BERASTAGI, SUMUTPOS.CO – Abu vulkanik gunung Sinabung yang menyelimuti Kota Berastagi dan sejumlah desa mengganggu ekonomi warga. Abu setebal 1 cm membuat pedagang enggan jualan, petani memanen dini hasil tanamannya, dan infeksi saluran pernapasan menjadi momok bagi warga di Kabupaten Karo. Dinas Kesehatan Karo belum membagikan masker pada warga.
Pantauan METRO KARO (grup SUMUTPOS.CO), Rabu (8/10) siang, tidak hanya Berastagi, sejumlah desa di Kecamatan Merdeka seperti Jaranguda, Semangat Gunung, Cinta Rayat juga dihujani debu vulkanik dengan ketebalan lebih kurang 1 cm.
“Tanpa diperintah pun, Dinkes seharusnya peka dan langsung turun membagikan masker kepada masyarakat. Tapi hingga saat ini tidak ada. Yang ada hanya para relawan-relawan yang turun ke jalan membagikan masker,” keluh warga Berastagi, Iwan Sembiring.
Sementara itu untuk aktivitas guguran awan panas Sinabung sesuai informasi yang dihimpun dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung, sejak pukul 00.00 – 18.00 WIB tercatat sebanyak 6 kali kejadian dengan luncuran terjauh 3 km ke arah Tenggara – Selatan (Desa Gurukinayan, Sukameriah, Sibintun, Berastepu) dan arah angin bergerak ke timur (kota Berastagi).
Sedangkan pada Selasa (7/10) sekira pukul 22.29 WIB terjadi guguran awan panas sejauh 4,7 km ke arah Tenggara Selatan dan arah angin bergerak ke Timur. Guguran awan panas ini lah yang menyebabkan Kota Berastagi sekitar dihujani debu vulkanik dengan intensitas tinggi.
“Himbauan kepada masyarakat agar tetap menjauhi zona rekomendasi kita yakni, 5 km sektor Selatan Tenggara dan radius 3 km untuk arah timur. Selain itu yang paling penting dengan meningkatnya intensitas debu yang dimuntahkan Sinabung, masyarakat diharapkan menggunakan masker untuk melindungi saluran pernafasan,” ujar petugas PPGA, Arif yang dihubungi via seluler.
Lebih lanjut dikatakan Arif, hingga saat ini status gunung Sinabung masih berada pada Siaga (Level III). Belum ada tanda–tanda akan peningkatan status menjadi awas (Level IV).