30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pekerja Panen Suka Bersenandung, Khususnya Jelang Gajian

Pekerja panen ekaliptus sedang istirahat siang di lokasi penebangan. Mereka suka bersenandung.
Pekerja panen ekaliptus sedang istirahat siang di lokasi penebangan. Mereka suka bersenandung.

AEKNAULI, SUMUTPOS.CO – Panen kayu 2014 di Aeknauli sebagai bahan baku industri pulp di Parmaksian, Tobasamosir, seluruhnya jenis ekaliptus dari hutan tanaman industri (HTI). Selama panen, para pekerja suka bersenandung lagu-lagu Batak.

Aeknauli adalah salah satu dari 5 sektor HTI TobaPulp sebagai sumber bahan baku untuk menghasilkan pulp (eucapulp), yang sebagian besar diekspor.

Dari target pemanenan 2014 di Aeknauli seluas 1.963 hektar –dengan tingkat produktivitas antara 80 hingga 100 m3 per hektar– akan diperoleh kayu sekitar 175 ribu ton, kata sebuah laporan hari ini. Hingga pertengahan Agustus realisasi panen sudah mencapai 700-an hektar di lokasi panen Gorbus, Rondang dan Aeknauli sendiri. Usia panen ekaliptus antara 5 hingga 6 tahun.

Sementara itu, pimpinan salah satu perusahaan mitra-usaha, UD Bima, Herdin Manik, 55, menyebutkan, ada sedikitnya 15 rekanan lokal yang masing-masing mempekerjakan lebih-kurang 30 orang dari angkatan kerja setempat —seperti Gorbus, Manik Uluan, Siantar, Tigadolok– yang ambil bagian dalam pemanenan tersebut.

Jenis pekerjaan pemanenan (hauling) dimulai dari penebangan, penumpukan, pengulitan (pengupasan) hingga pengangkutan ke pabrik di Parmaksian. Para rekanan menyediakan sendiri alat-alat kerja seperti gergaji mesin (chainsaw), alat berat (excavator) dan truk-truk angkutan. Sedangkan seluruh pekerja –tanpa kecuali— diwajibkan mengenakan alat-alat keselamatan kerja, seperti topi (helm), sarung tangan, dan juga sepatu lapangan.

Ada banyak hal menarik dalam proses pemanenan tersebut. Misalnya, para pekerja –biasanya wanita– senang menyenandungkan tembang-tembang etnik (Batak) sambil bercanda saat istirahat makan siang di bawah pohon-pohon alam yang tetap dipelihara untuk fungsi lindung, terutama menjelang waktu gajian. Apalagi, angin pegunungan yang sejuk hampir tidak pernah berhenti berhembus.

“Sepintas, saat istirahat siang, para pekerja kita itu mirip rombongan lagi berwisata,” kata Herdin Manik, yang memperoleh “jatah” kerja bidang man-power, planning dan plantation.

Besar-kecilnya upah para pekerja didasarkan pada level dan produktivitas masing-masing. Upah terendah mereka terima Rp60 ribu per hari dengan jam kerja 08:00 pagi hingga 16:00 petang. Para pekerja diantar-jemput oleh angkutan milik rekanan, dan setiap pekerja umumnya membawa bekal sendiri.

Maiden Sianturi, asisten harvesting Aeknauli mengemukakan, konsesi Aeknauli (Simalungun & Asahan) merupakan sektor HTI TobaPulp paling duluan dibuka. Sektor lainnya ada di sektor Habinsaran (Tobasamosir & Tapanuli Utara), Aekraja (Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah & Humbang Hasundutan), Tele (Humbang Hasundutan, Dairi, Pakpak Bharat dan Samosir), serta Padangsidimpuan (Tapanuli Selatan, Padanglawas Utara & Kota Sidimpuan).

Luas seluruh konsesi TobaPulp sekitar 190 ribu hektar dengan target penanaman HTI dengan tanaman pokok jenis ekaliptus (Eucalyptus sp) hanya seluas 75 ribu hektar atau 40%. Angka itu lebih kecil dari yang diizinkan hingga mencapai 70%. Kebijakan internal itu bertujuan untuk memberikan porsi lebih luas bagi hutan alam yang dipertahankan untuk mengemban fungsi lindung. Ini berkaitan degan filosofi TobaPulp “mengelola hutan secara lestari dan berkesinambungan (sustainable).” Secara keseluruhan TobaPulp kini sudah menyelesaikan penanaman seluas 53 ribu hektar. (rel)

 

Pekerja panen ekaliptus sedang istirahat siang di lokasi penebangan. Mereka suka bersenandung.
Pekerja panen ekaliptus sedang istirahat siang di lokasi penebangan. Mereka suka bersenandung.

