SUMUTPOS.CO – Kaum perempuan di Turki hari Rabu (30/7) melakukan protes lewat media sosial terhadap komentar wakil perdana menteri negara itu yang mengatakan “perempuan sebaiknya tidak tertawa terbahak-bahak di muka umum.”
Banyak perempuan Turki memasang foto mereka tertawa lewat jejaring sosial Twitter, setelah Wakil Perdana Menteri Bulent Arinc hari Senin (28/7) mengatakan tertawa terbahak-bahak di muka umum bukanlah perilaku perempuan terhormat.
Arinc mengatakan baik laki-laki maupun perempuan harus bermoral, dan perempuan harus menyadari perilaku yang pantas.
“Kesucian sangat penting. Ini bukan hanya sebuah kata-kata, tapi adalah sebuah perhiasan (bagi perempuan),” kata Arinc dalam ceramah untuk merayakan Idul Fitri di kota Bursa hari Senin.
“Seorang wanita harus menunjukkan perilaku yang suci. Dia harus tahu perbedaan antara (di depan) publik atau di tempat pribadi. Perempuan sebaiknya tidak tertawa di depan umum,” lanjut Arinc.
Namun, seorang aktivis terkemuka hak perempuan, Canan Arin mengatakan sangat disayangkan perempuan Turki harus menanggapi “komentar bodoh” semacam itu, sementara masih banyak isu lain yang lebih serius yang dihadapi perempuan Turki, seperti kekerasan terhadap perempuan oleh laki-laki.
Sebuah laporan tahun 2009 oleh kantor pemerintah urusan Perempuan mendapati bahwa lebih dari 40 persen dari perempuan Turki ini telah mengalami kekerasan dalam rumah tangga mereka, yang dilakukan oleh pasangannya (suaminya). (VOA)
SUMUTPOS.CO – Kaum perempuan di Turki hari Rabu (30/7) melakukan protes lewat media sosial terhadap komentar wakil perdana menteri negara itu yang mengatakan “perempuan sebaiknya tidak tertawa terbahak-bahak di muka umum.”
Banyak perempuan Turki memasang foto mereka tertawa lewat jejaring sosial Twitter, setelah Wakil Perdana Menteri Bulent Arinc hari Senin (28/7) mengatakan tertawa terbahak-bahak di muka umum bukanlah perilaku perempuan terhormat.
Arinc mengatakan baik laki-laki maupun perempuan harus bermoral, dan perempuan harus menyadari perilaku yang pantas.
“Kesucian sangat penting. Ini bukan hanya sebuah kata-kata, tapi adalah sebuah perhiasan (bagi perempuan),” kata Arinc dalam ceramah untuk merayakan Idul Fitri di kota Bursa hari Senin.
“Seorang wanita harus menunjukkan perilaku yang suci. Dia harus tahu perbedaan antara (di depan) publik atau di tempat pribadi. Perempuan sebaiknya tidak tertawa di depan umum,” lanjut Arinc.
Namun, seorang aktivis terkemuka hak perempuan, Canan Arin mengatakan sangat disayangkan perempuan Turki harus menanggapi “komentar bodoh” semacam itu, sementara masih banyak isu lain yang lebih serius yang dihadapi perempuan Turki, seperti kekerasan terhadap perempuan oleh laki-laki.
Sebuah laporan tahun 2009 oleh kantor pemerintah urusan Perempuan mendapati bahwa lebih dari 40 persen dari perempuan Turki ini telah mengalami kekerasan dalam rumah tangga mereka, yang dilakukan oleh pasangannya (suaminya). (VOA)