26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Tiga Warga AS Mengaku Diperlakukan Baik

Kenneth Bae, Matthew Todd Miller, Jeffrey Edward Fowle
Kenneth Bae, Matthew Todd Miller, Jeffrey Edward Fowle

PYONGYANG, SUMUTPOS.CO – Untuk kali pertama, tiga warga Amerika Serikat (AS) yang menghuni kamp Korea Utara (Korut) angkat bicara tentang kondisi mereka selama menjadi tahanan. Kemarin (1/9) CNN menyebarluaskan hasil wawancara dengan tiga pria yang sudah rindu pulang ke Negeri Paman Sam itu.

“Tetaplah terus berdoa untuk saya,” kata Kenneth Bae. Pria yang dikenal sebagai misionaris itu harus menghuni kamp selama 15 tahun. Sebab, dia dianggap terlibat dalam skenario busuk untuk menggulingkan pemerintahan Kim Jong-un. Bae selalu membantah tuduhan tersebut. Tapi, pada akhirnya, dia pun harus meneken lembar pernyataan yang menyebutkan bahwa dirinya bersalah.

Senada dengan Bae, dua warga AS yang lain mengaku harus meneken pernyataan yang menyebutkan kesalahan mereka. Matthew Todd Miller dan Jeffrey Edward Fowle pun kini harus mendekam di kamp dan melakukan pekerjaan kasar sebagai bentuk penyesalan mereka. Tidak seperti Bae dan Fowle yang hanya menghadapi dakwaan sepele, Miller terancam menjalani sidang.

“Situasi saya sangat mendesak. Dalam waktu dekat, bisa saja saya harus menjalani sidang dan langsung masuk penjara,” ungkap Miller khawatir.

Dalam kesempatan itu, dia meminta Washington turun tangan dalam upaya pembebasannya. Pria yang dituduh menyobek visa turis dan mencari perlindungan suaka tersebut berharap tidak perlu menjalani sidang.

Sementara itu, Fowle yang ditahan karena meninggalkan Alkitab di sebuah hotel malah mengatakan bahwa layanan aparat Korut di penjara sangat baik. “Selama ini tidak ada masalah (dengan layanan penjara). Saya harap mereka akan tetap baik seperti itu,” ungkapnya. Akhir pekan lalu CNN berbincang selama lima menit dengan masing-masing terdakwa di sebuah lokasi rahasia. (CNN/hep/c17/tia)

Kenneth Bae, Matthew Todd Miller, Jeffrey Edward Fowle
Kenneth Bae, Matthew Todd Miller, Jeffrey Edward Fowle

PYONGYANG, SUMUTPOS.CO – Untuk kali pertama, tiga warga Amerika Serikat (AS) yang menghuni kamp Korea Utara (Korut) angkat bicara tentang kondisi mereka selama menjadi tahanan. Kemarin (1/9) CNN menyebarluaskan hasil wawancara dengan tiga pria yang sudah rindu pulang ke Negeri Paman Sam itu.

“Tetaplah terus berdoa untuk saya,” kata Kenneth Bae. Pria yang dikenal sebagai misionaris itu harus menghuni kamp selama 15 tahun. Sebab, dia dianggap terlibat dalam skenario busuk untuk menggulingkan pemerintahan Kim Jong-un. Bae selalu membantah tuduhan tersebut. Tapi, pada akhirnya, dia pun harus meneken lembar pernyataan yang menyebutkan bahwa dirinya bersalah.

Senada dengan Bae, dua warga AS yang lain mengaku harus meneken pernyataan yang menyebutkan kesalahan mereka. Matthew Todd Miller dan Jeffrey Edward Fowle pun kini harus mendekam di kamp dan melakukan pekerjaan kasar sebagai bentuk penyesalan mereka. Tidak seperti Bae dan Fowle yang hanya menghadapi dakwaan sepele, Miller terancam menjalani sidang.

“Situasi saya sangat mendesak. Dalam waktu dekat, bisa saja saya harus menjalani sidang dan langsung masuk penjara,” ungkap Miller khawatir.

Dalam kesempatan itu, dia meminta Washington turun tangan dalam upaya pembebasannya. Pria yang dituduh menyobek visa turis dan mencari perlindungan suaka tersebut berharap tidak perlu menjalani sidang.

Sementara itu, Fowle yang ditahan karena meninggalkan Alkitab di sebuah hotel malah mengatakan bahwa layanan aparat Korut di penjara sangat baik. “Selama ini tidak ada masalah (dengan layanan penjara). Saya harap mereka akan tetap baik seperti itu,” ungkapnya. Akhir pekan lalu CNN berbincang selama lima menit dengan masing-masing terdakwa di sebuah lokasi rahasia. (CNN/hep/c17/tia)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/