AEKNAULI, SUMUTPOS.CO – Panen kayu 2014 di Aeknauli sebagai bahan baku industri pulp di Parmaksian, Tobasamosir, seluruhnya jenis ekaliptus dari hutan tanaman industri (HTI). Selama panen, para pekerja suka bersenandung lagu-lagu Batak.

Aeknauli adalah salah satu dari 5 sektor HTI TobaPulp sebagai sumber bahan baku untuk menghasilkan pulp (eucapulp), yang sebagian besar diekspor.

Dari target pemanenan 2014 di Aeknauli seluas 1.963 hektar –dengan tingkat produktivitas antara 80 hingga 100 m3 per hektar– akan diperoleh kayu sekitar 175 ribu ton, kata sebuah laporan hari ini. Hingga pertengahan Agustus realisasi panen sudah mencapai 700-an hektar di lokasi panen Gorbus, Rondang dan Aeknauli sendiri. Usia panen ekaliptus antara 5 hingga 6 tahun.

Sementara itu, pimpinan salah satu perusahaan mitra-usaha, UD Bima, Herdin Manik, 55, menyebutkan, ada sedikitnya 15 rekanan lokal yang masing-masing mempekerjakan lebih-kurang 30 orang dari angkatan kerja setempat —seperti Gorbus, Manik Uluan, Siantar, Tigadolok– yang ambil bagian dalam pemanenan tersebut.

Jenis pekerjaan pemanenan (hauling) dimulai dari penebangan, penumpukan, pengulitan (pengupasan) hingga pengangkutan ke pabrik di Parmaksian. Para rekanan menyediakan sendiri alat-alat kerja seperti gergaji mesin (chainsaw), alat berat (excavator) dan truk-truk angkutan. Sedangkan seluruh pekerja –tanpa kecuali— diwajibkan mengenakan alat-alat keselamatan kerja, seperti topi (helm), sarung tangan, dan juga sepatu lapangan.

Ada banyak hal menarik dalam proses pemanenan tersebut. Misalnya, para pekerja –biasanya wanita– senang menyenandungkan tembang-tembang etnik (Batak) sambil bercanda saat istirahat makan siang di bawah pohon-pohon alam yang tetap dipelihara untuk fungsi lindung, terutama menjelang waktu gajian. Apalagi, angin pegunungan yang sejuk hampir tidak pernah berhenti berhembus.

“Sepintas, saat istirahat siang, para pekerja kita itu mirip rombongan lagi berwisata,” kata Herdin Manik, yang memperoleh “jatah” kerja bidang man-power, planning dan plantation.

Besar-kecilnya upah para pekerja didasarkan pada level dan produktivitas masing-masing. Upah terendah mereka terima Rp60 ribu per hari dengan jam kerja 08:00 pagi hingga 16:00 petang. Para pekerja diantar-jemput oleh angkutan milik rekanan, dan setiap pekerja umumnya membawa bekal sendiri.

Maiden Sianturi, asisten harvesting Aeknauli mengemukakan, konsesi Aeknauli (Simalungun & Asahan) merupakan sektor HTI TobaPulp paling duluan dibuka. Sektor lainnya ada di sektor Habinsaran (Tobasamosir & Tapanuli Utara), Aekraja (Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah & Humbang Hasundutan), Tele (Humbang Hasundutan, Dairi, Pakpak Bharat dan Samosir), serta Padangsidimpuan (Tapanuli Selatan, Padanglawas Utara & Kota Sidimpuan).

Luas seluruh konsesi TobaPulp sekitar 190 ribu hektar dengan target penanaman HTI dengan tanaman pokok jenis ekaliptus (Eucalyptus sp) hanya seluas 75 ribu hektar atau 40%. Angka itu lebih kecil dari yang diizinkan hingga mencapai 70%. Kebijakan internal itu bertujuan untuk memberikan porsi lebih luas bagi hutan alam yang dipertahankan untuk mengemban fungsi lindung. Ini berkaitan degan filosofi TobaPulp “mengelola hutan secara lestari dan berkesinambungan (sustainable).” Secara keseluruhan TobaPulp kini sudah menyelesaikan penanaman seluas 53 ribu hektar. (rel)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/