BINJAI, SUMUTPOS.CO – Sosok mayat pria ditemukan terapung di sungai Jalan Megawati, Kel. Serbajadi, Kec. Deliserdang, Binjai, tepat di sebelah rel kereta api. Ketika ditemukan, mayat yang diduga korban pembunuhan ini sudah mulai membusuk dengan tangan terikat ke belakang, Minggu (20/7) sekitar pukul 08.30 WIB.
Penemuan mayat ini sontak menggegerkan warga sekitar yang berhamburan mendekati guna melihat secara langsung. Meski begitu, belum ada yang mengetahui identitas sosok mayat mengapung di sungai berawa ini. Hingga akhirnya pihak kepolisian dibantu warga mengevakuasi jasad dari sungai yang banyak ditumbuhi rumput liar ini.
Sesaat jasad pria yang belum diketahui identitasnya ini diangkat kepermukaan. Terlihat tangaanya terikat ke belakang dengaan menggunakan seutas karet ban. Tapi, belum diketahui apakah ada luka yang dialami korban.
Said (45), penemu mayat pertama kali mengaku, awalnya mencium bau tak sedap saat akan memancing. Ini membuatnya penasaran dan berusaha mencari tahu bau tak sedap apa. “Aku awalnya mau mancing. Tapi, kok kucium seperti bau bangkai,” kata Said.
Pencarian pun dilakukan berdasarkan bau. Sehingga dia terus menelusuri aliran sungai. Hingga akhirnya ditemukan sosok mayat sudah terapung disekitar rawa-rawa. Temuan ini lantas disampaikn kepada Kepala Desa Serba Jadi, Kabupaten Deliserdang Rencana Ginting. “Awalnya kukasih tahu Kades,” terang dia.
Bersama beberapa warga lain dan Kepala Desa. Ternyata penemuan itu benar adanya jika bau tak sedap itu berasal dari sosok mayat. Lalu penemuan langsung dilaporkan ke pihak kepolisian setempat. Dingkatlah mayat tadi oleh petugas kepolisian yang turun ke lokasi. “Karena mayat, jadi aku hubungi terus polisi untuk menyaksikan,” sambung Rencana.
Setelah diangkat, baru diketahui tangan mayat yang ditemukan telah terikat. Kondisi ini membuat warga meyakini kalau jasad yang ditemukan merupakan korban pembunuhan meski tidak diketahui apakah ada luka lebam atau tidak. “Kurasa korban pembunuhan dia itu. Soalnya, tangannya terikat,” ucap beberapa warga.
Ketika hendak dibawa pihak kepolisian guna dilakukan otopsi di rumah sakit, salah seorang pria mengaku bernama Wagirin (52) warga Jalan Sukarno Hatta, Kelurahan Sumberkarya, Kecamatan Binjai Timur, menyebut jenazah tersebut adalah anaknya, Gunawan (17). Hal ini juga dibenarkan seorang wanita yang mengaku sebagai adiknya. Bahkan wanita ini sempat pingsan melihat jasad tersebut.
“Benar, dia anakku. Aku tanda dari celana koyak yang dipakainya,” Wagirin, selaku orang tua.
Tapi diakuinya, selama ini korban memang tidak pernah pulang ke rumah. Hari-harinya, dihabiskan diluar dan di kuburan Desa Serbajadi, Kecamatan Deliserdang berbatasan dengan Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Binjai Timur. “Dia sering tidur di kuburan dan jarang tinggal di rumah,” timpal pria beranak dua ini sembari mengakui diharapkan pihak kepolisian menyelidiki kasus kematian anaknya.
Hal ini juga dibenarkan Darmi (60) yang sempat mengenal sosok korban dan keluarganya. Bahkan dirinya sempat menceritakan kalau kegilaan korban terjadi sejak usia 5 tahu. Dimana jiwanya tergoncang akibat kematian dari wanita yang melahirkanya.
“Sejak usia lima tahun dia sudah ditinggal ibunya. Dari situ dia memang sering termenung dan melamun sendiri. Hingga akhirnya korban jarang pulang ke rumah dan kerap tidur di kuburan orang tuanya,” celoteh wanita ini.
Namun dirinya merasa heran siapa orang yang tega membunuhnya. Sebab, korban selama ini dikenal baik dan tidak pernah mengganggu orang meski dirinya mengalami gangguan jiwa. “Gak pernah ganggu orang dia. Kasihan kali lah, siapa yang tega melakukanya,” terangnya.
Rencana Ginting, juga mengakui hal yang sama. Bahkan diakuinya, kalau korban kerap membantu orang yang meninggal. Seperti mengangkat jenajah orang meninggal dan membantu-bantu linya. “Memang baik orangnya,” terang dia.
Sementara itu, Kapolsek Sunggal, Kompol Eko Hartanto menuturkan, berdasarkan keterangan yang diterimanya dari pihak keluarga menyebutkan. “Walaupun dia sering tidur di kuburan. Dia tetap pulang,” ungkap Eko.
Saat disinggung, apakah korban benar korban pembunuhan, Eko mengaku belum mengetahuinya. “Memang kondisi tangannya terikat. Tapi, kita masih menyelidiki apakah dia dibunuh atau tidak. Mungkin saja, ada orang yang mengikat tangannya kemudian menceburkannya ke sungai. Kita pun tidak tahu. Masih kita selidiki,” ucapnya. (bam/ind/bd)