PARMAKSIAN, SUMUTPOS.CO – Karang Taruna, organisasi pedesaan yang menghimpun anak-anak muda, menginginkan pelatihan keterampilan berusaha khusus dari TobaPulp.
Keinginan tersebut disampaikan Ketua Karang Taruna (KT) Parmaksian, Erwin Sitorus, ketika bersama pengurus dan beberapa anggota lainnya menemui TobaPulp di kompleks pabrik, Ds. Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Tobasamosir. Mereka diterima staf senior perusahaan, Garuda Rajagukguk dan Lambertus Siregar.
KT Parmaksian, dalam pertemuan dengan TobaPulp tersebut, berharap berbagai pelatihan dapat digalakkan kembali untuk para anggota yang jumlahnya mencapai 70-an orang. Misalnya di bidang perbengkelan, jahit-menjahit dan salon kecantikan.
“Usul pelatihan kepada TobaPulp dimunculkan kembali mengingat banyak anak muda yang belum memiliki pekerjaan. Padahal di lingkungan perkampungan termasuk di lingkungan perusahaan, ada banyak potensi sumber daya alam (SDA) yang dapat diolah menjadi barang bernilai. Salah satu persoalannya terletak pada keterampilan mencipta, sehingga solusinya ialah pelatihan,” sebut Erwin Sitorus.
Ia menyebutkan salah satu contoh potensi sumber daya alam adalah pemanfaatan eceng gondok. Sebab tumbuhan merambat di air ini banyak tumbuh di sepanjang hulu sungai Asahan yang bermula di bibir Danau Toba, di kota kecamatan, Porsea. Di sepanjang garis pantai Danau Toba, eceng gondok juga berkembang sangat cepat, sehingga dianggap sebagai “sampah” yang “mengotori” keindahan danau terbesar di Asia.
Paling tidak menurut Erwin Sitorus eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk dua hal. Pertama, sebagai bahan baku pembuatan barang anyaman untuk dijadikan souvenir. Batang eceng gondok yang penuh serat dijemur, dipilin menjadi tali, diwarnai, kemudian siap dijadikan anyaman sesuai keinginan. Maka, terciptalah tas, sandal, kursi, dan lain-lain.
Kedua, difermentasi – dicampur dengan kotoran ternak, dedak, disiram dengan EM-4, ditutup karung bekas, diendapkan dalam 1-2 bulan sudah jadi pupuk– untuk menyuburkan tanaman pertanian khususnya holtikultura.
“Dengan keterampilan yang dimiliki, setidaknya eceng gondok dapat dimanfaatkan pemuda dan masyarakat di sini sebagai bahan baku kerajinan tangan yang menghasilkan. Seperti yang dulu pernah dilakukan TobaPulp dalam pembinaan terhadap masyarakat,” katanya.
Selain keterampilan eceng gondok, KT Parmaksian juga menyatakan berminat mengikuti pelatihan pertanian dan peternakan di PBT (pondok bina tani). PBT adalah satu lokasi tempat penggemukan ternak (sapi bali, babi landrace, pembuatan pupuk bokashi dan tanaman pertanian lainnya ) oleh TobaPulp untuk didistribusikan kepada petani dengan konsep bergilir. Contoh: peserta diberi bantuan ternak babi dalam keadaan bunting-tua. Setelah si induk beranak, si peserta wajib mengembalikan sepasang anak ternaknya ke PBT untuk dibesarkan, agar pada waktunya diserahkan kepada peserta baru. Dengan demikian jumlah peserta terus bertambah seiring dengan pertambahan populasi ternak. Selain penggemukan ternak, PBT juga jadi arena pelatihan pertanian.
Sementara itu pihak TobaPulp Garuda Rajagukguk menilai niat dan gagasan yang disampaikan KT Parmaksian baik dan positif. Apalagi TobaPulp adalah industri pulp (bubur kertas), yang dalam salah satu program tanggung jawab sosial (TJS)-nya menetapkan pendidikan –termasuk keterampilan– sebagai salah satu pilar. Sejak 2003 TobaPulp sudah beberapa kali memfasilitasi program pelatihan (perbengkelan, las, manajemen, kuliner, kerajinan) bagi masyarakat lokal, termasuk para pekerja rekanan usaha.
“Ini merupakan usulan yang baik, dengan begitu baik masyarakat, staf maupun perusahaan rekanan memiliki keterampilan dalam hal menghasilkan kerajinan eceng gondok,” katanya. (rel)