KATHMANDU, SUMUTPOS.CO – Pegunungan Himalaya, Nepal, menjadi “kuburan” bagi sedikitnya 17 pendaki. Nyawa mereka terenggut di barisan pegunungan di Asia tersebut saat terjadi longsor pada Selasa (14/10). Lebih dari seratus orang lainnya juga dinyatakan hilang kontak dan keberadaannya belum diketahui.
Badai salju terjadi ketika rombongan pendaki gunung kembali dari jalur pendakian Thorung La, Sirkuit Annapurna, Distrik Mustang. Pencarian baru bisa dilakukan kemarin (15/10) saat cuaca membaik.
“Ada salju longsor yang berkuatan besar di area itu. Tebal salju mencapai 91 sentimeter,” ujar Ganesh Rai, petugas kepolisian setempat. Dua korban tewas berasal dari Polandia, dua warga Israel, empat orang Kanada, dan seorang pendaki India. Sisanya adalah warga lokal yang menjadi pemandu. Tim penyelamat menyatakan bahwa mereka butuh waktu beberapa hari untuk membawa turun jenazah para korban.
Rai menyebutkan bahwa total ada 168 turis yang terdaftar menaiki pendakian di Mustang pada minggu ini. Jumlah tersebut tidak termasuk pemandu lokal. Oktober memang merupakan peak season pendakian di Nepal. Bulan ini ribuan warga asing mendaki di sekeliling Pegunungan Himalaya. Thorung La merupakan salah satu rute favorit pendaki. Rute itu mengelilingi Annapurna yang merupakan puncak tertinggi ke-10 di dunia.
Tentara Nepal telah menerjunkan beberapa helikopter untuk melakukan operasi penyelamatan dan pencarian. Sejauh ini mereka baru menemukan 40 pendaki yang selamat. Mereka dibawa dengan helikopter menuju rumah sakit di Kota Jomsom. Korban selamat tersebut hanya terluka ringan. Diperkirakan, mereka berhasil bertahan karena cuaca terus membaik dan mereka bisa mencapai wilayah aman. Pencarian akan terus dilakukan sampai seluruh korban ditemukan.
“Jaringan telepon tidak terlalu bagus saat ini. Jadi, kami belum berhasil mengontak korban hilang,” jelas pejabat di Distrik Musang Baburam Bhandari.
Pada hari yang sama, tiga penduduk lokal juga tewas lantaran longsor ketika sedang menggembala ternak di Distrik Mustang. Jenazah mereka juga baru bisa diambil kemarin.
Tim penyelamat mengungkapkan, longsor secara tiba-tiba di beberapa titik tersebut mungkin disebabkan ekor dari Topan Hudhud. Angin kencang itu melanda wilayah India Tenggara awal minggu ini. Gambar satelit memperlihatkan bahwa topan tersebut saat ini meninggalkan Nepal menuju Tiongkok. Namun, para ahli menjelaskan bahwa perubahan suhu secara global juga ikut berkontribusi pada longsor yang belakangan kerap terjadi di Pegunungan Himalaya.
Bencana salju longsor itu menjadi pukulan telak kedua bagi industri pendakian di Himalaya. Sebelumnya, 16 sherpa atau pemandu tewas digulung salju yang longsor pada 21 April lalu. Kasus tersebut berbuntut panjang saat para pendaki lainnya mogok dan jalur-jalur pendakian terpaksa ditutup. Itu berdampak luar biasa pada perekonomian di Nepal yang sangat mengandalkan sektor pariwisata untuk pendakian di Pegunungan Himalaya. (AFP/The Guardian/sha/c14/ami)