26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Taoge Pemicu Wabah E Coli

Korban Tewas Jadi 22 Orang

BERLIN – Investigasi terkait merebaknya kasus wabah Escherichia coli atau E Coli di Eropa menghasilkan temuan baru, Senin (6/6). Setelah menginformasikan bahwa bakteri penyebar maut itu merupakan varian baru E Coli, pemerintahan Kanselir Jerman Angela Merkel mem beber bahwa sayuran lokal jenis kecambah (taoge,Red) menjadi media utama penyebaran E Coli hingga menginfeksi manusia.

Sebelumnya, Jerman menuding Spanyol sebagai tempat asal sayuran penyebab wabah maut tersebut. Mentimun dan sayuran laut seperti tomat dan selada juga diduga sebagai pemicu penyebaran wabah itu. Tudingan tersebut sempat membuat Perdana Menteri (PM) Spanyol Jose Euis Rodrisuez Zapatero berang. Pemimpin 50 tahun itu mengancam bakal menuntut balik pemerintah Merkel karena dianggap mencemarkan nama baik Spanyol.

Tetapi, setelah ditelusuri, penyebab wabah mematikan yang meluas sampai ke seluruh Eropa dan bahkan Amerika Serikat (AS) itu justru berasal dari Jerman. Kemarin Dinas Pertanian Negara Bagian Lower Saxony di kawasan utara Jerman mengumumkan bakteri mematikan tersebut menyebar lewat sayuran yang berasal dari lahan pertanian di Bienenbuettel, sekitar Kota Hamburg.   “Kami mencurigai taoge yang berasal dari lahan pertanian di kawasan utara (Jerman) sebagai pemicu wabah E Coli ini,” ujar Gert Lindermann, kepala dinas pertanian setempat, seperti dilansir surat kabar Neue Osnabruecker Zeitung.

Hingga kemarin wabah E Coli yang muncul sejak 2 Mei lalu itu telah merenggut 22 nyawa di Eropa. Dari jumlah tersebut, 21 korban di antaranya warga Jerman dan seorang lainnya warga Swedia. Selain itu, lebih dari 2 ribu warga di berbagai belahan Eropa dan AS  dilaporkan  terinfeksi sehingga harus dirawat di rumah sakit. Korban terbesar adalah warga Jerman, korban tewas tercatat 19 orang.

Di satu sisi, pengumuman itu mendatangkan kelegaan bagi pemerintah Spanyol. Tapi, sisi lain para petani menjadi sangat tertekan. Sebab, perhatian seluruh media tertuju pada mereka.

“Saya tidak habis pikir bagaimana semua ini bisa terjadi. Padahal, saya tak pernah memakai pupuk,” ungkap Klaus Verbeck, pemilik lahan pertanian di Bienenbuettel berjarak sekitar 80 kilometer di selatan Hamburg. Pengumuman dinas pertanian membuatnya menarik seluruh taoge yang sudah didistribusikan.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Jerman, Daniel Bahr. Mendengar pengumuman dinas pertanian Lower Saxony, politikus 34 tahun itu langsung merespons. “Memang ada indikasi kuat bahwa sayuran pemicu wabah E Coli itu berasal dari Distrik Uelzen di Lower Saxony. Tetapi, kita tidak boleh gegabah (menyimpulkan bahwa pemicunya adalah tauge, Red),” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah Jerman masih harus melakukan serangkaian uji laboratorium sebelum memastikan bahwa bakteri tersebut memang berasal dari sayuran dalam negeri itu. “Kita harus menunggu hasil uji laboratorium lebih dulu,” kata Bahr kepada televisi nasional Jerman.

Sementara itu, para menteri pertanian dari 27 negara anggota Uni Eropa (UE) dijadwalkan menggelar rapat darurat, Selasa (7/6). Satu-satunya topik bahasan dalam rapat itu adalah wabah E Coli yang telah menewaskan 22 orang dan menginfeksi ribuan orang lainnya. Rencananya, UE bakal memberikan ganti rugi kepada para petani Eropa yang terkena dampak bakteri mematikan tersebut.

