26.7 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Sebelum Diringkus, Abu Fida Baru Balik dari Turki

Foto yang beredar di jejaring media sosial memperlihatkan Abu Bakar Baasyir bersama pengikutnya di Lapas.
Foto yang beredar di jejaring media sosial memperlihatkan Abu Bakar Baasyir bersama pengikutnya di Lapas.

SUMUTPOS.CO – Penangkapan gembong ISIS Abu Fida di Surabaya, Kamis (14/8), menguak gambaran kekuatan organisasi ekstrem yang memanfaatkan simbol- simbol Islam tersebut. Salah satu hasil pengungkapan itu adalah adanya jalur pasokan personel ISIS dari Indonesia menuju Turki-Syria.

Menurut sumber di internal kepolisian, kini polisi mengusut hubungan antara Abu Fida dan Wildan, salah seorang warga Indonesia yang pertama direkrut menjadi anggota ISIS. “Wildan ternyata merupakan salah satu orang penting yang menghubungkan ISIS dengan Indonesia,” ucap petugas yang ikut menangani kasus ISIS tersebut.

Yang diketahui petugas, Abu Fida baru pulang dari Turki dua pekan lalu. Bagi polisi, itu sama saja dengan pergi ke Syria. Sebab, pemegang paspor Indonesia bisa mendapat visa on arrival (VOA) di Turki selama 30 hari dengan biaya USD 25 (Rp 270 ribu). Dari Turki yang berbatasan langsung dengan Syria itulah kemudian para militan Indonesia bisa menyelundup masuk ke Syria.

Dari hasil penelusuran petugas terhadap media sosial dan telepon Wildan, perbatasan Turki-Syria sangat terbuka untuk orang Indonesia. “Akan diurus semua (oleh ISIS, Red),” ucap Wildan dalam salah satu komunikasinya kepada seorang rekan di Indonesia.

Menurut catatan Wildan yang diperoleh polisi, ISIS mempunyai dana yang luar biasa besar. Dana tersebut merupakan hasil penguasaan sejumlah ladang minyak di kawasan Syria. Klaim Wildan yang satu ini memang perlu dikroscek dengan pihak terkait. Tapi, dia menyebutkan, itulah yang membuat petugas perbatasan Turki tidak terlalu ketat dalam memantau pergerakan militan-militan yang masuk melalui negara tersebut.

Dalam sebuah percakapan di media komunikasi WhatsApp dengan kakaknya, Wildan sempat mengajak berjihad. Ajakan itu langsung ditolak kakaknya. Sebab, tidak ada seorang pun di keluarga Wildan yang pernah bergabung dalam kelompok jihad (tanzhim jihadi). “Mslh dana ada insyaALLAH Saya dipercaya membawa orang2 ke siria n iraq.” Demikian bunyi salah satu pesan yang kini disimpan petugas.

Dengan chat tersebut, bisa disimpulkan Wildan sudah dipercaya mendistribusikan orang Indonesia untuk masuk ISIS. Hanya, apakah Abu Fida masuk dari jalur yang dirintis Wildan yang tewas karena melakukan serangan bom bunuh diri di Iraq awal 2014, petugas masih menyelidiki. “Dalam setahun terakhir, Abu Fida empat kali keluar masuk Indonesia-Turki,” paparnya.

Sejauh ini, polisi belum menemukan bukti solid tentang keterkaitan antara Wildan dan Abu Fida. Dengan masih gelapnya penyelidikan, polisi berusaha menemukan aktor dan penghubung utama ISIS dengan orang-orang di Indonesia. Sejumlah nama sudah menjadi pertanyaan. Salah satunya Ustad Maman Abdurrahman yang kini mendekam di Lapas Nusakambangan. “Otaknya berada di sana, tapi operatornya di luar banyak,” terangnya.

Maman merupakan ideolog ISIS paling terkemuka di Indonesia. “Kami masih menelusuri bagaimana cara yang bersangkutan menyelundupkan pesan ke luar Nusakambangan,” ucapnya.

Selain hubungannya dengan Wildan, polisi menelusuri kegiatan Abu Fida yang berkampanye ISIS secara diam-diam ke hampir seluruh kampus di Jawa Timur. “Bahkan, sudah merekrut sekitar 20 mahasiswa dan menanam banyak jaringan yang mulai didekati. Kami masih mendata,” ucapnya.

