26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

12 Hari Koma, Sopir Pengusaha Swalayan Tewas

Foto: Gatha Ginting/PM Kerumunan warga melihat mobil milik pengusaha swalayan, yang di berondong perampok di Delitua.
Foto: Gatha Ginting/PM
Kerumunan warga melihat mobil milik pengusaha swalayan, yang di berondong perampok di Delitua.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah 12 hari koma dan harus menjalani cuci darah, Misran (50) akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di RS Elisabet di Jalan Haji Misbah Medan, Sabtu (13/7) siang. Peluru yang ditembakan pelaku perampokan merusak ginjal sopir pengusaha swalayan itu, hingga medis kesulitan menyadarkannya.

Suasana haru menyelimuti kediaman Misran di Jalan Delitua Lama, Gg. Bunga, Lingkungan VI, Kec. Delitua saat jenazahnya diantar mobil ambulance RS Elisabeth Medan. Istri dan keluarga korban menangis sejadi-jadinya menerima tubuh kaku Misran.

Keterangan adik kandung korban, Arifin (43) ketika ditemui di rumah duka, Misran meninggal dunia akibat peluru yang ditembakkan pelaku perampokan merusak ginjalnya. Sejak itu pula, Misran mengalami kesulitan buang air.

“Gara-gara itu, dari dua hari dirawat di rumah sakit, sampai meninggal dunia, ia tak bisa lagi buang air kecil bang. Karena ginjalnya bermasalah. Satu dari dua ginjalanya pecah kata dokter,” kata Arifin.

Akibat kerusakan ginjal tersebut, Misran juga sempat menjalani cuci darah di RS Elisabet, Jumat (11/7). Upaya penyembuhan Misran sudah dilakukan, namun tuhan berkehendak lain.

“Pada Jumat Malam, abang saya sempat cuci darah akibat ginjalnya tidak berfungsi. Lagian bayak juga organ dalam tubuhnya yang tertembak,” terang Arifin.

Dikisahkan Arifin, sejak awal Misran dirawat di rumah sakit, tak sekalipun keluarga melihatnya sadar dari komanya. Maka dari itu, kata dia, ketiga anak korban, Ari (25) Mira (23) Tika (20) dan istri korban Kartinem (40) sangat terpukul atas meninggalnya korban.

“Gitu lah bang? Ya saya pun sebagai adiknya sangat merasa kehilangan dan sedih kali. Tapi mau kayak mana lagi. Lihat lah itu anak dan istrinya nggak henti-henti nangis. Semakin terasa kesedihan itu,” ucap Arifin. (bar/bd)

Foto: Gatha Ginting/PM Kerumunan warga melihat mobil milik pengusaha swalayan, yang di berondong perampok di Delitua.
Foto: Gatha Ginting/PM
Kerumunan warga melihat mobil milik pengusaha swalayan, yang di berondong perampok di Delitua.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah 12 hari koma dan harus menjalani cuci darah, Misran (50) akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di RS Elisabet di Jalan Haji Misbah Medan, Sabtu (13/7) siang. Peluru yang ditembakan pelaku perampokan merusak ginjal sopir pengusaha swalayan itu, hingga medis kesulitan menyadarkannya.

Suasana haru menyelimuti kediaman Misran di Jalan Delitua Lama, Gg. Bunga, Lingkungan VI, Kec. Delitua saat jenazahnya diantar mobil ambulance RS Elisabeth Medan. Istri dan keluarga korban menangis sejadi-jadinya menerima tubuh kaku Misran.

Keterangan adik kandung korban, Arifin (43) ketika ditemui di rumah duka, Misran meninggal dunia akibat peluru yang ditembakkan pelaku perampokan merusak ginjalnya. Sejak itu pula, Misran mengalami kesulitan buang air.

“Gara-gara itu, dari dua hari dirawat di rumah sakit, sampai meninggal dunia, ia tak bisa lagi buang air kecil bang. Karena ginjalnya bermasalah. Satu dari dua ginjalanya pecah kata dokter,” kata Arifin.

Akibat kerusakan ginjal tersebut, Misran juga sempat menjalani cuci darah di RS Elisabet, Jumat (11/7). Upaya penyembuhan Misran sudah dilakukan, namun tuhan berkehendak lain.

“Pada Jumat Malam, abang saya sempat cuci darah akibat ginjalnya tidak berfungsi. Lagian bayak juga organ dalam tubuhnya yang tertembak,” terang Arifin.

Dikisahkan Arifin, sejak awal Misran dirawat di rumah sakit, tak sekalipun keluarga melihatnya sadar dari komanya. Maka dari itu, kata dia, ketiga anak korban, Ari (25) Mira (23) Tika (20) dan istri korban Kartinem (40) sangat terpukul atas meninggalnya korban.

“Gitu lah bang? Ya saya pun sebagai adiknya sangat merasa kehilangan dan sedih kali. Tapi mau kayak mana lagi. Lihat lah itu anak dan istrinya nggak henti-henti nangis. Semakin terasa kesedihan itu,” ucap Arifin. (bar/bd)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/