26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

52 WNI Diimbau Pulang dari Syria

Densus 88 Mabes Polri mencatat ada sekitar 56 WNI yang diduga telah bergabung dengan Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah (foto: dok).
Densus 88 Mabes Polri mencatat ada sekitar 56 WNI yang diduga telah bergabung dengan Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah (foto: dok).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mabes Polri menilai upaya menekan pengaruh Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia sampai saat ini sudah cukup baik. Kepolisian pun tidak ragu untuk meminta sekitar 52 WNI yang masih berada di Syria untuk pulang ke Indonesia mumpung belum terlambat.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Boy Rafli Amar menyatakan, militansi 52 WNI yang tersisa di Syria tersebut kepada ISIS saat ini diprediksi belum terlalu dalam. Karena itu, saat ini merupakan kesempatan terbaik bagi mereka untuk kembali ke tanah air. Polri siap membantu proses deradikalisasi bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Jika ada yang bersedia kembali, mereka akan masuk dalam pengawasan polisi. Boy menjamin, selama tidak melanggar hukum, mereka tidak akan tersentuh. “Yang kami tangkap selama ini kan karena terkait terorisme di Indonesia. Kami kenai UU Terorisme,” terangnya kemarin (15/8).

ISIS merupakan paham yang dipaksakan masuk ke Indonesia. Polri bersama sejumlah lembaga sudah mengupayakan berbagai cara untuk mencegah ideologi yang dibawa ISIS menyebar luas di tanah air. Termasuk, bekerja sama dengan imigrasi untuk memfilter orang-orang yang hendak pergi ke Iraq atau Syria.

Disinggung mengenai empat WNI yang tewas di Syria, Boy menyatakan belum mendapat data. Termasuk, seorang WNI yang diduga melakukan bom bunuh diri di negara konflik tersebut. “Jenazahnya belum ada yang kembali ke Indonesia sehingga belum bisa diidentifikasi. Bukan tidak mungkin mereka dimakamkan di sana,” lanjut mantan Kanit Negosiasi Subden Tindak Densus 88 tersebut. (byu/ano/c5/kim)

Densus 88 Mabes Polri mencatat ada sekitar 56 WNI yang diduga telah bergabung dengan Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah (foto: dok).
Densus 88 Mabes Polri mencatat ada sekitar 56 WNI yang diduga telah bergabung dengan Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah (foto: dok).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mabes Polri menilai upaya menekan pengaruh Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia sampai saat ini sudah cukup baik. Kepolisian pun tidak ragu untuk meminta sekitar 52 WNI yang masih berada di Syria untuk pulang ke Indonesia mumpung belum terlambat.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Boy Rafli Amar menyatakan, militansi 52 WNI yang tersisa di Syria tersebut kepada ISIS saat ini diprediksi belum terlalu dalam. Karena itu, saat ini merupakan kesempatan terbaik bagi mereka untuk kembali ke tanah air. Polri siap membantu proses deradikalisasi bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Jika ada yang bersedia kembali, mereka akan masuk dalam pengawasan polisi. Boy menjamin, selama tidak melanggar hukum, mereka tidak akan tersentuh. “Yang kami tangkap selama ini kan karena terkait terorisme di Indonesia. Kami kenai UU Terorisme,” terangnya kemarin (15/8).

ISIS merupakan paham yang dipaksakan masuk ke Indonesia. Polri bersama sejumlah lembaga sudah mengupayakan berbagai cara untuk mencegah ideologi yang dibawa ISIS menyebar luas di tanah air. Termasuk, bekerja sama dengan imigrasi untuk memfilter orang-orang yang hendak pergi ke Iraq atau Syria.

Disinggung mengenai empat WNI yang tewas di Syria, Boy menyatakan belum mendapat data. Termasuk, seorang WNI yang diduga melakukan bom bunuh diri di negara konflik tersebut. “Jenazahnya belum ada yang kembali ke Indonesia sehingga belum bisa diidentifikasi. Bukan tidak mungkin mereka dimakamkan di sana,” lanjut mantan Kanit Negosiasi Subden Tindak Densus 88 tersebut. (byu/ano/c5/kim)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/