BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Sedikitnya 91 unit kios pakaian di areal Pasar Inpres Jl. Jawa Kel. Belawan 2, Kec. Medan Belawan ludes dilalap si jago merah, Jumat (10/10) sekira puku 24.30 WIB. Meski tak ada korban jiwa, namun terbakaranya pasar tradisional yang rencananya akan direvitalisasi oleh Pemko Medan itu menimbulkan kerugian ratusan juta rupiah, akibat sebagian besar kios berisi barang milik pedagang ludes.
Informasi diperoleh, peristiwa kebakaran yang terjadi menjelang tengah malam (9/10) itu diketahui setelah beberapa warga yang bermukim di sekitar lokasi melihat kepulan asap disertai nyala api yang keluar dari salah satu kios milik pedagang bernama Boim. Api yang terus membesar menjalar ke tumpukan barang dan bangunan kios lainnya.
Dalam hitungan menit, api yang sulit dikuasai membuat warga sekitar panik. Sedikitnya 10 armada pemadam kebakaran Pemko Medan yang tiba di lokasi setelah mendapat kabar berupaya melakukan pemadaman.
Tapi tim pemadam tak bisa berkerja dengan maksimal karena lokasi kejadian sangat sempit dan tak bisa dilalui mobil pemadam. Karena itulah, petugas hanya mampu bekerja menggunakan selang panjang untuk menyeprotkan air untuk memadamkan kobaran api yang makin membesar.
Api baru berhasil dijinakkan 2 jam kemudian. Bahkan sebelum api padam, warga sempat menghakimi Paiyan Maruli Siahaan (34) warga Jl. Paluh yang kedapatan mencuri beberapa potong pakaian milik korban kebakaran.
Kanit Reskrim Polsek Medan Belawan, Iptu Ichwan Lubis yang dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sekarang sedang memintai keterangan tiga orang saksi yaitu Muhammad Nardi alias Black dan Boim serta Rahmadsyah. “Dari keterangan ketiga saksi tersebut, api berawal dari korsleting listrik kios milik Boim yang ditinggal pergi,” Ichwan.
Sementara itu saat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) team Labfor Poldasu yang turun ke lokasi tidak menemukan adanya puing-puing kebakaran yang dicurigai serta dijadikan sebagai barang bukti.
Amukan api tak hanya menyebabkan pemilik kios merugi dari segi materi saja. Para pedagang juga kehilangan mata pencarian sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hal tersebut diungkapkan oleh S Sinaga (45). “Bagaimana lagi kami mencari nafkah, semua barang dagangan kami ludes terbakar. Dari mana lagi kami mencari modal,” lirihnya sedih. Saat ini, para korban yang sudah puluhan tahun jualan di lokasi itu sangat mengharapkan perhatian Pemko Medan.
“Kami mengharapkan pemko Medan untuk memberikan perhatian kepada para korban. Dari hasil jualan di pajak inilah kami dapat membesarkan dan manyekolahkan anak-anak kami. Kalau Pemko Medan tidak perduli dengan nasib kami, bagaimana kami bisa bertahan hidup,” terangnya.
Di balik kesedihan itu, peristiwa itu juga menimbulkan tanda tanya bagi para pedagang. Pasalnya, tiga bulan sebelum kejadian, PD Pasar Kota Medan selaku pengelolah sempat menyuruh para pedagan untuk mengosongkan kios masing-masing.
“Tiga bulan lalu pihak PD Pasar sempat menyarankan kami untuk mengosongkan areal pasar. Karena tak ada diberikan tempat yang lain buat kami mencari makan, kami tetap bertahan untuk berjualan di lokasi kejadian,” ungkap Boru Sianturi diamini pedagang lain yang jadi korban.
“Sebelum keluar imbaun dari PD Pasar, kami para pedagan tidak pernah mengalami musibah seperti ini. Seakan peristiwa kebakaran ini diduga sudah direncanai untuk mengusir para pedagang dari lokasi,” sambung Sianturi. Selain itu ada isu yang berkembang di lapangan, dugaan lokasi pasar yang akan direlokasi itu sengaja dibakar untuk mempermudah pihak pengelola melakukan renovasi. “Mungkin bisa saja biar mudah pengelola untuk merenovasi makanya sengaja dibakar, lihatlah di beberapa pajak yang ada di Medan, ketika mau direnovasi pasti terbakar. Bisa jadi ini politiknya biar tidak besar anggarannya,” oceh para masyarakat di Belawan. (mag-1/deo)