JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah menetapkan Sumatera Selatan (Sumsel) sebagai daerah siaga darurat asap kemarin (19/09). Keputusan ini diambil sebagai tindak lanjut atas kondisi kebakaran yang semakin tinggi hingga menimbulkan asap pekat yang tidak sehat. Status ini akan diberlakukan hingga 10 hari ke depan.
“Hasil rapat koordinasi pengendalian asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang digelar di Palembang hari ini (kemarin) memutuskan Sumsel siaga darurat bencana asap,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Sutopo mengatakan, tatus tersebut masih mungkin dinaikkan, jika dalam batas siaga nanti terjadi peningkatan indikator buruknya udara di sana. Kekhawatiran itu muncul lantaran musim kemarau di Sumsel diperkirakan masih berlanjut hingga awal Oktober nanti. Sehingga dapat menyebabkan kebakaran semakin meluas jika tidak diantisipasi.
Karenanya, BNPB akan menambah kekuatan helicopter untuk melakukan water boombing dan operasi hujan buatan di Sumsel. Salah satu caranya adalah dengan mendatangkan 2 helicopter Kamov dari Johor Bahru, Malaysia yang akan tiba di Palembang pada tanggal 29 Spetember nanti. Selain itu, akan didatangkan pula 2 unit pesawat aphibi “Air Tractor” dari Australia yang diperkirakan akan tiba esoknya.
Tak hanya mendatangkan pesawat dari luar negeri, beberapa heli yang dioperasikan di Riau dan Kalimantan juga akan dipindahkan jika diperlukan. Saat ini sendiri, sudah ada 1 heli Bolco dan 1 heli MI-8 yang beroperasi untuk memadamkan kebakaran sejak Juli lalu. Pemfokusan pemadaman di Sumsel ini dilakukan menyusul akan diselenggarakan MTQ Internasional yang diikuti 50 negara di Palembang pada 23-27 September 2014 nanti.
“Hujan buatan akan mulai dioperasikan pada Senin besok (22/09) dengan menggunakan pesawat Hercules TNI AU. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan melakukan operasi hujan buatan hingga Oktober 2014,” jelasnya. BNPB sendiri, telah memberikan bantuan Rp 12,2 milyar kepada BPBD Sumsel untuk penanganna karhutla. Saat ini, telah disediakan pula dana sebesar Rp 16 milyar jika diperlukan.
Sementara itu, Mabes Polri memberikan atensinya terhadap kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di provinsi-provinsi tersebut. informasi yang dihimpun jawa Pos menyebutkan, kemarin Kapolri Jenderal Sutarman memanggil sejumlah Kapolda terkait kebakaran hutan yang terjadi. Terutama, kapolda yang di wilayahnya terdapat titik api. Seperti Riau, Jambi, maupun Kalteng.
“Riau sudah kami cek, tidak terlalu banyak. Kemungkinan dari Kalbar, Jambi, Kalsel, di sana yang banyak. Ini sedang kami cek,” ujar Sutarman lewat keterangan pers. Pihaknya akan lebih banyak fokus menyelidiki unsur kesengajaan dalam kebakaran hutan dan mencari siapa yang bertanggung jawab di balik kebakaran tersebut. (mia/byu)