SUMUTPOS.CO – Buronan pembocor dokumen inteljen AS, Edward Snowden, terpilih sebagai salah satu pemenang Right Livelihood Award 2014 yang banyak disebut sebagai Nobel alternatif.
Ia terpilih bersama Alan Rusbridger, redaktur harian Inggris The Guardian, yang menulis laporan bersambung tentang pengintaian pemerintah AS, berdasarkan dokumen yang dibocorkan Snowden.
Hadiah lain -dalam bentuk uang tunai- diberikan kepada tiga pegiat dari Pakistan, Sri Lanka, dan AS
Orang Indonesia yang pernah mendapat Right Livelihood Award adalah mendiang Munir, pada tahun 2000. Aktivis HAM itu dibunuh di pesawat Garuda dengan racun arsenik, 10 tahun lalu.
Edward Snowden tinggal di Rusia sejak meloloskan diri dari Amerika tahun lalu.
Keberanian dan keahlian
Panitia menyebut hadiah diberikan kepada Snowden untuk “keberanian dan keahliannya dalam membongkar pengintaian negara yang tak terbayangkan, yang melanggar proses dasar demokrasi dan hak-hak konstitusional”.
Sementara redaktur Guardian, Rusbridger diberi penghargaan dengan dasar “membangun media yang didedikasikan pada jurnalisme penuh tanggung jawab kepada kepentingan umum, … membongkar praktek buruk yang dilakukan perusahaan maupun pemerintahan.”
Tiga orang yang mendapat hadiah uang 1,5 juta kronor atau senilai Rp2 miliar adalah aktivis HAM Pakistan Asma Jahangir, aktivis Asian Human Rights Commission kelahiran Sri Lanka, Basil Fernando, dan pejuang lingkungan AS, Bill McKibben.
Tak mendapat izin
Keputusan diagendakan untuk diumumkan hari Kamis namun tak bisa dilakukan di Kementrian Luar Negeri Swedia di Stockholm seperti biasanya karena kali ini tak mendapat izin.
Dan daftar pemenang sudah bocor sehari sebelumnya kepada televisi umum Swedia, SVT.
Selama 18 tahun penyelenggaraannya, pemenang selalu diumumkan di ruang pers Kementerian Luar Negeri Swedia di Stockholm.
Tapi ketika menteri luar negeri Carl Bildt mendapat informasi bahwa salah satu pemenangnya adalah Edward Snowden, tulis televisi SVT di situs internetnya, “ia menolak memberikan izin penyelenggaraan acara di gedung departemen luar negeri, lain dari kesepakatan sebelumnya.”
Dihubungi oleh kantor berita AP, kementerian luar negeri Swedia -melalui juru bicara Erik Zsiga- belum memberikan komentar.
Menlu Carl Bildt sendiri sedang berada di New York, menghadiri sidang Majelis Umum PBB. (BBC)