SUMUTPOS.CO – Kecurigaan awal sempat mengarah jika pelaku merupakan anggota security dari PT Sena Perkasa Indonesia (SPI). Namun ketika hal tersebut dilontarkan kepada pihak PT Sena Perkasa Indonesia (SPI), Fadli selaku Humas membantah keterlibatan tersebut. Terlebih pegangan polisi hanya topi bertuliskan sekurity di depannya, Gama 62.
“Topi itu tidak pernah ada. Yang kita pakai adalah topi standar sekurity yang hanya bertuliskan sekurity di depannya. Kalau mengenai Gama 62 itu, Gama adalah singkatan dari Gajah Mada, itu biasanya kata sandi di Polisi Militer (PM),” ujarnya, Selasa (3/6) siang.
Mengenai nama yang bertuliskan Imam Tauhid, memang pernah bekerja di perusahaan jasa pengamanan sekurity itu. “Dia dulu pernah bekerja di sini dan sudah keluar sejak lima tahun lalu. Dia keluar tanpa ada permisi dan kejelasan. Jadi kami tidak mau ambil pusing dengan statusnya. Biasanya, sekurity yang keluar memberikan alasan kepada manajemen. Namun, Imam Tauhid langsung keluar dan tidak ada kabar sampai sekarang,” bebernya saat dijumpai di kantor PT. SPI Jalan Sumo Medan.
Dikatakannya, kami juga sempat membaca di media bahwa pelaku perampokan meninggalkan topi bertuliskan PT. SPI dan memperkirakan akan banyak yang datang untuk menanyakan itu, ternyata benar. “Pasti nantinya banyak wartawan atau pihak-pihak yang menanyakan terkait topi itu, rupanya Anda datang dan begitulah ceritanya. Imam Tauhid tidak bekerja lagi di sini dan setelah berkordinasi dengan pimpinan, kami tidak ambil pusing karena dia tidak bekerja disini lagi. Hanya keterangan itu saja yang bisa sampaikan bang, karena kami juga sudah lama tidak berhubungan dengannya,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, enam kawanan perampok bersenpi beraksi dan menganiaya Adi Darwan (32) pria keturunan thionghoa yang menetap di Jalan Sekip No. 72 LL, Kel. Sei Putih Timur I Kec. Medan Petisah, persisnya dekat persimpangan Jalan Pabrik Tenun, seberang Durian House, Minggu (1/6) pagi. Atas peristiwa tersebut, para kawanan perampok berhasil menggasak perhiasan emas berupa kalung seberat 8 gram dan cincin seberat 25 gram senilai Rp25 jutaan raib dibawa kabur. (gib/tun/bd)
SUMUTPOS.CO – Kecurigaan awal sempat mengarah jika pelaku merupakan anggota security dari PT Sena Perkasa Indonesia (SPI). Namun ketika hal tersebut dilontarkan kepada pihak PT Sena Perkasa Indonesia (SPI), Fadli selaku Humas membantah keterlibatan tersebut. Terlebih pegangan polisi hanya topi bertuliskan sekurity di depannya, Gama 62.
“Topi itu tidak pernah ada. Yang kita pakai adalah topi standar sekurity yang hanya bertuliskan sekurity di depannya. Kalau mengenai Gama 62 itu, Gama adalah singkatan dari Gajah Mada, itu biasanya kata sandi di Polisi Militer (PM),” ujarnya, Selasa (3/6) siang.
Mengenai nama yang bertuliskan Imam Tauhid, memang pernah bekerja di perusahaan jasa pengamanan sekurity itu. “Dia dulu pernah bekerja di sini dan sudah keluar sejak lima tahun lalu. Dia keluar tanpa ada permisi dan kejelasan. Jadi kami tidak mau ambil pusing dengan statusnya. Biasanya, sekurity yang keluar memberikan alasan kepada manajemen. Namun, Imam Tauhid langsung keluar dan tidak ada kabar sampai sekarang,” bebernya saat dijumpai di kantor PT. SPI Jalan Sumo Medan.
Dikatakannya, kami juga sempat membaca di media bahwa pelaku perampokan meninggalkan topi bertuliskan PT. SPI dan memperkirakan akan banyak yang datang untuk menanyakan itu, ternyata benar. “Pasti nantinya banyak wartawan atau pihak-pihak yang menanyakan terkait topi itu, rupanya Anda datang dan begitulah ceritanya. Imam Tauhid tidak bekerja lagi di sini dan setelah berkordinasi dengan pimpinan, kami tidak ambil pusing karena dia tidak bekerja disini lagi. Hanya keterangan itu saja yang bisa sampaikan bang, karena kami juga sudah lama tidak berhubungan dengannya,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, enam kawanan perampok bersenpi beraksi dan menganiaya Adi Darwan (32) pria keturunan thionghoa yang menetap di Jalan Sekip No. 72 LL, Kel. Sei Putih Timur I Kec. Medan Petisah, persisnya dekat persimpangan Jalan Pabrik Tenun, seberang Durian House, Minggu (1/6) pagi. Atas peristiwa tersebut, para kawanan perampok berhasil menggasak perhiasan emas berupa kalung seberat 8 gram dan cincin seberat 25 gram senilai Rp25 jutaan raib dibawa kabur. (gib/tun/bd)