SHANGHAI, SUMUTPOS.CO – Tiongkok kembali tersandung skandal keamanan makanan. Minggu (20/7) pemerintah Tiongkok menutup perusahaan Shanghai Husi Food Co yang memproduksi daging olahan. Yang menjadi masalah, bahan baku yang mereka gunakan sudah kedaluwarsa dan tidak layak konsumsi. Bukan hanya itu, produk olahan daging anak perusahaan Amerika Serikat (AS), OSI Group, tersebut tidak dijual di pasar-pasar atau toko kecil, tetapi ke restoran-restoran besar seperti KFC, McDonalds, Burger King, Papa John”s Pizza, dan Starbucks.
Modus yang dipakai perusahaan itu bisa dibilang cukup rapi. Mereka mencampur daging segar dengan yang kedaluwarsa sehingga sekilas tampak baru. Tujuannya, petugas penjaga kualitas di restoran-restoran yang disuplai bisa dikelabui. “Pemerintah kota telah menutup perusahaan tersebut dan produk-produk yang menggunakan daging kedaluwarsa tersebut,” ujar petugas dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Shanghai.
Saat ini polisi menyelidiki kasus tersebut. Ada kemungkinan perusahaan itu terancam hukuman berat. Salah satu televisi Tiongkok menyiarkan suasana di dalam pabrik. Dalam siaran tersebut, terlihat pekerja yang memakai baju setelan putih mengambil daging dan ham dari lantai sebelum memasukkannya kembali ke mesin produksi bersama daging yang baru.
Pekerja lainnya menangani daging kedaluwarsa sebelum ikut diproses. Daging itu sudah tidak layak dikonsumsi. Bahkan, si pekerja menamai daging tersebut sebagai “daging bau”.
Setelah pengungkapan kasus daging kedaluwarsa itu, McDonalds Tiongkok langsung mengeluarkan pernyataan bahwa mereka langsung menghentikan penggunaan produk daging dari Shanghai Husi Food Co. Pernyataan senada dikeluarkan operator restoran Yum yang membawahi KFC dan Pizza Hut. Itu bukan kali pertama KFC tersandung skandal keamanan makanan. Pada 2012, pemerintah menemukan antibiotik dosis tinggi di produk ayam mereka.
Hal semacam itu kerap terjadi di Tiongkok. Minimnya regulasi dan produsen yang ingin menyiasati harga membuat mereka mengabaikan faktor keselamatan. Salah satu contoh yang paling fatal adalah melamine yang ditambahkan secara ilegal pada produk-produk olahan susu pada 2008. Setidaknya 6 bayi meninggal dan 300 ribu orang sakit. (AFP/AP/sha/c15/tia)
SHANGHAI, SUMUTPOS.CO – Tiongkok kembali tersandung skandal keamanan makanan. Minggu (20/7) pemerintah Tiongkok menutup perusahaan Shanghai Husi Food Co yang memproduksi daging olahan. Yang menjadi masalah, bahan baku yang mereka gunakan sudah kedaluwarsa dan tidak layak konsumsi. Bukan hanya itu, produk olahan daging anak perusahaan Amerika Serikat (AS), OSI Group, tersebut tidak dijual di pasar-pasar atau toko kecil, tetapi ke restoran-restoran besar seperti KFC, McDonalds, Burger King, Papa John”s Pizza, dan Starbucks.
Modus yang dipakai perusahaan itu bisa dibilang cukup rapi. Mereka mencampur daging segar dengan yang kedaluwarsa sehingga sekilas tampak baru. Tujuannya, petugas penjaga kualitas di restoran-restoran yang disuplai bisa dikelabui. “Pemerintah kota telah menutup perusahaan tersebut dan produk-produk yang menggunakan daging kedaluwarsa tersebut,” ujar petugas dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Shanghai.
Saat ini polisi menyelidiki kasus tersebut. Ada kemungkinan perusahaan itu terancam hukuman berat. Salah satu televisi Tiongkok menyiarkan suasana di dalam pabrik. Dalam siaran tersebut, terlihat pekerja yang memakai baju setelan putih mengambil daging dan ham dari lantai sebelum memasukkannya kembali ke mesin produksi bersama daging yang baru.
Pekerja lainnya menangani daging kedaluwarsa sebelum ikut diproses. Daging itu sudah tidak layak dikonsumsi. Bahkan, si pekerja menamai daging tersebut sebagai “daging bau”.
Setelah pengungkapan kasus daging kedaluwarsa itu, McDonalds Tiongkok langsung mengeluarkan pernyataan bahwa mereka langsung menghentikan penggunaan produk daging dari Shanghai Husi Food Co. Pernyataan senada dikeluarkan operator restoran Yum yang membawahi KFC dan Pizza Hut. Itu bukan kali pertama KFC tersandung skandal keamanan makanan. Pada 2012, pemerintah menemukan antibiotik dosis tinggi di produk ayam mereka.
Hal semacam itu kerap terjadi di Tiongkok. Minimnya regulasi dan produsen yang ingin menyiasati harga membuat mereka mengabaikan faktor keselamatan. Salah satu contoh yang paling fatal adalah melamine yang ditambahkan secara ilegal pada produk-produk olahan susu pada 2008. Setidaknya 6 bayi meninggal dan 300 ribu orang sakit. (AFP/AP/sha/c15/tia)