cawapres, layanan medical check up di RSPAD Gatot Soebroto tertutup untuk umum. Hal itu dilakukan agar proses pemeriksaan kesehatan tidak terganggu. “Kami minta di ‘block’ dulu untuk sementara,” tandasnya.

Penanggung jawab pemeriksaan kesehatan bacapres/bacawapres, Zaenal Abidin, mengungkapkan tingginya biaya lantaran pihaknya harus melakukan medical check up yang tak biasa.

Pemeriksaan kesehatan dimulai pada pukul 07.00 WIB, dengan diawali pengarahan untuk peserta mengenai aturan dan tahapan pemeriksaan. Kemudian, peserta diminta ganti baju untuk menjalani pemeriksaan. “Setelah menjalani semua pemeriksaan, akan ada surat tanda selesai periksa, kemudian makan siang,” katanya.

Dia mengatakan tahapan ini sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan IDI dan KPU. Kedua institusi, tutur dia, telah menandatangani nota kesepahaman untuk membuat berbagai macam panduan teknis terkait dengan tes kesehatan calon presiden dan wakilnya.

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) mengaku mengalami kesulitan saat mengikuti tes kesehatan, khususnya kesehatan jiwa. Itu sudah pernah dialaminya saat pemeriksaan kesehatan untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo.

“Tes kejiwaan (sulit), karena disuruh ‘anu’ angka-angka. Terus ditanya-tanya, pusing kayak diaduk-aduk,” kata Jokowi di rumah kedinasan Gubernur DKI Jakarta, Jalan Taman Suropati, Jakarta, Kamis (22/5).

Jokowi sendiri mengaku tidak asing dengan tes kesehatan seperti ini. Umumnya, kata Jokowi, tes kesehatan ini biasanya dilakukan dengan pengecekan darah dan urine. Namun, tes kejiwaan dianggapnya sebagai pemeriksaan yang paling sulit.

“Banyak sekali pokoknya (tes kejiwaan). Ditanya reaksi-reaksi itu susah juga,” katanya sambil tertawa.

Jusuf Kalla, bacawapres Jokowi mengaku tak ada persiapan khusus darinya sebelum medical check up di RSPAD Gatot Subroto, Kamis, (22/5). Ia mengaku sudah mengatur kebiasaan hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk dengan menghadiri banyak kegiatan maupun blusukan yang dianggapnya sebagai salah satu cara berolahraga.

“Kalau kegiatan dijabat orang ditarik-tarik orang itu olahraga. Itu sangat berat itu. Kalau 1000 orang yang narik jabat tangan 500 orang gimana. Keringatnya kayak apa coba. Olah raga kan bentuk keringat. Keringat kayak apa coba itu,” kata pria yang akrab disapa JK itu sambil tertawa. Sebelum berangkat ke RSPAD, JK menjemput Jokowi di rumah dinasnya di Taman Suropati, Menteng, Jakpus.

Pria yang tercatat sebagai wakil presiden kesepuluh ini memang tak mudah lagi. Usianya sudah mencapai 72 tahun. Namun dengan umur yang sudah melebihi setengah abad itu, JK terlihat masih gesit.

JK lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942.  Ia merupakan anak ke-2 dari 17 bersaudara.  Ayah dan ibunya bernaman Haji Kalla dan Athirah, pengusaha berketurunan Bugis.

JK meyakini ia dan Jokowi tergolong sehat karena sudah sering melakukan check up kesehatan dan istirahat cukup.  Ia mengaku tidak ada tips khusus untuk menjalani tes kesehatan.

“You mau fit, you musti dari dulu kebiasaan baik, enggak pernah kelayapan malam-malam. Justru kalau ada tips khusus itu menipu kesehatan. Kalau tips khusus itu sama dengan menipu dokter. Periksa itu harus dalam keadaan normal, itu persiapan,” tandas JK.

Sebagai informasi, tes kesehatan ini merupakan rangkaian syarat untuk pendaftaran sebagai peserta Pilpres. Pemeriksaan kesehatan membutuhkan waktu sekitar 8 sampai 9 jam. Pemeriksaan Jokowi-JK diperkirakan akan selesai sekira pukul 16.00 WIB.

Adapun rangkaian pemeriksaan kesehatan meliputi beberapa unsur yakni pemeriksaan sejarah kesehatan, pemeriksaan kesehatan jasmani dan psikiatrik, pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan kesehatan jasmani atau fisik meliputi pemeriksaan kondisi internal tubuh. Seperti pemeriksaan jantung, pembuluh darah, paru-paru, bedah, eurologi, ortopedi, saraf, mata, dan THT- KL.

Pemeriksaan penunjang terdiri dari tes ultrasonografi abdomin, kardio, treadmill test, rontgen, spirometri, audiometri, MRI, hingga CT Scan. Sementara pemeriksaan laboratorium meliputi tes darah dan urine yang terdiri dari hematologi, tes faal, ginjal, dan mencari jika ada indikasi tumor.

Pengamanan Polri

Sementara, Polri menyiapkan 630 personel kepolisian untuk mengamankan calon presiden dan calon wakil presiden beserta keluarganya. Ratusan personel itu akan mengawal selama seratus hari.

“Kami sudah siapkan personel di pusat. Hampir satu batalion untuk dua pasangan capres-cawapres. Namanya Satgas Lima,” kata Asisten Operasi Kepala Polisi RI Inspektur Jenderal Arif Wachjunadi di Lembang, Kamis (22/5). Mereka terdiri atas satuan kepolisian umum, intelijen, reserse, lalu lintas, sabhara, dan brimob.

Menurut Arif, satu batalion satuan kepolisian ini beroperasi di seputar Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. “Tapi, kalau calonnya berangkat ke Medan, misalnya, nah, dari Jakarta itu yang mengawal delapan orang saja. Mereka merapat terus,” ujarnya.

Delapan personel tersebut akan mengawal selama 24 jam untuk satu calon. “Berarti, satu pasangan capres-cawapres dijaga 16 personel,” tuturnya. Mereka, Arif melanjutkan, terdiri atas pengawal pribadi, ajudan, intelijen, brimob, dan reserse. “Semua dilengkapi senjata,” katanya.

Pengamanan melekat juga diberikan pada istri calon. “Nanti ada dua polwan yang mengawal,” ujarnya. Sementara itu, untuk keluarga di luar Jakarta, tutur Arif, pengamanan akan dibantu kepolisian daerah setempat.

Arif mengatakan dana pengamanan diambil dari anggaran pengamanan pilpres yang sudah dialokasikan bersamaan dengan anggaran pengamanan legislatif kemarin. Arif tidak menyebut detail angka anggaran. “Per satu personel dalam satu hari diberi uang makan Rp40 ribu dan uang saku Rp20 ribu. Total Rp60 ribu. Coba dikalikan 630 personel selama seratus hari,” katanya.

Kapolda Metro Jaya Irjen Dwi Priyatno engatakan para personel pengamanan tersebut telah diberikan sejumlah pelatihan, seperti pelatihan terkait dengan politik uang, sabotase, dan terorisme. Kepolisian juga akan membentuk satuan tugas yang akan melakukan pengawalan melekat pada calon presiden dan wakil presiden.

“Satgas akan bergantian, mungkin 24 personel setiap penugasan. Jadi, nanti ganti-gantian, ada escort, juga walprinya (pengawalan pribadi),” kata Dwi sembari mengatakan tingkat keamanan pada April 2014 telah meningkat 16 persen dibanding Pilpres sebelumnya. (flo/jpnn/bbs/val)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/