JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang tinggi ternyata bukan jaminan bagi seseorang memiliki kehidupan yang tenang. Justru dengan kesibukan yang tinggi membuat waktu istirahat pun tersita.
Seperti yang terekam dari survei yang dilakukan JobStreet.com Indonesia. Dari survei yang digelar September 2014 dengan 14.387 koresponden khusus di Jakarta menunjukkan bahwa 62 persen tak bisa tidur nyenyak di waktu malam.
Penyebabnya adalah karena memikirkan target yang belum tercapai dan urusan kantor lainnya yang begitu banyak. Padahal kebutuhan tidur dan istirahat sangat penting bagi kesehatan tubuh seseorang.
“Survei tersebut membuktikan ternyata permasalahan kantor masih terus menghantui mereka hingga malam hari menjelang tidur,” demikian pernyataan JobStreet dalam keterangan persnya kepada JPNN.com, Rabu (25/9).
Sementara sebanyak 38 persen karyawan menyebutkan bahwa pada saat perjalanan pulang kantor mereka juga memikirkan pekerjaan kantor yang masih menumpuk. Maka tak heran, karyawan di Jakarta merasa begitu lelah di saat pulang rumah karena bukan hanya kemacetan Jakarta yang menguras waktu mereka namun juga masalah kantor masih di benak mereka.
Namun hal tersebut tidak berlaku pada akhir pekan dan saat waktu libur. Karyawan Jakarta lebih memilih untuk memanjakan diri mereka diwaktu cuti/berlibur. Hanya ada 31 persen dari koresponden yang harus melakukan tugas kantor diwaktu cuti/berlibur. Sementara pada saat akhir pekan hanya ada 20 persen koresponden yang masih memikirkan pekerjaan mereka.
Fakta lain juga terungkap. Meski diwaktu libur hanya sedikit karyawan yang memikirkan pekerjaan mereka. Namun pada saat sakit sebanyak 50 persen karyawan mengaku masih memikirkan pekerjaan mereka seperti deadline proyek dan pekerjaan yang terpaksa tertunda karena ketidak hadiran mereka.
“Senyum menjadi salah satu kunci kesuksesan, namun hal tersebut sulit terjadi jika Anda terusik dengan pekerjaan Anda. Pilih pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahlian Anda,” saran JobStreet. (awa/jpnn)