Di bagian lain, Kabidhumas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono menyatakan, penyelidikan soal itu tidak dilakukan Polda Jatim. “Tapi, langsung ditangani Mabes Polri. Jika ingin tahu perkembangannya, mungkin bisa ditanyakan langsung ke mabes,” ucapnya. (byu/ano/c5/kim)

Foto yang beredar di jejaring media sosial memperlihatkan Abu Bakar Baasyir bersama pengikutnya di Lapas.
Foto yang beredar di jejaring media sosial memperlihatkan Abu Bakar Baasyir bersama pengikutnya di Lapas.

SUMUTPOS.CO – Penangkapan gembong ISIS Abu Fida di Surabaya, Kamis (14/8), menguak gambaran kekuatan organisasi ekstrem yang memanfaatkan simbol- simbol Islam tersebut. Salah satu hasil pengungkapan itu adalah adanya jalur pasokan personel ISIS dari Indonesia menuju Turki-Syria.

Menurut sumber di internal kepolisian, kini polisi mengusut hubungan antara Abu Fida dan Wildan, salah seorang warga Indonesia yang pertama direkrut menjadi anggota ISIS. “Wildan ternyata merupakan salah satu orang penting yang menghubungkan ISIS dengan Indonesia,” ucap petugas yang ikut menangani kasus ISIS tersebut.

Yang diketahui petugas, Abu Fida baru pulang dari Turki dua pekan lalu. Bagi polisi, itu sama saja dengan pergi ke Syria. Sebab, pemegang paspor Indonesia bisa mendapat visa on arrival (VOA) di Turki selama 30 hari dengan biaya USD 25 (Rp 270 ribu). Dari Turki yang berbatasan langsung dengan Syria itulah kemudian para militan Indonesia bisa menyelundup masuk ke Syria.

Dari hasil penelusuran petugas terhadap media sosial dan telepon Wildan, perbatasan Turki-Syria sangat terbuka untuk orang Indonesia. “Akan diurus semua (oleh ISIS, Red),” ucap Wildan dalam salah satu komunikasinya kepada seorang rekan di Indonesia.

Menurut catatan Wildan yang diperoleh polisi, ISIS mempunyai dana yang luar biasa besar. Dana tersebut merupakan hasil penguasaan sejumlah ladang minyak di kawasan Syria. Klaim Wildan yang satu ini memang perlu dikroscek dengan pihak terkait. Tapi, dia menyebutkan, itulah yang membuat petugas perbatasan Turki tidak terlalu ketat dalam memantau pergerakan militan-militan yang masuk melalui negara tersebut.

Dalam sebuah percakapan di media komunikasi WhatsApp dengan kakaknya, Wildan sempat mengajak berjihad. Ajakan itu langsung ditolak kakaknya. Sebab, tidak ada seorang pun di keluarga Wildan yang pernah bergabung dalam kelompok jihad (tanzhim jihadi). “Mslh dana ada insyaALLAH Saya dipercaya membawa orang2 ke siria n iraq.” Demikian bunyi salah satu pesan yang kini disimpan petugas.

Dengan chat tersebut, bisa disimpulkan Wildan sudah dipercaya mendistribusikan orang Indonesia untuk masuk ISIS. Hanya, apakah Abu Fida masuk dari jalur yang dirintis Wildan yang tewas karena melakukan serangan bom bunuh diri di Iraq awal 2014, petugas masih menyelidiki. “Dalam setahun terakhir, Abu Fida empat kali keluar masuk Indonesia-Turki,” paparnya.

Sejauh ini, polisi belum menemukan bukti solid tentang keterkaitan antara Wildan dan Abu Fida. Dengan masih gelapnya penyelidikan, polisi berusaha menemukan aktor dan penghubung utama ISIS dengan orang-orang di Indonesia. Sejumlah nama sudah menjadi pertanyaan. Salah satunya Ustad Maman Abdurrahman yang kini mendekam di Lapas Nusakambangan. “Otaknya berada di sana, tapi operatornya di luar banyak,” terangnya.

Maman merupakan ideolog ISIS paling terkemuka di Indonesia. “Kami masih menelusuri bagaimana cara yang bersangkutan menyelundupkan pesan ke luar Nusakambangan,” ucapnya.

Selain hubungannya dengan Wildan, polisi menelusuri kegiatan Abu Fida yang berkampanye ISIS secara diam-diam ke hampir seluruh kampus di Jawa Timur. “Bahkan, sudah merekrut sekitar 20 mahasiswa dan menanam banyak jaringan yang mulai didekati. Kami masih mendata,” ucapnya.

Di bagian lain, Kabidhumas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono menyatakan, penyelidikan soal itu tidak dilakukan Polda Jatim. “Tapi, langsung ditangani Mabes Polri. Jika ingin tahu perkembangannya, mungkin bisa ditanyakan langsung ke mabes,” ucapnya. (byu/ano/c5/kim)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/