JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Gunung Slamet di Provinsi Jateng terus menunjukkan peningkatan aktivitas. Kemarin, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status gunung tersebut dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III). Masyarakat diminta menjauhi kawasan sekitar Gunung Slamet.
Peningkatan status tersebut ditetapkan pukul 10.00, setelah PVMBG melakukan sejumlah evaluasi. Kepala PVMBG Hendrasto dalam paparannya menjelaskan, secara visual aktivitas gunung Slamet tergolong tinggi selama 12 hari terakhir. Saat cuaca cerah, teramati 100 kali letusan abu vulkanik dengan ketinggian 300-800 meter.
Abu vulkanik tersebut mengarah ke Utara, Timur, dan Barat. Selama 12 hari itu pula, terdengar total 109 kali dentuman sedang hingga kuat dan Sembilan kali gemuruh. “Tampak pula dua kali luncuran lava pijar sejauh 1.500 meter kea rah barat dan barat daya, serta 37 kali sinar api setinggi 50 ” 300 meter,” terangnya.
Dari sisi kegempaan, selama 12 hari terakhir terekam 478 kali gempa letusan, 5.070 kali gempa hembusan, dan dua kali tremor harmonik. Selain itu, terekam pula satu kali gempa vulkanik dalam, dua kali gempa vulkanik dalam, dan dua kali gempa tektonik lokal.
Hendrasto menjelaskan, radius ancaman meningkat menjadi empat kilometer dari puncak gunung. ancamannya berupa material berukuran abu sampai lapili (berukuran 1-4 cm), lontaran batu pijar, dan hujan abu lebat. “Material erupsi abu vulkanik dapat mencapai jarak10 kilometer atau lebih bergantung besar dan arah angin dari pusat erupsi,” lanjutnya.
Potensi erupsi yang menghasilkan lava pijar dan awan panas juga besar. Material erupsi tersebut berpotensi terjadi dalam radius 4 kilometer. Begitu pula dengan potensi lahar hujan yang bisa terjadi di sungai-sungai yang berhulu di Gunung setinggi 3.428 meter itu
Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, pihaknya sudah mendapat laporan dari PVMBG terkait pengingkatan status Gunung Slamet. Pihaknya bersama BPBD Jateng dan BPBD di kabupaten sekitar Gunung Slamet juga telah mengambil langkah berdasarkan rekomendasi PVMBG.
“Masyarakat, pendaki, dan wisatawan tidak diperkenankan beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari kawah,” ujar Sutopo kemarin. Saat ini, BPBD setempat juga sedang menyempurnakan rencana kontijensi erupsi.
Kepala BPBD Kabupaten Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal dan Purbalingga telah mengumpulkan Camat dan Lurah di wilayah masing-masing untuk melakukan koordinasi. Kelima kabupaten itu memiliki warga yang tinggal di kaki Gunung Slamet. Dari segi bantuan, stok logistik dan masker di BPBD Jateng hari ini akan dikirim ke lima kabupaten tersebut.
Sutopo menambahkan, hingga semalam belum terjadi gelombang pengungsian. Pihaknya meminta warga sekitar Gunung Slamet agar hanya mempercayai informasi dari Pemda atau petugas pemantau Gunung Slamet. “Dalam sejarah, Gunung Slamet belum pernah meletus hebat. Namun, kesiapsiagaan masyarakat dan Pemda tetap terus ditingkatkan,” tambahnya. (byu)