26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Idul Adha, Sinabung Erupsi

Foto: Metro Karo/SMG Awan panas Gunung Sinabung terlihat dari Desa Gamber Tiga Serangkai, Karo, Minggu (5/10/2014).
Foto: Metro Karo/SMG
Awan panas Gunung Sinabung terlihat dari Desa Gamber Tiga Serangkai, Karo, Minggu (5/10/2014).

KARO, SUMUTPOS.CO – Perayaan Idul Adha di Tanah Karo diwarnai erupsi Sinabung sebanyak 9 kali. Jarak terjauh luncuran guguran awan panas terjadi pukul 07.30 WIB kemarin, yakni 4,5 km ke arah Selatan dengan ketinggian kolom debu vulkanik 3 km.

Informasi dari Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, erupsi pertama terjadi pada pukul 01.46 WIB. Dengan menggunakan thermal camera, teramati jarak luncur sejauh 4,5 km ke arah Selatan, dengan ketinggian kolom debu 2 km.

Kedua, pada pukul 06.38 WIB dengan jarak luncur awan panas guguran sejauh 2,5 km juga ke arah Selatan. Ketiga, pada pukul 07.36 WIB dengan jarak luncur 3 km ke arah Selatan. Keempat, pada pukul 07.53 WIB jarak luncuran guguran awan panas 4,5 km dan ketinggian kolom debu 3 km.

Erupsi kelima sampai dengan kesembilan, terjadi pada pukul 09.00, 12.28, 12.59, 13.18, dan 13.24 WIB dengan intensitas guguran awan panas skala kecil.

“Aktivitas Sinabung meningkat pada hari ini (kemarin, Red). Untuk ke depannya kita tidak dapat memprediksi. Luncuran awan panas tersebut termasuk kategori erupsi yang disebabkan guguran yang terjadi pada puncak Sinabung. Untuk itu dihimbau kepada masyarakat agar lebih meningkatkan kewaspadaan untuk menghindari hal–hal yang tidak diinginkan,” papar Kepala PPGA, Armen Putra sembari mengatakanstatus gunung Sinabung masih berada pada level III (siaga).

Lebih lanjut dikatakannya, daerah rawan bahaya masih tetap di sektor Selatan–Tenggara dengan radius 5 km yakni Desa Berastepu, Sibintun, Gamber, dan Kutatonggal.

Sementara untuk sektor Timur-Timur Laut yaitu radius 3 km. Disebutnya untuk aktivitas kegempaan Sinabung, awan panas guguran meningkat dimana sudah terjadi 9 kali. Selain itu, gempa Low Frequency (LF), gempa Hybrid dan tremor yang terus-menerus juga meningkat. Potensi untuk awan panas guguran dan erupsi masih dapat terjadi.

Pantauan Metro Karo (Sumut Pos Grup), material debu vulkanik yang dihembuskan pada erupsi kemarin sempat menghujani sejumlah daerah di Kecamatan Berastagi dan Kecamatan Merdeka, dengan intensitas rendah. Debu vulkanik yang dibawa angin juga sempat menyebabkan langit menjadi gelap karena tebalnya material debu yang dihembuskan Sinabung.

Dansatgas Penanganan Bencana Erupsi Sinabung, Letkol Inf Asep Sukarna ketika dihubungi via selulernya mengatakan, tidak ada terjadi penambahan jumlah pengungsi akibat erupsi kemarin.

“Kita tetap mengimbau kepada masyarakat agar tidak memasuki zona bahaya yang telah ditetapkan oleh PVMBG. Penjagaan di gerbang–gerbang masuk ke zona merah juga kita perketat, serta petugas selalu berpatroli untuk memantau apakah ada warga yang curi–curi masuk ke area zona merah,” ujar pria yang juga menjabat Komandan Kodim 0205/TK itu.

Informasi yang diperoleh dari Media Center Penanganan Erupsi Sinabung menyebutkan hingga saat ini pengungsi korban erupsi berjumlah 3.287 jiwa (1.019 KK) yang ditempatkan di 16 posko pengungsian terpisah.

Sementara itu perayaan Hari Raya Idul Adha 2014 di Kabupaten Karo berjalan normal, walau sempat terjadi erupsi pada saat Salat Ied dan pemotongan hewan kurban. Masyarakat yang beragama Islam terlihat antusias menjalankannya. Termasuk di desa–desa di Kecamatan Namanteran dan Payung yang sebelumnya sempat mengungsi.(riza/ras/smg/rbb)

Foto: Metro Karo/SMG Awan panas Gunung Sinabung terlihat dari Desa Gamber Tiga Serangkai, Karo, Minggu (5/10/2014).
Foto: Metro Karo/SMG
Awan panas Gunung Sinabung terlihat dari Desa Gamber Tiga Serangkai, Karo, Minggu (5/10/2014).

