SUMUTPOS.CO – Tudingan soal pengeroyokan yang dilakukan belasan personel Polantas Langkat tersebut dibantah Kasat Lantas Polres Langkat AKP Efendi Sirait. Dikatakannya, luka di tubuh Heru Frans Ziko Silaban kemungkinan lantaran mengguling-gulingkan badannya di aspal jalan.
”Ceritanya begini bang,” katanya, “Saat itu anggota kita sedang razia rutin di kawasan Wonosari. Tiba-tiba melintas mobil Avanza putih. Seperti biasa, setiap mobil dilakukan pemeriksaan baik surat-surat maupun barang-barang yang dicurigai. Begitu distop, sopir ini tampak panik dan berupaya menyuap anggota kita dengan memberikan uang Rp50 ribu, tapi oleh anggota hal itu tidak digubris,” jelasnya.
“Selanjutnya, anggota menanyakan kelengkapan mengemudi si sopir seperti SIM, ternyata orang ini tidak memiliki SIM dengan dalih ketinggalan. Karena tak punya SIM, sopir inipun langsung ditilang. Saat itulah sopir ini tidak terima dan marah-marah kepada petugas,” terangnya.
Masih Efendi, anggotanya berkata mobil akan ditahan karena tidak punya SIM. Mendengar hal tersebut, Heru dan keluarganya berupaya meminta tolong kepada petugas dengan mengatakan kalau mereka sedang buru-buru hendak menghadiri pemakaman abang Heru di Dairi.
Selanjutnya oleh petugas mobil yang awalnya hendak ditahan dilepas dengan digantikan menilang STNK mobil. ”Karena SIM nggak ada, jadi yang ditilang sama anggota STNK mobil. Entah bagaimana, pria itu langsung mengamuk dengan mengatakan, ‘Memang kalian ini polisi nggak punya otak’ gitu teriaknya. Seiring dengan itu, dia langsung menguling-gulingkan tubuhnya di jalan,” papar Efendi.
Melihat hal tersebut, jelas Efendi lagi, beberapa polantas coba menenangkanya dengan berupaya membopongnya ke pinggir jalan. Niat baik tadi rupanya sama sekali tak diterima. Dengan sekuat tenaganya ia meronta ke sana kemari. Khawatir terjadi hal-hal yang tak diinginkan dijalan raya tersebut, petugas memegang Heru dengan kuat dan mengiringnya ke pinggir jalan.
“Jadi nggak betul kalau dipukuli sama anggota, apalagi sampe lima belas orang gitu. Kalau betul dipukuli lima belas orang, kan bisa dibayangkan cemana memar atau lebam-lebamnya,” ujar Efendi. Dia juga menduga lecet di tubuh Heru kemungkinan disebabkan dampak mengguling-gulingkan tubuhnya di aspal jalan, dan kemungkinan terkena api rokok yang mungkin dibuangkan warga,” urai mantan Kasatlantas Polres Deliserdang ini lagi.
Begitu ditenangkan oleh petugas termasuk tiga orang perwira yang ikut dalam razia, Heru tetap tidak mau tenang. Bahkan, ketiga perwira yang berusaha memberikan penjelasan kepadanya dimaki-maki. Selanjutnya, salah seorang perwira memanggil istri dan ibu Heru guna memberikan penjelasan. “Waktu itu istri dan ibunya bisa memaklumi dan terima apa yang disampaikan petugas. Tapi Heru datang sambil marah-marah kepada istri dan ibunya seraya mengatakan, ”Udah jangan mau kalian dipengaruhi polisi’ gitu Bang,” beber perwira yang juga pernah menjabat Kapolsek Pantai Cermin dan Kapos Lantas Diski itu.
“Pokoknya aku mau mengadukan hal ini, kata dia di situ. Mendengar itu, salah seorang perwira polantas bahkan menawarkan diri mengantarkan Heru melapor dengan menumpang mobil patroli polisi,” paparnya kembali. “Orang itu tetap kita tilang bang, dan tilangnya sudah ditandatanganinya, cuma tidak diambilnya. Tilangnya ditingal begitu saja,“ sambungnya.
Lanjut perwira berpangkat tiga balok emas di pundaknya ini, saat ini beberapa anggotanya sedang dipanggil ke Polres Langkat untuk dimintai keterangan. “Kemaren saksinya kan ibu dan istrinya, ya hari ini saksi dari anggota,” jelas Sirait seraya menegaskan anak buahnya tidak ada melakukan penganiayaan seperti yang dituduhkan dan siap memproses anggotanya bila nantinya memang bersalah.(dw/bd)