“Para menteri akan berusaha merumuskan formula yang paling tepat untuk menanggulangi wabah mematikan itu. Bukan hanya dampaknya bagi kesehatan, tapi juga bisnis,” kata Marton Hajdu, jubir UE asal Hungaria. Mulai kemarin, pasar di negara-negara Eropa terpaksa berhenti menjual sejumlah sayuran yang berasal dari kawasan utara Jerman. Khususnya, kecambah dari kacang-kacangan seperti kacang hijau dan kacang merah.  (ap/afp/bbc/hep/dwi/jpnn)

Korban Tewas Jadi 22 Orang

BERLIN – Investigasi terkait merebaknya kasus wabah Escherichia coli atau E Coli di Eropa menghasilkan temuan baru, Senin (6/6). Setelah menginformasikan bahwa bakteri penyebar maut itu merupakan varian baru E Coli, pemerintahan Kanselir Jerman Angela Merkel mem beber bahwa sayuran lokal jenis kecambah (taoge,Red) menjadi media utama penyebaran E Coli hingga menginfeksi manusia.

Sebelumnya, Jerman menuding Spanyol sebagai tempat asal sayuran penyebab wabah maut tersebut. Mentimun dan sayuran laut seperti tomat dan selada juga diduga sebagai pemicu penyebaran wabah itu. Tudingan tersebut sempat membuat Perdana Menteri (PM) Spanyol Jose Euis Rodrisuez Zapatero berang. Pemimpin 50 tahun itu mengancam bakal menuntut balik pemerintah Merkel karena dianggap mencemarkan nama baik Spanyol.

Tetapi, setelah ditelusuri, penyebab wabah mematikan yang meluas sampai ke seluruh Eropa dan bahkan Amerika Serikat (AS) itu justru berasal dari Jerman. Kemarin Dinas Pertanian Negara Bagian Lower Saxony di kawasan utara Jerman mengumumkan bakteri mematikan tersebut menyebar lewat sayuran yang berasal dari lahan pertanian di Bienenbuettel, sekitar Kota Hamburg.   “Kami mencurigai taoge yang berasal dari lahan pertanian di kawasan utara (Jerman) sebagai pemicu wabah E Coli ini,” ujar Gert Lindermann, kepala dinas pertanian setempat, seperti dilansir surat kabar Neue Osnabruecker Zeitung.

Hingga kemarin wabah E Coli yang muncul sejak 2 Mei lalu itu telah merenggut 22 nyawa di Eropa. Dari jumlah tersebut, 21 korban di antaranya warga Jerman dan seorang lainnya warga Swedia. Selain itu, lebih dari 2 ribu warga di berbagai belahan Eropa dan AS  dilaporkan  terinfeksi sehingga harus dirawat di rumah sakit. Korban terbesar adalah warga Jerman, korban tewas tercatat 19 orang.

Di satu sisi, pengumuman itu mendatangkan kelegaan bagi pemerintah Spanyol. Tapi, sisi lain para petani menjadi sangat tertekan. Sebab, perhatian seluruh media tertuju pada mereka.

“Saya tidak habis pikir bagaimana semua ini bisa terjadi. Padahal, saya tak pernah memakai pupuk,” ungkap Klaus Verbeck, pemilik lahan pertanian di Bienenbuettel berjarak sekitar 80 kilometer di selatan Hamburg. Pengumuman dinas pertanian membuatnya menarik seluruh taoge yang sudah didistribusikan.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Jerman, Daniel Bahr. Mendengar pengumuman dinas pertanian Lower Saxony, politikus 34 tahun itu langsung merespons. “Memang ada indikasi kuat bahwa sayuran pemicu wabah E Coli itu berasal dari Distrik Uelzen di Lower Saxony. Tetapi, kita tidak boleh gegabah (menyimpulkan bahwa pemicunya adalah tauge, Red),” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah Jerman masih harus melakukan serangkaian uji laboratorium sebelum memastikan bahwa bakteri tersebut memang berasal dari sayuran dalam negeri itu. “Kita harus menunggu hasil uji laboratorium lebih dulu,” kata Bahr kepada televisi nasional Jerman.

Sementara itu, para menteri pertanian dari 27 negara anggota Uni Eropa (UE) dijadwalkan menggelar rapat darurat, Selasa (7/6). Satu-satunya topik bahasan dalam rapat itu adalah wabah E Coli yang telah menewaskan 22 orang dan menginfeksi ribuan orang lainnya. Rencananya, UE bakal memberikan ganti rugi kepada para petani Eropa yang terkena dampak bakteri mematikan tersebut.

“Para menteri akan berusaha merumuskan formula yang paling tepat untuk menanggulangi wabah mematikan itu. Bukan hanya dampaknya bagi kesehatan, tapi juga bisnis,” kata Marton Hajdu, jubir UE asal Hungaria. Mulai kemarin, pasar di negara-negara Eropa terpaksa berhenti menjual sejumlah sayuran yang berasal dari kawasan utara Jerman. Khususnya, kecambah dari kacang-kacangan seperti kacang hijau dan kacang merah.  (ap/afp/bbc/hep/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/