JALUR GAZA, SUMUTPOS.CO – Israel mengatakan telah memulai kembali serangan udara terhadap militan Hamas di Jalur Gaza, beberapa jam setelah menyepakati gencatan senjata yang ditengahi Mesir.
Militer Israel hari Selasa (15/7) mengatakan tentaranya menahan serangan selama enam jam, tetapi membalas karena militan di Gaza menembakkan sekitar 50 roket ke Israel dari kawasan yang dikuasai Hamas. Israel mengatakan sistem pencegat misil Kubah Besi (Iron Dome) miliknya mencegat roket-roket itu di tiga kota Israel.
Pimpinan Hamas, otoritas politik Palestina di Gaza, telah menolak usul Mesir bagi gencatan senjata yang pada hari sebelumnya diterima oleh Israel.
Hamas mengatakan, tidak tercakup dalam diskusi kesepakatan itu, yang menyerukan gencatan senjata sementara dimulai hari Selasa, mengenai pembukaan perbatasan dengan Gaza, dan pembicaraan antara Hamas dan Israel yang akan berlangsung di Kairo, Mesir.
Pejabat-pejabat kelompok itu juga meminta persyaratan lebih lanjut termasuk pencabutan blokade Israel di wilayah Palestina.
Dalam kunjungan bersama Menteri Luar Negeri Italia ke sebuah kota yang digempur roket, Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman membela hak negaranya mempertahankan diri.
PM Israel Benjamin Netanyahu mengisyaratkan Israel siap memperluas ofensifnya yang telah berlangsung seminggu jika militan Hamas menolak proposal tersebut.
“Jika Hamas menolak usul Mesir dan serangan roket dari Gaza tidak berhenti, dan tampaknya itulah yang terjadi sekarang, kami siap melanjutkan dan mengintensifkan serangan kami untuk melindungi rakyat kami,” tegas Netanyahu.
Pasukan Pertahanan Israel memulai kampanye serangan udara terhadap Gaza pekan lalu untuk melawan serangan roket Palestina yang ditujukan ke Israel. Militer Israel mematuhi gencatan senjata selama beberapa jam hari Selasa, tetapi melanjutkan serangan udara terhadap sasaran-sasaran Hamas, dengan mengatakan militan terus menembakkan roket ke Israel.
Jalan-jalan di Gaza kosong, karena banyak orang tidak keluar rumah atau pindah ke sekolah-sekolah yang dikelola PBB supaya tidak terperangkap dalam baku tembak.
Samaan mengatakan, ia menginginkan gencatan senjata, tetapi sesuai syarat Hamas, bukan Israel. Dan ia menginginkan semua rumah yang dibombardir dibangun kembali.
Orang Palestina yang menjadi kolumnis surat kabar dan analis independen Talal Okal mengatakan serangan militer Israel hanya membantu menambah dukungan rakyat bagi Hamas.
“Saat ini, popularitas Hamas naik karena orang-orang melihat sesuatu terjadi untuk pertama kali, perlawanan yang siap dan mampu merespon, untuk membela, untuk melakukan sesuatu,” ujar Okal.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry, berbicara di Wina, Austria, hari Selasa, mengecam Hamas karena terus meluncurkan roket ke Israel meski ada upaya yang ia sebut “niat baik” untuk gencatan senjata.
Sejumlah pejabat Hamas mengindikasikan mereka belum membuat keputusan hari Selasa, tetapi sayap militernya menolak proposal itu karena menganggapnya setara dengan “menyerah.”
Proposal itu meminta gencatan senjata sementara berlaku mulai Selasa, disusul dibukanya titik-titik perbatasan Gaza dan perundingan antara kedua pihak di Kairo dalam dua hari mendatang.
Seorang warga Israel tewas karena tembakan roket hari Selasa dekat perbatasan Erez menuju Gaza, merupakan korban Israel pertama sejak serangan itu dimulai minggu lalu. Sementara, pejabat kesehatan Palestina mengatakan 194 warga Palestina tewas dalam konflik itu, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, sementara ratusan rumah hancur. (VOA)