PANCURBATU, SUMUTPOS.CO – Kasus sodomi kembali terjadi. Pelakunya Jacob Ramli Ginting (52) warga Namo Bintang, Kec. Pancur Batu, Deli Serdang. Korbannya 9 bocah, di antaranya seorang perempuan. Celakanya lagi, pelaku melakukannya demi mencapai ilmu agar awet muda.
Kesembilan korban adalah IC (7), MI (4), Yd (4), JI (8), RA (7) dan keempat korban lagi belum membuat laporan secara resmi. Namun ketiga identitas korban diketahui yakni YA (5), SI (7), PU (6) dan MI (8). Sedangkan seorang korban lagi belum diketahui identitasnya.
Aksi pencabulan tersebut terungkap ketika Eva (39) warga yang sama sedang melihat anak bermain-main di depan rumahnya. Tanpa sadar, anak-anak yang sedang bermain itu mengatakan bahwa pak Ginting (pelaku) suka dengan pantat anak-anak yang montok. Selain itu, Ginting juga sering memegang-megang kemaluan anak-anak.
“Pas aku mendengar itu, aku terkejut dan langsung kubawa masuk anakku ke rumah. Setelah itu, aku tanyain anakku terkait yang dikatakan teman-temannya kepada anakku. Awalnya anakku tak mau berbicara, namun setelah kubujuk dan dirayu akhirnya anakku menceritakan peristiwa yang dialaminya kepadaku. Dan, anakku pun mengatakan bahwa dia (pelaku) sering memegang kemaluan anakku. Mendengar itu, akupun terkejut,” bebernya di depan SPK Polresta Medan, kemarin (11/6).
Lanjutnya, setelah itu, akupun menanyakan kepada anakku siapa saja teman-temannya yang pernah dicabuli oleh pelaku. Akhirnya, dia cerita kalau teman-temannya sering dipegangi pelaku. “Ada sekitar sembilan orang anak yang kena sama dia (pelaku). Setelah kami tanyain, pelaku langsung kami tangkap dan serahkan ke Polsek Pancur Batu. Tapi karena di sana tidak ada Unit Pelayanan Anak, kami disuruh membuat laporan ke Polresta Medan,” ucapnya didampingi orangtua korban lainnya.
Sementara itu, Dongan Panjaitan (35) yang belakangan diketahui ayah dari korban menambahkan bahwa dia sudah curiga dengan anaknya karena sewaktu dia memandikan anakknya, tiba-tiba anakknya menjerit dan mengatakan sakit di bagian kemaluannya.
“Pas aku mandikan lalu aku cebok dia, dan langsung menjerit. Aku heran karena tidak ada kulihat luka, kemudian aku menyarankan istriku Eva Lingga untuk menanyakan kepada anakku. Dan setelah ditanya, ternyata anakku mengaku bahwa kemaluannya pernah dimasukin jari pelaku. Selanjutnya, kami menangkapnya dan menyerahkannya ke Polisi,” pungkasnya.
“Siapa yang tidak emosi, anakku dua-duanya mengaku sudah dikerjai oleh pelaku. Aku saja kalau diganggu orang kulawan. Perasaan siapa yang tega melihat hal ini, dasar tidak ada perasaan dia (pelaku) itu,” teriak Eva.
Beberapa jam menunggu di Polresta, kemudian pelaku diantar oleh Polisi Pancur Batu. Keluarga korban langsung mengejarnya hingga ke ruang piket Reskrim. Melihat keluarga mengejar, kedua Polisi Polsek Pancur Batu langsung menggiring pelaku ke lantai II gedung Sat Reskrim. “Sudah bu, pelakunya sudah di tangan kami (Polisi), jangan dikasarin lagi, kami mau memprosesnya,” terang Petugas piket Reskrim.
Sementara itu, petugas SPK Aiptu Manullang mengatakan bahwa laporan orangtua korban akan diproses. “Kami akan menerima kalau memang keluarga melaporkannya dan akan kami lanjutkan ke Reskrim. Kami masih mendalaminya lagi,” ucapnya.
Dongan Panjaitan menambahkan bahwa dalam menjalankan aksinya, pelaku pintar merayu anak-anak. “Dia sering bergabung dengan anak-anak bermain dan memberikan permen. Dia memang sering memberi permen kepada anak-anak kami, dan anak-anak juga mengakuinya. Mungkin disitula kesempatannya melakukannya itu,” dugaannya.
Sebelumnya, saat pertama kali diamankan di Polsek Pancur Batu, Jacob mengakui perbuatannya. Hal itu ia lakukan demi mencapai ilmu awet muda. Sebab syaratnya ia harus menyetubuhi anak di bawah umur, baik laki-laki atau pun perempuan. Namun rata rata korban pelaku adalah laki-laki.
“Aku mau nuntut ilmu biar bisa awet muda. Aku berguru pas di Jawa, pas aku umur 40. Tapi baru ini aku lakuin dan cuman tiga aja,” ujar pelaku mengelak disebut melakukan tindak kekerasan seks terhadap 9 orang anak.
Jacob menjelaskan, aksinya itu ia lakukan setiap sore hari di dalam angkot miliknya. Apabila orangtua korban lengah dan membiarkan anaknya keluyuran ke warnet dekat desa tersebut, disitulah pelaku mengiming-imingi uang Rp5.000 dan jalan-jalan gratis.
“Cuman aku kasih uang lima ribu kadang dua puluh ribu dan jalan-jalan naik angkot ku bang. Terus aku gituin, tapi kalau yang perempuan cuman pakai tangan aja, dan nggak semuanya aku bawa naik angkot cuman satu atau dua orang dan itu nggak tiap hari, seminggu sekali aja bang,” ucap pelaku.
Pelaku mengaku berkelakuan seperti itu sejak dirinya merantau ke Jawa dan berpisah dari istri dan anaknya. Alhasil dirinya sangat berharap dapat tetap awet muda dan disukai wanita. “Aku bertapa pas itu bang, dan ada bisikan kalau aku harus gituin anak-anak,” papar pelaku. (gib/mri/bd)