KARO, SUMUTPOS.CO – Perayaan Idul Adha di Tanah Karo diwarnai erupsi Sinabung sebanyak 9 kali. Jarak terjauh luncuran guguran awan panas terjadi pukul 07.30 WIB kemarin, yakni 4,5 km ke arah Selatan dengan ketinggian kolom debu vulkanik 3 km.

Informasi dari Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, erupsi pertama terjadi pada pukul 01.46 WIB. Dengan menggunakan thermal camera, teramati jarak luncur sejauh 4,5 km ke arah Selatan, dengan ketinggian kolom debu 2 km.

Kedua, pada pukul 06.38 WIB dengan jarak luncur awan panas guguran sejauh 2,5 km juga ke arah Selatan. Ketiga, pada pukul 07.36 WIB dengan jarak luncur 3 km ke arah Selatan. Keempat, pada pukul 07.53 WIB jarak luncuran guguran awan panas 4,5 km dan ketinggian kolom debu 3 km.

Erupsi kelima sampai dengan kesembilan, terjadi pada pukul 09.00, 12.28, 12.59, 13.18, dan 13.24 WIB dengan intensitas guguran awan panas skala kecil.

“Aktivitas Sinabung meningkat pada hari ini (kemarin, Red). Untuk ke depannya kita tidak dapat memprediksi. Luncuran awan panas tersebut termasuk kategori erupsi yang disebabkan guguran yang terjadi pada puncak Sinabung. Untuk itu dihimbau kepada masyarakat agar lebih meningkatkan kewaspadaan untuk menghindari hal–hal yang tidak diinginkan,” papar Kepala PPGA, Armen Putra sembari mengatakanstatus gunung Sinabung masih berada pada level III (siaga).

Lebih lanjut dikatakannya, daerah rawan bahaya masih tetap di sektor Selatan–Tenggara dengan radius 5 km yakni Desa Berastepu, Sibintun, Gamber, dan Kutatonggal.

Sementara untuk sektor Timur-Timur Laut yaitu radius 3 km. Disebutnya untuk aktivitas kegempaan Sinabung, awan panas guguran meningkat dimana sudah terjadi 9 kali. Selain itu, gempa Low Frequency (LF), gempa Hybrid dan tremor yang terus-menerus juga meningkat. Potensi untuk awan panas guguran dan erupsi masih dapat terjadi.

Pantauan Metro Karo (Sumut Pos Grup), material debu vulkanik yang dihembuskan pada erupsi kemarin sempat menghujani sejumlah daerah di Kecamatan Berastagi dan Kecamatan Merdeka, dengan intensitas rendah. Debu vulkanik yang dibawa angin juga sempat menyebabkan langit menjadi gelap karena tebalnya material debu yang dihembuskan Sinabung.

Dansatgas Penanganan Bencana Erupsi Sinabung, Letkol Inf Asep Sukarna ketika dihubungi via selulernya mengatakan, tidak ada terjadi penambahan jumlah pengungsi akibat erupsi kemarin.

“Kita tetap mengimbau kepada masyarakat agar tidak memasuki zona bahaya yang telah ditetapkan oleh PVMBG. Penjagaan di gerbang–gerbang masuk ke zona merah juga kita perketat, serta petugas selalu berpatroli untuk memantau apakah ada warga yang curi–curi masuk ke area zona merah,” ujar pria yang juga menjabat Komandan Kodim 0205/TK itu.

Informasi yang diperoleh dari Media Center Penanganan Erupsi Sinabung menyebutkan hingga saat ini pengungsi korban erupsi berjumlah 3.287 jiwa (1.019 KK) yang ditempatkan di 16 posko pengungsian terpisah.

Sementara itu perayaan Hari Raya Idul Adha 2014 di Kabupaten Karo berjalan normal, walau sempat terjadi erupsi pada saat Salat Ied dan pemotongan hewan kurban. Masyarakat yang beragama Islam terlihat antusias menjalankannya. Termasuk di desa–desa di Kecamatan Namanteran dan Payung yang sebelumnya sempat mengungsi.(riza/ras/smg/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/